Mobilisasi Relawan Jokowi Dinilai Bargaining Politik ke PDIP
Selasa, 29 November 2022 - 17:29 WIB
JAKARTA - Pengamat politik Uchok Sky Khadafi menilai acara Nusantara Bersatu di Stadion Utama Gelora Bung Karno (SUGBK) yang dihadiri ribuan orang adalah politik menghibur diri Presiden Joko Widodo (Jokowi). Menurutnya, Jokowi mulai risau karena tidak memiliki kuasa dalam menentukan calon presiden (capres) yang diusung Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan ( PDIP ).
"Mobilisasi relawan Jokowi di GBK bisa dimaknai sebagai sikap frustasi untuk menutupi kenyataan bahwa ia tidak punya kuasa menentukan calonnya untuk diusung oleh PDIP," kata Uchok dalam keterangan tertulis, Selasa (29/11/2022).
Direktur Eksekutif Center for Budget Analisis (CBA) ini mengatakan, meski jumlahnya banyak, tapi relawan tidak memiliki kedudukan hukum dalam mengusung capres-cawapres. Karena itu, kata Uchok, pengerahan ribuan relawan ingin menunjukkan kepada PDIP seolah rakyat akan memberikan dukungan kepada siapa pun calon yang direstui Jokowi.
Baca juga: Sindir Nusantara Bersatu, Politikus PDIP: Kalau Relawan Sejati, Bantu Gempa Cianjur
Uchok menilai Presiden Jokowi belum menyadari bahwa partai politik juga memiliki kepentingan politik yang tidak mau dikerdilkan oleh relawan. Apalagi PDIP sebagai partai yang memiliki tiket mengajukan pasangan capres-cawapres di Pilpres 2024.
Ia mengingatkan, jika PDIP mengikuti skenario atau tekanan politik yang dilakukan Presiden Jokowi dalam penentuan capres, maka marwah Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputrio tercoreng. Selain itu, kata Uchok, PDIP sebagai partai kader yang ideologis, tinggal menunggu waktu diambil alih oleh demokrasi kapital.
Sebelumnya, Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto juga merespons negatif acara relawan Jokowi bertajuk Nusantara Bersatu di GBK, Sabtu (26/11/2022). Menurutnya, acara tersebut mereduksi nilai kepemimpinan Presiden Jokowi yang diakui dunia.
"Kehebatan kepemimpinan Presiden Jokowi di acara G20 yang membanggakan di dunia dan rakyat Indonesia, dikerdilkan hanya urusan gegap gempita di GBK," kata Hasto dalam keterangannya, Minggu (27/11/2022).
Kepemimpinan Jokowi yang telah menjadi inspirasi dunia, kata Hasto, direduksi dengan cara yang tidak elegan. Atas dasar itu, Hasto merasa elite relawan Jokowi ingin mengambil segalanya. "Jika tidak dipenuhi keinginannya, mereka mengancam akan membubarkan diri, tetapi jika dipenuhi elite tersebut melakukan banyak manipulasi," tutur Hasto.
"Mobilisasi relawan Jokowi di GBK bisa dimaknai sebagai sikap frustasi untuk menutupi kenyataan bahwa ia tidak punya kuasa menentukan calonnya untuk diusung oleh PDIP," kata Uchok dalam keterangan tertulis, Selasa (29/11/2022).
Direktur Eksekutif Center for Budget Analisis (CBA) ini mengatakan, meski jumlahnya banyak, tapi relawan tidak memiliki kedudukan hukum dalam mengusung capres-cawapres. Karena itu, kata Uchok, pengerahan ribuan relawan ingin menunjukkan kepada PDIP seolah rakyat akan memberikan dukungan kepada siapa pun calon yang direstui Jokowi.
Baca juga: Sindir Nusantara Bersatu, Politikus PDIP: Kalau Relawan Sejati, Bantu Gempa Cianjur
Uchok menilai Presiden Jokowi belum menyadari bahwa partai politik juga memiliki kepentingan politik yang tidak mau dikerdilkan oleh relawan. Apalagi PDIP sebagai partai yang memiliki tiket mengajukan pasangan capres-cawapres di Pilpres 2024.
Ia mengingatkan, jika PDIP mengikuti skenario atau tekanan politik yang dilakukan Presiden Jokowi dalam penentuan capres, maka marwah Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputrio tercoreng. Selain itu, kata Uchok, PDIP sebagai partai kader yang ideologis, tinggal menunggu waktu diambil alih oleh demokrasi kapital.
Sebelumnya, Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto juga merespons negatif acara relawan Jokowi bertajuk Nusantara Bersatu di GBK, Sabtu (26/11/2022). Menurutnya, acara tersebut mereduksi nilai kepemimpinan Presiden Jokowi yang diakui dunia.
"Kehebatan kepemimpinan Presiden Jokowi di acara G20 yang membanggakan di dunia dan rakyat Indonesia, dikerdilkan hanya urusan gegap gempita di GBK," kata Hasto dalam keterangannya, Minggu (27/11/2022).
Kepemimpinan Jokowi yang telah menjadi inspirasi dunia, kata Hasto, direduksi dengan cara yang tidak elegan. Atas dasar itu, Hasto merasa elite relawan Jokowi ingin mengambil segalanya. "Jika tidak dipenuhi keinginannya, mereka mengancam akan membubarkan diri, tetapi jika dipenuhi elite tersebut melakukan banyak manipulasi," tutur Hasto.
(abd)
tulis komentar anda