Kabinet Disebut Membaik Setelah Jokowi Marah, Pengamat: Ukurannya Apa?

Selasa, 07 Juli 2020 - 09:52 WIB
Foto/ilustrasi.pixabay
JAKARTA - Direktur Eksekutif Indonesia Political Review (IPR), Ujang Komarudin menyatakan, ketika Presiden Jokowi marah-marah dalam rapat kabinet yang kemudian memunculkan wacana reshuffle kabinet , maka para menteri tak bisa tidur.

"Takut karena jabatannya hilang. Pernyataan Mensesneg, hanya untuk menenangkan keadaan, agar para menteri kondusif. Tidak gelisah," ujar Ujang saat dihubungi SINDOnews, Selasa (7/7/2020).

(Baca: Netralkan Isu Reshuffle Jokowi, Pratikno Mencoba Redam Manuver Menteri)



Ujang mengatakan, jika Mensesneg Pratikno bilang kinerja menteri membaik reshuffle tidak relevan lagi, dia justru mempertanyakan ukuran dan aspek yang diklaim tersebut. Di sisi lain, isu reshuffle meluncur dari bibir Presiden Jokowi sendiri pada rapat kabinet tanggal 18 Juni.

Bukan tanpa maksud bila video kemarahan Jokowi dalam rapat itu diunggah pada 10 hari kemudian, yaitu tanggal 28 Juni. "Tapi hari ini (mensesneg bilang) kinerja menteri membaik. Darimana hitungannya, hanya dalam hitungan hari kinerja menteri membaik," katanya.

(Baca: PDIP Dukung Jokowi Rombak Kabinet)

Bagi Ujang, reshuffle kabinet itu keniscayaan, karena cara itu dapat dilakukan untuk mengganti menteri yang kinerjanya jeblok. Sehingga, jika nanti tak ada reshuffle, maka akan ada back fire.

"Masyarakat tak akan percaya pada Jokowi lagi. Karena menteri yang kinerjanya jeblok, masih dipertahankan. Lalu buat apa marah-marah, kalau ujungnya tak ada reshuffle," tutur dia.
(muh)
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More