Dukung Proporsional Terbuka, Demokrat Tak Ingin seperti Beli Kucing dalam Karung
loading...
A
A
A
JAKARTA - Ketua Fraksi Partai Demokrat Edhie Baskoro Yudhoyono menyatakan, pihaknya akan mendukung sistem Pemilu proporsional terbuka pada Pileg 2024. Ia tak ingin, rakyat tak mengetahui calon wakil rakyatnya saat hendak memilih.
"Kami mendukung sistem proporsional terbuka , Kita tidak ingin mendapat calon anggota DPR RI seperti membeli kucing dalam karung," kata pria yang akrab disapa Ibas ini di Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta Pusat, Selasa (30/5/2023).
Sejak awal kata Ibas, Fraksi Demokrat konsisten menolak sistem Pemilu proporsional tertutup. Apalagi, katanya, proses tahapan Pemilu telah berjalan.
"Daya pikir komitmen kita sama, tidak hanya Partai Demokrat, seluruh fraksi di parlemen hari ini mengingatkan kepada hakim-hakim MK yang mulia dan terhormat, agar mereka dapat memutuskan yang terbaik untuk bangsanya," terang Ibas.
Ibas mengingatkan kepada hakim MK, bahwa proses tahapan Pileg 2024 telah berjalan 11,5 bulan. Ia mengajak agar seluruh pihak dapat menyukseskan pesta demokrasi lima tahunan itu dengan menjunjung etika, jujur, adil, hingga transparan.
"Tentu rumor atau diskusi ini jangan dikesampingkan, karena kalau tidak kami ingatkan terus menerus testimoni dari Prof Denny itu adalah pengingat, supaya kita tidak tertidur di saat kita semua sedang berupaya berkompetisi secara sehat," tuturnya.
"Karena beda pandangan di parlemen sudah sangat biasa. Saya pikir kami Partai Demokrat sebagai oposisi yang juga sangat kritis kita juga ingin mendukung cara-cara proses demokrasi perundang-undangan yang sesuai dengan normanya," tandasnya.
Sebagai informasi, delapan Fraksi DPR menyerukan penolakan sistem Pemilu proporsional tertutup. Mereka menyatakan sikap itu, usai menggelar konferensi pers di Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta Pusat, Selasa (30/5/2023).
Adapun konferensi pers itu, turut dihadiri oleh seluruh Fraksi DPR terkecuali PDIP. Dari Golkar, diwakili oleh Ketua Fraksi Kahar Muzakir, Ketua Fraksi PAN Saleh Daulay dan Waketum Habiburokhman.
Kemudian Ketua Fraksi PPP Amir Uskara, Ketua Fraksi PKS Jazuli Juwani, Ketua Fraksi Nasdem Robert Rouw, Sekretaris Frakai PKB oleh Fathan Subchi, dan Ketua Fraksi Partai Demokrat oleh Ketua Fraksi Edhie Bsakoro Yudhoyono.
"Terbuka yes, tertutup no," seru delapan fraksi sebelum menutup konferensi pers.
Dalam pidatonya, Ketua Fraksi Golkar Kahar Muzakir mengingatkan sistem Pemilu proporsional terbuka telah berlaku sejak lama. Bila diubah, ia menyayangkan lantaran proses Pemilu telah berjalan.
"Kita sudah menyampaikan DCS kepada KPU. Setiap partai politik calegnya itu dari DPRD kabupaten/kota DPR RI jumlahnya kurang lebih 20 ribu orang. Jadi kalau ada 15 partai politik itu ada 300 ribu. Nah mereka ini akan kehilangan hak konstusionalnya kalau dia pakai sistem tertutup," tutup Kahar.
"Kami mendukung sistem proporsional terbuka , Kita tidak ingin mendapat calon anggota DPR RI seperti membeli kucing dalam karung," kata pria yang akrab disapa Ibas ini di Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta Pusat, Selasa (30/5/2023).
Sejak awal kata Ibas, Fraksi Demokrat konsisten menolak sistem Pemilu proporsional tertutup. Apalagi, katanya, proses tahapan Pemilu telah berjalan.
"Daya pikir komitmen kita sama, tidak hanya Partai Demokrat, seluruh fraksi di parlemen hari ini mengingatkan kepada hakim-hakim MK yang mulia dan terhormat, agar mereka dapat memutuskan yang terbaik untuk bangsanya," terang Ibas.
Ibas mengingatkan kepada hakim MK, bahwa proses tahapan Pileg 2024 telah berjalan 11,5 bulan. Ia mengajak agar seluruh pihak dapat menyukseskan pesta demokrasi lima tahunan itu dengan menjunjung etika, jujur, adil, hingga transparan.
"Tentu rumor atau diskusi ini jangan dikesampingkan, karena kalau tidak kami ingatkan terus menerus testimoni dari Prof Denny itu adalah pengingat, supaya kita tidak tertidur di saat kita semua sedang berupaya berkompetisi secara sehat," tuturnya.
"Karena beda pandangan di parlemen sudah sangat biasa. Saya pikir kami Partai Demokrat sebagai oposisi yang juga sangat kritis kita juga ingin mendukung cara-cara proses demokrasi perundang-undangan yang sesuai dengan normanya," tandasnya.
Sebagai informasi, delapan Fraksi DPR menyerukan penolakan sistem Pemilu proporsional tertutup. Mereka menyatakan sikap itu, usai menggelar konferensi pers di Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta Pusat, Selasa (30/5/2023).
Adapun konferensi pers itu, turut dihadiri oleh seluruh Fraksi DPR terkecuali PDIP. Dari Golkar, diwakili oleh Ketua Fraksi Kahar Muzakir, Ketua Fraksi PAN Saleh Daulay dan Waketum Habiburokhman.
Kemudian Ketua Fraksi PPP Amir Uskara, Ketua Fraksi PKS Jazuli Juwani, Ketua Fraksi Nasdem Robert Rouw, Sekretaris Frakai PKB oleh Fathan Subchi, dan Ketua Fraksi Partai Demokrat oleh Ketua Fraksi Edhie Bsakoro Yudhoyono.
"Terbuka yes, tertutup no," seru delapan fraksi sebelum menutup konferensi pers.
Dalam pidatonya, Ketua Fraksi Golkar Kahar Muzakir mengingatkan sistem Pemilu proporsional terbuka telah berlaku sejak lama. Bila diubah, ia menyayangkan lantaran proses Pemilu telah berjalan.
"Kita sudah menyampaikan DCS kepada KPU. Setiap partai politik calegnya itu dari DPRD kabupaten/kota DPR RI jumlahnya kurang lebih 20 ribu orang. Jadi kalau ada 15 partai politik itu ada 300 ribu. Nah mereka ini akan kehilangan hak konstusionalnya kalau dia pakai sistem tertutup," tutup Kahar.
(maf)