Wabah Corona Jakarta Melambat, Nasional Ditarget Juni

Selasa, 28 April 2020 - 06:20 WIB
Laboratorium Inovasi Data-Driven dari Universitas Teknologi dan Desain Singapura (SUTD) memprediksi pandemi Covid-19 di Indonesia akan menurun 97% pada 7 Juni mendatang. "(Pandemi Covid-19 akan berakhir) pada 24 Juni mencapai 99%, dan 100% pada 7 September mendatang," demikian keterangan SUTD.

Dari penelitian tim SUTD, evolusi Covid-19 tidak sepenuhnya acak. Menurut mereka, seperti pandemi lain virus corona mengikuti pola siklus kehidupan dari wabah hingga fase akselerasi, titik infeksi, fase deakselerasi dan berhenti atau berakhir.

Mereka menyatakan, siklus kehidupan itu merupakan hasil perilaku perlawanan dan adaptif individu yang menghindari kontak fisik dan pemerintah yang memberlakukan isolasi wilayah dengan dukungan keterbatasan ekosistem alam.

Para peneliti SUTD mengaku optimistis dengan prediksi tanggal pandemi korona akan berakhir. “Tapi, dengan prediksi itu, tidak berarti mempelonggar disiplin dan kontrol jaga jarak sosial,” demikian keterangan para peneliti.

Selain Indonesia, SUTD juga memprediksi pandemi korona akan berakhir di Singapura secara 100% pada 8 Agustus dan Malaysia pada 7 Mei mendatang. Berbeda dengan itu, Kamboja dan Brunei Darussalam justru akan mengakhiri pandemi lebih cepat, yakni pada 21 April mendatang. Tak hanya negara-negara di Asia Tenggara, SUTD juga meneliti prediksi perkembangan virus korona di 27 negara. Merujuk penelitian tersebut, jumlah kasus penyebaran korona di dunia mulai mencapai 97% pada Mei mendatang. Adapun virus ini akan benar-benar lenyap 100% di dunia pada 8 Desember 2020.

Jabar Belum Temukan Solusi Tepat

Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil menyatakan bahwa pihaknya masih terus berupaya mencari solusi tepat untuk melawan pandemi Covid-19 seperti halnya pemerintah daerah lain di Indonesia. "Kami tidak memiliki teladan (solusi) yang pasti dalam menangani Covid-19. Setiap hari kami melakukan eksperimen di sana-sini, tapi kami coba menyimpulkan apa yang kami lakukan hingga kini," ungkap Kang Emil, panggilan akrabnya saat memberi paparan kepada perwakilan United Nations Development Programme (UNDP) atau Badan Program Pembangunan PBB di Indonesia melalui video conference di Bandung kemarin.

Menurut Emil, terdapat beberapa kebijakan yang selama ini sudah diterapkan Pemprov Jabar dalam penanganan pandemi Covid-19 yang disebutnya kebijakan proaktif. "Contohnya, Jabar adalah provinsi pertama yang melakukan tes berbasis metode PCR (polymerase chain reaction) ketika saat itu semua (uji) PCR dipusatkan di Jakarta," katanya.

Kebijakan lain, Pemprov Jabar selalu mengambil pendekatan ilmiah berdasarkan data dan ilmu pengetahuan. Pihaknya mengaku membuat kebijakan berdasarkan masukan para ahli, seperti berapa jumlah warga yang harus menjalani tes

Country Director of UNDP in Indonesia Christophe Bahuet mengakui bahwa Provinsi Jabar merupakan salah satu daerah yang paling terdampak Covid-19. UNDP pun melihat banyak respons baik yang dilakukan Jabar di bawah kepemimpinan Kang Emil. (Dita Angga/Andika H Mustaqim/Agung Bakti Sarasa)
Halaman :
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More