HPN 2023 dan Regulasi Platform
loading...

Platform informasi berbasis internet di media sosial perlu regulasi. FOTO/WAWAN BASTIAN
A
A
A
Puncak Hari Pers Nasional (HPN) pada 9 Februari 2023 di Medan, Sumatera Utara, menjadi momentum penting kehidupan pers Indonesia yang iklimnya sedang tidak bersahabat. Dengan mengusung tema ‘Pers Bebas Demokrasi Bermartabat’, panitia pusat HPN menggelar rangkaian acara tahunan yang dijadikan ajang pertemuan para jurnalis dan seluruh komponen bangsa yang selama ini komitmen memajukana pers sebagai pilar keempat demokrasi.
Ribuan wartawan menjadikan HPN sebagi ajang pertemuan, ajang evaluasi, ajang adu gagasan, ajang penyikapan terhadap situasi terkini baik mengenai kehidupan pers sendiri maupun kehidupan berbangsa dan bernegara.
Karena itu dari tahun ke tehun, peran HPN menjadi semakin penting dan sentral. Salah satu buktinya, puncak acara HPN selalu dihadiri Presiden Republik Indonesia.
Pada masa pra dan paska kemerdekaan, pergerakan dan pembangunan bangsa tidak pernah bisa dilepaskan dari peran pers, baik itu wartawannya sebagai individu, maupun penerbit atau perusahaan pers sebagai tempat bernaung. Keduanya tidak bisa dipisahkan satu sama lain, saling menopang saling melengkapi dalam ekosistem kehidupan pers yang selama ini cukup kondusif meski tak pernah sepi dari halangan dan rintangan jaman.
Era revolusi teknologi informasi yang diyakini bisa mendisrupsi ekosistem kehidupan pers yang mapan sudah menjadi perbincangan sejak 10 tahun terakhir. Maka munculah sikap pesimistis seperti senjakala surat kabar, televisi, radio, majalah dan produk produk media arus utama lainnya.
Ribuan wartawan menjadikan HPN sebagi ajang pertemuan, ajang evaluasi, ajang adu gagasan, ajang penyikapan terhadap situasi terkini baik mengenai kehidupan pers sendiri maupun kehidupan berbangsa dan bernegara.
Karena itu dari tahun ke tehun, peran HPN menjadi semakin penting dan sentral. Salah satu buktinya, puncak acara HPN selalu dihadiri Presiden Republik Indonesia.
Pada masa pra dan paska kemerdekaan, pergerakan dan pembangunan bangsa tidak pernah bisa dilepaskan dari peran pers, baik itu wartawannya sebagai individu, maupun penerbit atau perusahaan pers sebagai tempat bernaung. Keduanya tidak bisa dipisahkan satu sama lain, saling menopang saling melengkapi dalam ekosistem kehidupan pers yang selama ini cukup kondusif meski tak pernah sepi dari halangan dan rintangan jaman.
Era revolusi teknologi informasi yang diyakini bisa mendisrupsi ekosistem kehidupan pers yang mapan sudah menjadi perbincangan sejak 10 tahun terakhir. Maka munculah sikap pesimistis seperti senjakala surat kabar, televisi, radio, majalah dan produk produk media arus utama lainnya.
Lihat Juga :