Pangdam Cenderawasih yang Kariernya Melejit hingga Jenderal Bintang 4, Nomor 1 Mertua SBY
loading...
A
A
A
1. Jenderal TNI Sarwo Edhie Wibowo
Sarwo Edhie Wibowo merupakan Pangdam Cenderawasih pertama yang berhasil menembus jenderal bintang empat. Hanya saja bintang empat yang diraihnya merupakaan jenderal kehormatan pemberian dari Presiden Soeharto.
Sarwo Edhie merupakan salah satu tokoh penting dalam peristiwa G30S sebagai pemberantas para komunis. Hal yang tidak terlupakan ketika ayah mertua Presiden RI ke-6 Susilo Bambang Yudhoyono ini merebut pangkalan udara dari tangan komunis.
Ketika peristiwa G30S berlangsung, Sarwo Edhie tengah menjabat sebagai Panglima RPKAD (Resimen Komando Angkatan darat) yang sekarang bernama (Komando Pasukan Khusus). Kala itu, pria asal Purworejo ini jadi orang kepercayaan Jenderal Soeharto untuk menumpas gerakan yang didalangi komunis tersebut.
Alasan ditunjuknya Sarwo Edhie sebagai pemimpin penumpasan G30S ini tidak lain karena kematian sahabatnya Jenderal Ahmad Yani yang juga berasal dari Purworejo. Untuk itulah sosok Sarwo Edhie dipandang sebagai seorang yang sangat termotivasi untuk membungkam gerakan kelompok separatis tersebut.
Menurut laporan Sarwo Edhie sendiri yang dikatakannya pada 1989 di depan DPR, operasi penumpasan G30S dan PKI oleh militer memakan hingga 3 juta korban jiwa. Mereka disebutkan berasal dari Jawa Tengah, Jawa Timur, dan Bali.
Dalam karier militernya, ayah mantan Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD) Pramono Edhie Wibowo ini pernah menempati sejumlah posisi penting. Mulai dari Komandan RPKAD (1964-1967), Pangdam II/Bukit Barisan (1967-1968), Pangdam XVII/Tjenderawasih (1968-1970), dan Gubernur AKABRI (1970-1974).
Setelah tak lagi berdinas di militer, Sarwo Edhie dipercaya menjadi Duta Besar Indonesia untuk Korea Selatan dengan masa jabatan Mei 1973-Mei 1978. Ia mengisi kursi yang ditinggalkan Jenderal LB Moerdani.
2. Jenderal TNI Wismoyo Arismunandar
Wismoyo Arismunandar adalah Pangdam Cenderawasih kedua yang berhasil mengemban bintang empat di pundaknya. Lulusan Akademi Militer Nasional (AMN) tahun 1963 berhasil menembuh jenderal bintang empat ketika mengamban jabatan sebagai Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD).
Sarwo Edhie Wibowo merupakan Pangdam Cenderawasih pertama yang berhasil menembus jenderal bintang empat. Hanya saja bintang empat yang diraihnya merupakaan jenderal kehormatan pemberian dari Presiden Soeharto.
Sarwo Edhie merupakan salah satu tokoh penting dalam peristiwa G30S sebagai pemberantas para komunis. Hal yang tidak terlupakan ketika ayah mertua Presiden RI ke-6 Susilo Bambang Yudhoyono ini merebut pangkalan udara dari tangan komunis.
Ketika peristiwa G30S berlangsung, Sarwo Edhie tengah menjabat sebagai Panglima RPKAD (Resimen Komando Angkatan darat) yang sekarang bernama (Komando Pasukan Khusus). Kala itu, pria asal Purworejo ini jadi orang kepercayaan Jenderal Soeharto untuk menumpas gerakan yang didalangi komunis tersebut.
Alasan ditunjuknya Sarwo Edhie sebagai pemimpin penumpasan G30S ini tidak lain karena kematian sahabatnya Jenderal Ahmad Yani yang juga berasal dari Purworejo. Untuk itulah sosok Sarwo Edhie dipandang sebagai seorang yang sangat termotivasi untuk membungkam gerakan kelompok separatis tersebut.
Menurut laporan Sarwo Edhie sendiri yang dikatakannya pada 1989 di depan DPR, operasi penumpasan G30S dan PKI oleh militer memakan hingga 3 juta korban jiwa. Mereka disebutkan berasal dari Jawa Tengah, Jawa Timur, dan Bali.
Dalam karier militernya, ayah mantan Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD) Pramono Edhie Wibowo ini pernah menempati sejumlah posisi penting. Mulai dari Komandan RPKAD (1964-1967), Pangdam II/Bukit Barisan (1967-1968), Pangdam XVII/Tjenderawasih (1968-1970), dan Gubernur AKABRI (1970-1974).
Setelah tak lagi berdinas di militer, Sarwo Edhie dipercaya menjadi Duta Besar Indonesia untuk Korea Selatan dengan masa jabatan Mei 1973-Mei 1978. Ia mengisi kursi yang ditinggalkan Jenderal LB Moerdani.
2. Jenderal TNI Wismoyo Arismunandar
Wismoyo Arismunandar adalah Pangdam Cenderawasih kedua yang berhasil mengemban bintang empat di pundaknya. Lulusan Akademi Militer Nasional (AMN) tahun 1963 berhasil menembuh jenderal bintang empat ketika mengamban jabatan sebagai Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD).