Apakah Vaksin Covid-19 Penyebab Gagal Ginjal Anak?
Rabu, 26 Oktober 2022 - 17:12 WIB
Fase kedua asidosis metaboliknya akan memberat dan mulai terlihat gejala gagal ginjal akut. Jika tidak diterapi dengan baik, penderita akan mengalami kematian pada fase ini. Namun, jika penderita stabil, maka akan masuk pada fase ketiga dengan gejala-gejala gangguan syaraf (neuropati) (Schep LJ, Slaughter RJ, Temple WA, dan rekan-rekan. “Diethylene Glycol Poisoning”. Clinical Toxicology, Vol. 47, 2009 – Issue 6).
Pada kasus epidemi gagal ginjal akut yang saat ini sedang merebak di Indonesia, perlu kita cermati, apakah memang terdapat kandungan dietilen glikol pada obat-obatan sirop yang beredar pada saat ini. Karena, sebenarnya penggunaan bahan tersebut telah lama dilarang di beberapa negara, termasuk Indonesia. Meski demikian, kejadian ini cukup berdekatan dengan pemberian vaksin Covid-19 untuk anak-anak yang dimulai pada Februari 2022. Wajar, apabila muncul pertanyaan yang mengaitkan kondisi ini dengan pemberian vaksin tersebut.
Apakah Vaksin Covid-19 menyebabkan gagal ginjal akut pada anak-anak di Indonesia?
Gagal ginjal akut sendiri adalah kondisi di mana terjadi penurunan fungsi ginjal yang tidak berhasil membuang produk limbah dari tubuh, ditandai dengan peningkatan serum kreatinin dalam darah dan menurunnya produksi urine/glomerular filtration rate. Keadaan ini dapat memicu gagal organ multiple hingga kematian.
Gagal ginjal akut yang terjadi pada anak-anak lebih cepat mengalami perburukan dengan angka mortalitas yang jauh lebih tinggi dibandingkan orang dewasa. Meskipun hingga saat ini belum diketahui secara pasti hubungan antara mortalitas yang tinggi pada anak-anak dengan fase gagal ginjal akut yang diderita (Selby NM, Lennon R. “Be on Alert for Pediatric AKI”. Kidney International, Vol.92, Issue 2. P286-8. 2017).
Sebagaimana kita diketahui, vaksin yang diberikan untuk pencegahan Covid-19 di Indonesia adalah Sinovac-CoronaVac Vaccine, AstraZeneca Vaccine, Pfizer-BioNTech Vaccine, dan Moderna Covid-19 Vaccine. Dalam kondisi pandemik, ketersediaan vaksin sangat diperlukan dan oleh sebab itu banyak proses-proses yang dipintas demi mencegah korban jiwa akibat Covid-19.
Dalam pembuatan vaksin yang berbeda-beda tersebut terdapat senyawa yang menyerupai dietilen glikol dalam produksi Pfizer-BioNTech Vaccine dan Moderna Covid-19 Vaccine, bahan tersebut adalah Polyethylene Glycol (PEG) (Bigini P, Gobbi M, Bonati M, dan rekan-rekan. “The Role and Impact of Polyethylene Glycol on Anaphylactic Reactions to Covid-19 Nano Vaccine”. Nature Nanotechnology. 16.1169-71. 2021).
Polimer ini digunakan dalam produksi kedua vaksin tersebut untuk melapisi Solid Lipid Nano Particles (SLNPs) yang berfungsi meningkatkan kelarutannya dalam darah serta stabilisasinya. Bahan ini tidak digunakan dalam Sinovac-CoronaVac Vaccine dan AstraZeneca Vaccine.
Sejak lama telah banyak laporan kasus gagal ginjal akut yang disebabkan oleh polyethylene glycol (PEG) ini. Chun YJ melaporkan kasus gagal ginjal akut setelah pasien mengonsumsi PEG, yang merupakan bagian dari pencucian saluran cerna sebelum dilakukan prosedur kolonoskopi. (Chun YJ, Pak MK, Kim JS, dan rekan-rekan. “Acute Renal Failure Caused by Oral Polyethylene Glycol Ingestion”. Korean J Gastrointes Endosc. Vol. 34(3); 2007: 161-3). Hal yang sama juga dilaporkan di Taiwan oleh Cheng dan rekan-rekan (Cheng CL, Liu NJ, Tang JH, dan rekan-rekan. “Risk of Renal Injury After The Use of Polyethylene Glycol for Outpatient Colonoscopy: A Prospective Observational Study”. Journal of Clinical Gastroenterology, 53(10, e444-50).
