Ketum PBNU: Penanggulangan Bencana dan Perubahan Iklim Harus Didekati dari Berbagai Perspektif
loading...
A
A
A
JAKARTA - Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama ( PBNU ) KH Yahya Cholil Staquf resmi membuka Rapat Koordinasi Nasional (Rakornas) Lembaga Penanggulangan Bencana dan Perubahan Iklim Nahdlatul Ulama (LPBINU), Sabtu (3/6/2023). Rakornas yang berlangsung selama tiga hari, Jumat-Minggu (2-4/6/2023) itu digelar di Pesantren Al-Hamidiyah Depok, Jawa Barat.
Pembukaan Rakornas LPBINU ditandai dengan tawasul oleh Gus Yahya, sapaan akrab KH Yahya Cholil Tsaquf dan tabuhan rebana oleh Gus Yahya bersama Ketua LPBINU TB Ace Hasan Syadzily dan Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Letjen TNI Suharyanto.
"Mari kita membuka Rakornas dengan Alfatihah untuk baginda Rasul, para muassis Nahdlatul Ulama," ujar Gus Yahya dalam sambutannya.
Gus Yahya mengatakan, penanggulangan bencana dan perubahan iklim merupakan rangkaian kompleks dan harus didekati dari berbagai perspektif. "Menyangkut perubahan iklim ini sangat fundamental. Ini menyangkut satu set kebijakan kompleks yang harus didesain sedemikian rupa untuk menjadi output yang koheren," ujarnya.
Sementara itu, TB Ace Hasan Syadzily mengatakan, tema yang diangkat dalam Rakornas LPBINU sejalan dengan apa yang dihasilkan dari R20 dan sejalan dengan 1 Abad NU. "Kami mengangkat tema ini sejalan dengan apa yang dihasilkan oleh tokoh agama dalam R20 yaitu spiritual ekologis dan sejalan dengan 1 Abad NU yaitu merawat jagad membangun peradaban," ujarnya.
Menurutnya, agama menghadapi tantangan baru terhadap perubahan iklim. Selain menjadi ancaman nyata bagi kesehatan, juga mempengaruhi aktivitas ekonomi.
Adapun Letjen TNI Suharnyato mengatakan tema yang diangkat dalam dalam Rakornas LPBINU sangat tepat dalam rangka penanganan bencana. Ia menyebut tantangan Indonesia sekarang ini terkait dengan bencana meteorologi, seperti kekeringan.
Direktur Utama Yayasan Islam Al-Hamidiyah, KH Imam Susanto Sjaichu menyampaikan terima kasih kepada PBNU yang telah mempercayakan Al-Hamidiyah untuk menjadi tuan rumah Rakornas dan Seminar LPBINU. "Kami berharap acara ini memberikan kontribusi, terwujudnya masyarakat yang adaptif dan memiliki ketahanan dalam menghadapi bencana," ujarnya.
Pembukaan Rakornas LPBINU ditandai dengan tawasul oleh Gus Yahya, sapaan akrab KH Yahya Cholil Tsaquf dan tabuhan rebana oleh Gus Yahya bersama Ketua LPBINU TB Ace Hasan Syadzily dan Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Letjen TNI Suharyanto.
"Mari kita membuka Rakornas dengan Alfatihah untuk baginda Rasul, para muassis Nahdlatul Ulama," ujar Gus Yahya dalam sambutannya.
Gus Yahya mengatakan, penanggulangan bencana dan perubahan iklim merupakan rangkaian kompleks dan harus didekati dari berbagai perspektif. "Menyangkut perubahan iklim ini sangat fundamental. Ini menyangkut satu set kebijakan kompleks yang harus didesain sedemikian rupa untuk menjadi output yang koheren," ujarnya.
Sementara itu, TB Ace Hasan Syadzily mengatakan, tema yang diangkat dalam Rakornas LPBINU sejalan dengan apa yang dihasilkan dari R20 dan sejalan dengan 1 Abad NU. "Kami mengangkat tema ini sejalan dengan apa yang dihasilkan oleh tokoh agama dalam R20 yaitu spiritual ekologis dan sejalan dengan 1 Abad NU yaitu merawat jagad membangun peradaban," ujarnya.
Menurutnya, agama menghadapi tantangan baru terhadap perubahan iklim. Selain menjadi ancaman nyata bagi kesehatan, juga mempengaruhi aktivitas ekonomi.
Adapun Letjen TNI Suharnyato mengatakan tema yang diangkat dalam dalam Rakornas LPBINU sangat tepat dalam rangka penanganan bencana. Ia menyebut tantangan Indonesia sekarang ini terkait dengan bencana meteorologi, seperti kekeringan.
Direktur Utama Yayasan Islam Al-Hamidiyah, KH Imam Susanto Sjaichu menyampaikan terima kasih kepada PBNU yang telah mempercayakan Al-Hamidiyah untuk menjadi tuan rumah Rakornas dan Seminar LPBINU. "Kami berharap acara ini memberikan kontribusi, terwujudnya masyarakat yang adaptif dan memiliki ketahanan dalam menghadapi bencana," ujarnya.
(abd)