Dulu Makelar Karcis Bioskop, Siapa Sangka Sosok Ini Jadi Jenderal Kopassus dan Keluarga Presiden
Rabu, 21 Desember 2022 - 06:10 WIB
Jenderal TNI Wismoyo Arismunandar (paling kanan depan). Foto/istimewa
Lulus AMN 1960 dengan pangkat Letnan Dua (Letda), Wismoyo langsung bergabung dengan Komando Pasukan Khusus (Kopassus) yang saat itu masih bernama Kopassandha, pasukan elite TNI Angkatan Darat (AD).
Belum lama bergabung dengan Kopassandha, Wismoyo langsung mendapat tugas menumpas pemberontakan bersenjata DI/TII pimpinan Kahar Muzakar di Sulawesi Selatan yang dilanjutkan dengan menumpas G30S/PKI di sejumlah daerah. Keberhasilannya di medan operasi, membuat Wismoyo diangkat menjadi Komandan Pengawal Pribadi (Danwalpri) Presiden Soeharto.
Sebuah tugas yang hanya diberikan kepada prajurit-prajurit pilihan. Sebagai Danwalpri, Wismoyo bertanggung jawab terhadap keamanan dan keselamatan presiden dan keluarganya. Karenanya, dalam melaksanakan tugas pengamanan, Wismoyo selalu melekat di mana pun Presiden Soeharto berada. Setahun menjadi pengawal pribadi, Wismoyo kembali ke Kopassus menjadi Komandan Kompi Group 4 Kopassus. Selanjutnya, diangkat menjadi Danki 5 Group 4.
Menyandang pangkat Kapten, Wismoyo kembali mendapat tugas dalam Operasi Wibawa di Papua pada 1969. Kemudian, menumpas pemberontakan PGRS/Paraku di pedalaman Kalimantan berbatasan dengan Malaysia.
Karier Wismoyo terus menanjak, setelah menamatkan pendidikannya di Sekolah Staf dan Komando Angkatan Darat (Seskoad) dan Sesko ABRI, Wismoyo kemudian menduduki sejumlah jabatan strategis hingga diangkat menjadi Komandan Jenderal (Danjen) Kopassandha ke-9 pada 1983.
Jabatan Wismoyo semakin mentereng. Dia diangkat menjadi Kasdam IX/Udayana, kemudian Pangdam XVII/Cenderawasih dan Pangdam IV/Diponegoro. Selanjutnya, Presiden Soeharto mengangkatnya menjadi Pangkostrad dan Wakasad pada 1992, dan puncaknya menjadi Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD) ke-17.
Menikahi Adik Ipar Presiden
Prestasi dan dedikasi dalam bertugas membuat Wismoyo selalu mendapat tugas-tugas penting dan dekat dengan Istana. Penugasan inilah yang mendekatkan dirinya dengan Raden Ajeng Datiet Siti Hardjanti, adik kandung dari Ibu Tien Soeharto.
Lihat Juga :
tulis komentar anda