Sriwijaya Air SJ-182 Sempat Diminta Berhenti di Ketinggian 11.000 Kaki Sebelum Jatuh

Kamis, 03 November 2022 - 19:23 WIB
Nurcahyo menambahkan, kemungkinan rigging terakhir dilakukan saat pesawat digunakan di Amerika. Sebagai gambaran, apabila terjadi perbedaan dalam tenaga mesin, dalam hal ini mesin kanan lebih besar daripada mesin kiri, maka daya dorong di sayap sebelah kanan lebih besar. Sehingga sayap akan bergeleng atau dalam istilah penerbangan diebut yowing, di mana terjadi yowing ke kiri.

Dari hukum aerodinamik, Nurcahyo menerangkan, apabila pesawat sudah yow maka selanjutnya akan menimbulkan rol. Dan dalam penerbangan ini, menjelang ketinggian 11.000 kaki, pesawat yang tadinya sedang berbelok ke kanan, karena perubahan posisi thrust lever sebelah kiri yang makin berkurang, menghasilkan mesin sebelah kiri yang makin berkurang. Pada akhirnya pesawat jadi datar, tidak bergerak dan tidak berbelok.

“Setelah itu berpindah berbelok ke kiri yang tadinya belok ke kanan jadi ke kiri, dari sini diketahui bahwa gaya yang membelokan pesawat ke kanan dari flight spoiler dan eleron, lebih kecil dari gaya yang membelokan ke kiri oleh akibat adanya perbedaan tenaga mesin, inilah yang akhirnya membuat pesawat berbelok ke kiri,” bebernya.

“Kemudian selama penerbangan ini terdapat beberapa perubahan di kokpit antara lain perubahan posisi thrust lever, kemudian perubahan penunjukan indikator mesin karena tenaga mesin kiri berkurang, sementara sebelah kanan tidak berkurang,” sambung Nurcahyo.
(cip)
Halaman :
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More