Hingga saat ini belum terdapat penelitian yang komprehensif mengenai efek polyethylene glycol (PEG) yang digunakan dalam produksi vaksin Covid-19, khususnya Pfizer-BioNTech Vaccine dan Moderna Covid-19 Vaccine. Penting untuk kita ketahui bersama bahwa PEG belum pernah dipakai sebelumnya dalam proses produksi vaksin kecuali untuk vaksin Pfizer-BioNTech Vaccine dan Moderna Covid-19 Vaccine.
Pada kasus epidemi gagal ginjal akut yang saat ini sedang merebak di Indonesia, perlu kita cermati, apakah memang terdapat kandungan dietilen glikol pada obat-obatan sirop yang beredar pada saat ini. Karena, sebenarnya penggunaan bahan tersebut telah lama dilarang di beberapa negara, termasuk Indonesia. Meski demikian, kejadian ini cukup berdekatan dengan pemberian vaksin Covid-19 untuk anak-anak yang dimulai pada Februari 2022. Wajar, apabila muncul pertanyaan yang mengaitkan kondisi ini dengan pemberian vaksin tersebut.
Apakah Vaksin Covid-19 menyebabkan gagal ginjal akut pada anak-anak di Indonesia?
Gagal ginjal akut sendiri adalah kondisi di mana terjadi penurunan fungsi ginjal yang tidak berhasil membuang produk limbah dari tubuh, ditandai dengan peningkatan serum kreatinin dalam darah dan menurunnya produksi urine/glomerular filtration rate. Keadaan ini dapat memicu gagal organ multiple hingga kematian.
Gagal ginjal akut yang terjadi pada anak-anak lebih cepat mengalami perburukan dengan angka mortalitas yang jauh lebih tinggi dibandingkan orang dewasa. Meskipun hingga saat ini belum diketahui secara pasti hubungan antara mortalitas yang tinggi pada anak-anak dengan fase gagal ginjal akut yang diderita (Selby NM, Lennon R. “Be on Alert for Pediatric AKI”. Kidney International, Vol.92, Issue 2. P286-8. 2017).
Sebagaimana kita diketahui, vaksin yang diberikan untuk pencegahan Covid-19 di Indonesia adalah Sinovac-CoronaVac Vaccine, AstraZeneca Vaccine, Pfizer-BioNTech Vaccine, dan Moderna Covid-19 Vaccine. Dalam kondisi pandemik, ketersediaan vaksin sangat diperlukan dan oleh sebab itu banyak proses-proses yang dipintas demi mencegah korban jiwa akibat Covid-19.
Dalam pembuatan vaksin yang berbeda-beda tersebut terdapat senyawa yang menyerupai dietilen glikol dalam produksi Pfizer-BioNTech Vaccine dan Moderna Covid-19 Vaccine, bahan tersebut adalah Polyethylene Glycol (PEG) (Bigini P, Gobbi M, Bonati M, dan rekan-rekan. “The Role and Impact of Polyethylene Glycol on Anaphylactic Reactions to Covid-19 Nano Vaccine”. Nature Nanotechnology. 16.1169-71. 2021).
Polimer ini digunakan dalam produksi kedua vaksin tersebut untuk melapisi Solid Lipid Nano Particles (SLNPs) yang berfungsi meningkatkan kelarutannya dalam darah serta stabilisasinya. Bahan ini tidak digunakan dalam Sinovac-CoronaVac Vaccine dan AstraZeneca Vaccine.
Sejak lama telah banyak laporan kasus gagal ginjal akut yang disebabkan oleh polyethylene glycol (PEG) ini. Chun YJ melaporkan kasus gagal ginjal akut setelah pasien mengonsumsi PEG, yang merupakan bagian dari pencucian saluran cerna sebelum dilakukan prosedur kolonoskopi. (Chun YJ, Pak MK, Kim JS, dan rekan-rekan. “Acute Renal Failure Caused by Oral Polyethylene Glycol Ingestion”. Korean J Gastrointes Endosc. Vol. 34(3); 2007: 161-3). Hal yang sama juga dilaporkan di Taiwan oleh Cheng dan rekan-rekan (Cheng CL, Liu NJ, Tang JH, dan rekan-rekan. “Risk of Renal Injury After The Use of Polyethylene Glycol for Outpatient Colonoscopy: A Prospective Observational Study”. Journal of Clinical Gastroenterology, 53(10, e444-50).
Hingga saat ini belum terdapat penelitian yang komprehensif mengenai efek polyethylene glycol (PEG) yang digunakan dalam produksi vaksin Covid-19, khususnya Pfizer-BioNTech Vaccine dan Moderna Covid-19 Vaccine. Penting untuk kita ketahui bersama bahwa PEG belum pernah dipakai sebelumnya dalam proses produksi vaksin kecuali untuk vaksin Pfizer-BioNTech Vaccine dan Moderna Covid-19 Vaccine.
Lihat Juga :
tulis komentar anda