Erick Thohir, Revolusi Mental, dan Kebangkitan Bangsa
loading...
A
A
A
Dari peristiwa itu kita bisa membaca bahwa kita sebagai sebuah bangsa Indonesia menunjukkan kedewasaan dan menunjukkan rasa cinta terhadap sepak bola. Semangat nasionalisme yang selama ini mengalir dalam darah para pendukung telah menjelma menjadi nyala yang membakar semangat Timnas Indonesia U-22 di gelanggang sepak bola untuk mengakhiri musim paceklik selama 3 dekade.
Mengutip apa yang dikatakan Erick Thohir dalam status unggahannya yang semakin meneguhkan semangat kebangkitan pemuda hari ini, “Tanggal 20 Mei nanti, bangsa Indonesia akan memperingati hari kebangkitan nasional. Tepat hari ini, Timnas Indonesia menunjukkan apa hari bangkit sesungguhnya. Selamat merayakan hasil perjuangan Garuda Muda. Mental pemenang telah membawamu terbang tinggi.”
Pahlawan muda ini terus berjalan dengan senyum yang masih merekah. Sebelumnya mereka telah diarak melalui Jalan Jenderal Sudirman, lalu turun ke Semanggi, melewati Stasiun Dukuh Atas hingga tiba di Bundaran HI, kemudian skuad Garuda Nusantara mengikuti solat Jumat bersama di Masjid Albina Kompleks GBK.
Bagi Erick Thohir revolusi mental telah dimulai dari sepak bola, kemudian menjadi revolusi mental untuk Indonesia. Revolusi mental ini bukanlah hal yang mustahil, sebab sepak bola seperti kita ketahui bersama bukanlah sekadar permainan. Sepak bola telah menjadi bagian dari budaya masyarakat Indonesia, bahkan lebih jauh lagi sebagai ideologi. Maka dari itu, permainan sepak bola yang baik dapat menjadi gambaran dinamika pemuda suatu negara.
Bagi kita spirit dalam sepak bola di Indonesia sebagai bentuk revolusi mental. Itulah yang harus kita jaga bersama. Tentu, cita-cita tersebut bukan hanya tugas pemain, pelatih, PSSI, supporter, dan pemerintah, melainkan tugas kita bersama, anak bangsa. Bismillah!
Mengutip apa yang dikatakan Erick Thohir dalam status unggahannya yang semakin meneguhkan semangat kebangkitan pemuda hari ini, “Tanggal 20 Mei nanti, bangsa Indonesia akan memperingati hari kebangkitan nasional. Tepat hari ini, Timnas Indonesia menunjukkan apa hari bangkit sesungguhnya. Selamat merayakan hasil perjuangan Garuda Muda. Mental pemenang telah membawamu terbang tinggi.”
Revolusi Mental dari Sepakbola
Skuad Timnas Indonesia telah sampai di Bandara pada tanggal 18 Mei, malam hari. Kedatangan mereka disambut oleh nyanyian kemenangan Champione dan sorak-sorai para pendukung. Keesokan harinya pasukan merah putih ini disambut para suporter yang memadati daratan Senayan, mulai dari Hotel Fairmont, Kemenpora, dan Stadion Gelora Bung Karno.Pahlawan muda ini terus berjalan dengan senyum yang masih merekah. Sebelumnya mereka telah diarak melalui Jalan Jenderal Sudirman, lalu turun ke Semanggi, melewati Stasiun Dukuh Atas hingga tiba di Bundaran HI, kemudian skuad Garuda Nusantara mengikuti solat Jumat bersama di Masjid Albina Kompleks GBK.
Bagi Erick Thohir revolusi mental telah dimulai dari sepak bola, kemudian menjadi revolusi mental untuk Indonesia. Revolusi mental ini bukanlah hal yang mustahil, sebab sepak bola seperti kita ketahui bersama bukanlah sekadar permainan. Sepak bola telah menjadi bagian dari budaya masyarakat Indonesia, bahkan lebih jauh lagi sebagai ideologi. Maka dari itu, permainan sepak bola yang baik dapat menjadi gambaran dinamika pemuda suatu negara.
Bagi kita spirit dalam sepak bola di Indonesia sebagai bentuk revolusi mental. Itulah yang harus kita jaga bersama. Tentu, cita-cita tersebut bukan hanya tugas pemain, pelatih, PSSI, supporter, dan pemerintah, melainkan tugas kita bersama, anak bangsa. Bismillah!
(muh)