Memetakan Aspek Psikologi Terhadap Tumbuh Kembang Terorisme di Indonesia

Kamis, 16 Februari 2023 - 22:04 WIB
loading...
Memetakan Aspek Psikologi Terhadap Tumbuh Kembang Terorisme di Indonesia
Zaedi Basitturozak, Bendahara Umum Pimpinan Pusat Pemuda Muhammadiyah. Foto/SINDOnews
A A A
Zaedi Basitturozak
Bendahara Umum Pimpinan Pusat Pemuda Muhammadiyah

DALAM rangka mematikan sel-sel terorisme di Indonesia, salah satunya diperlukan pendekatan dakwah kultural serta paradigma objektif terhadap karakteristik daerah, potensi yang dimiliki dan aspek yang memengaruhi. Terminologi dakwah kultural yang digunakan akan menyemai berbagai teknik dakwah, salah satunya "soft approach".

Keberadaan kelompok teroris sesungguhnya tidak lepas dari regenerasi yang terus dilakukan dengan merekrut anggota-anggota baru yang disiapkan menjadi martir. Mereka merekrut anggota dengan berbagai cara. Tentu saja dengan ideologisasi. Mulai dari pertemuan-pertemuan tertutup hingga propaganda publik melalui berbagai metode.

Dari siklus itulah, proses transformasi paradigmatik mereplikasi individu-individu radikal menjadi teroris beroperasi. Ada 5 siklus pra-kondisi yang mereplikasi individu radikal menjadi teroris.

Pertama, Penyusupan ideologisasi terhadap individu diinfiltrasi saat individu mencari solusi tentang apa yang dirasakan sebagai perlakuan tidak adil atau situasi yang tidak berpihak dalam hidupnya. Kedua, infiltrasi itu diinjeksi dengan mendorong individu membangun kesiapan fisik untuk memindahkan solusi atas persoalan tersebut dengan merubah individu menjadi martir.

Ketiga, setelah berjalannya materi-materi perkaderan, individu distimulus untuk mengidentifikasi dengan mengadopsi nilai-nilai moral dari kelompoknya. Keempat, bai'at atau sumpah sepenanggungan. Orang atau individu yang telah masuk ke dalam circle atau lingkaran teroris sangat kecil kemungkinan bisa keluar dari kelompok tersebut.

Setelah melalui empat siklus itulah, maka di sikulus terakhir, yaitu ke lima, maka individu secara psikologis menjadi termotivasi militansinya menjadi martir untuk melakukan kegiatan-kegiatan terorisme.

Keseimbangan antara keyakinan (yang kokoh) dengan Toleransi

Sesungguhnya, gerakan ISIS akan sulit berkembang di Indonesia. Disebabkan, ideologi ISIS tak sejalan dengan Pancasila, UUD 1945, dan Bhineka Tunggal Ika.

Namun demikian, Indonesia menjadi target dari tumbuh dan berkembangnya ISIS. Hal ini cukup beralasan, sebab pertama, jumlah muslim di Indonesia yang menjadi mayoritas penduduknya. Kedua, di Indonesia banyak muncul gerakan radikal, dan ketiga, beberapa WNI diduga bergabung dengan kelompok ISIS di Suriah maupun Irak.
Halaman :
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1733 seconds (0.1#10.140)