Kereta Cepat Jakarta-Bandung: Cermin Hubungan Diplomatik, Perdagangan, dan Perindustrian
Rabu, 16 November 2022 - 15:07 WIB
Poin-poin yang dicapai dalam ekonomi politik dari diplomasi ekonomi Indonesia terhadap China adalah dengan keberhasilan Indonesia bekerja sama dalam pembangunan Kereta Cepat Jakarta-Bandung, Pemerintah China semakin percaya dengan kemudahan investasi di Indonesia. Oleh karena itu, dalam jangka panjang, negara-negara lain yang ingin berinvestasi di Indonesia melihat peluang yang signifikan untuk berinvestasi dengan China sebagai "jaminannya".
Selain kerja sama kereta api Jakarta-Bandung dan kerja sama lainnya, mari kita lihat bagaimana hubungan Indonesia dan China ke depannya? Selama 72 tahun menjalin hubungan diplomatik, kedua negara telah berhasil bekerja bersama dan meraih berbagai prestasi dalam pembangunan nasional di negara masing-masing. Beberapa di antaranya adalah komitmen politik pemimpin kedua negara untuk mengembangkan hubungan setara dalam kemitraan yang komprehensif dan saling menghormati, nilai perdagangan terus meningkat, dan kegiatan investasi terus tumbuh.
Selain itu, interaksi antarmasyarakat Indonesia dan China semakin dekat. China dan Indonesia juga berkontribusi dalam kerja sama regional dan multilateral untuk menjaga keamanan, perdamaian, dan kemakmuran dunia. Besarnya kinerja kerja sama ekonomi kedua negara juga menunjukkan sinyal positif. Hal ini menunjukkan bahwa 72 tahun persahabatan bukan sekadar kilas balik atau nostalgia sejarah, tetapi juga terwujud dalam bentuk kerangka kerja sama dan kemitraan yang saling menguntungkan dan menguntungkan bagi rakyat kedua negara.
Meski terjadi penurunan total neraca perdagangan selama tiga triwulan terakhir, nilai ekspor Indonesia naik 5,2 persen. Pencapaian ini mengurangi defisit perdagangan Indonesia terhadap China sebesar 66,84 persen dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya. Hal ini bisa dibanggakan sebagai prestasi nyata bagi eksportir Indonesia di masa pandemi. Sementara itu, pada periode yang sama, Indonesia juga berhasil memikat investor China untuk berinvestasi 6 persen lebih tinggi dibandingkan tiga kuartal tahun sebelumnya. Pencapaian ini menempatkan China sebagai negara investor terbesar kedua di Indonesia, dengan total nilai investasi sebesar 3,5 miliar dolar AS. Hal itu juga menunjukkan bahwa kesulitan dan tantangan akibat pandemi tidak mempengaruhi minat investor China untuk berbisnis di Indonesia. Menangkap sinyal positif tersebut, Indonesia juga mencari peluang kerja sama investasi dengan China, khususnya di bidang ekonomi digital.
Dengan ekonomi digital Indonesia yang mencapai 40 miliar dolar AS pada 2019 dan diprediksi akan memimpin di Asia Tenggara dengan nilai 133 miliar dolar AS pada 2025, peluang kerja sama kemitraan antara Indonesia dan China terbuka lebar, termasuk dalam pengembangan sumber daya manusia, profesional, dan profesional dalam infrastruktur digital. Sebagai bagian dari implementasi ASEAN-China Year of Digital Economy Cooperation 2020, kerja sama dengan China diharapkan dapat mendorong Indonesia untuk lebih menjadi hub e-commerce di Asia Tenggara.
Selain kerja sama kereta api Jakarta-Bandung dan kerja sama lainnya, mari kita lihat bagaimana hubungan Indonesia dan China ke depannya? Selama 72 tahun menjalin hubungan diplomatik, kedua negara telah berhasil bekerja bersama dan meraih berbagai prestasi dalam pembangunan nasional di negara masing-masing. Beberapa di antaranya adalah komitmen politik pemimpin kedua negara untuk mengembangkan hubungan setara dalam kemitraan yang komprehensif dan saling menghormati, nilai perdagangan terus meningkat, dan kegiatan investasi terus tumbuh.
Selain itu, interaksi antarmasyarakat Indonesia dan China semakin dekat. China dan Indonesia juga berkontribusi dalam kerja sama regional dan multilateral untuk menjaga keamanan, perdamaian, dan kemakmuran dunia. Besarnya kinerja kerja sama ekonomi kedua negara juga menunjukkan sinyal positif. Hal ini menunjukkan bahwa 72 tahun persahabatan bukan sekadar kilas balik atau nostalgia sejarah, tetapi juga terwujud dalam bentuk kerangka kerja sama dan kemitraan yang saling menguntungkan dan menguntungkan bagi rakyat kedua negara.
Meski terjadi penurunan total neraca perdagangan selama tiga triwulan terakhir, nilai ekspor Indonesia naik 5,2 persen. Pencapaian ini mengurangi defisit perdagangan Indonesia terhadap China sebesar 66,84 persen dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya. Hal ini bisa dibanggakan sebagai prestasi nyata bagi eksportir Indonesia di masa pandemi. Sementara itu, pada periode yang sama, Indonesia juga berhasil memikat investor China untuk berinvestasi 6 persen lebih tinggi dibandingkan tiga kuartal tahun sebelumnya. Pencapaian ini menempatkan China sebagai negara investor terbesar kedua di Indonesia, dengan total nilai investasi sebesar 3,5 miliar dolar AS. Hal itu juga menunjukkan bahwa kesulitan dan tantangan akibat pandemi tidak mempengaruhi minat investor China untuk berbisnis di Indonesia. Menangkap sinyal positif tersebut, Indonesia juga mencari peluang kerja sama investasi dengan China, khususnya di bidang ekonomi digital.
Dengan ekonomi digital Indonesia yang mencapai 40 miliar dolar AS pada 2019 dan diprediksi akan memimpin di Asia Tenggara dengan nilai 133 miliar dolar AS pada 2025, peluang kerja sama kemitraan antara Indonesia dan China terbuka lebar, termasuk dalam pengembangan sumber daya manusia, profesional, dan profesional dalam infrastruktur digital. Sebagai bagian dari implementasi ASEAN-China Year of Digital Economy Cooperation 2020, kerja sama dengan China diharapkan dapat mendorong Indonesia untuk lebih menjadi hub e-commerce di Asia Tenggara.
(zik)
tulis komentar anda