Gagal Ginjal Akut Kembali Ditemukan, Partai Perindo Pertanyakan Pengawasan Peredaran Obat
loading...
A
A
A
JAKARTA - Kementerian Kesehatan (Kemenkes) mengumumkan kembali menemukan satu kasus gagal ginjal akut pada anak dari dua suspek. Kasus ini kembali ditemukan setelah tidak ada temuan dalam kurun waktu awal Desember 2022.
Menanggapi hal itu, Juru Bicara Nasional DPP Partai Persatuan Indonesia (Perindo) Ike Suharjo menilai adanya kasus baru gagal ginjal akut pada anak mengindikasikan investigasi yang dilakukan pemerintah dan Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) belum dilakukan secara menyeluruh.
Sebagai partai politik yang memiliki sensitivitas dalam isu sosial, perempuan dan anak, Ike menyebutkan ada beberapa hal yang menjadi perhatian bagi Partai Perindo. Pertama, pemerintah melalui Kemenkes dan BPOM harus benar-benar melakukan investigasi secara menyeluruh dan mendalam terhadap perusahaan farmasi dan obat yang telah diedarkan.
"Lalu hasil investigasi tersebut harus dipublikasikan secara transparan," ujar Ike saat dihubungi, Kamis (9/2/2023).
Kedua, Ike meminta pemerintah melalui pihak terkait melakukan pengawasan yang ketat terhadap peredaran obat-obatan yang beredar di warung-warung. Kemudian, mengimbau pihak apotek untuk memberlakukan resep dokter jika ada masyarakat yang ingin membeli obat tertentu harus menyertakan resep dari dokter.
Ike melanjutkan meminta DPR dan Polri untuk memanggilnya Kepala BPOM dan Menteri Kesehatan terkait temuan kasus baru ini. Hal itu untuk meminta penjelasan terkait pelaksanaan pengawasan obat sehingga ditemukan kembali kasus gagal ginjal akut pada anak.
"Meminta semua perusahaan farmasi untuk menguji ulang semua obat yang telah diedarkan," tegasnya.
Sebelumnya, Kemenkes mengonfirmasi temuan kasus pada satu orang anak dari dua suspek. Hasilnya ditemukan kandungan etilen glikol dan dietilen glikol di atas ambang batas dalam darah salah satu anak dan juga obat yang dikonsumsinya.
Namun, karena rujukan yang terlambat pada salah seorang anak di Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM), Jakarta Pusat menyebabkan satu orang anak meninggal dunia.
"Memang kita sudah lama enggak lihat ada kasus, bulan ini ada dua anak yang dicurigai gagal ginjal akut. Yang satu sudah di-confirm tidak, yang satu confirm iya dan yang confirm gagal ginjal akut ini yang diterima di RSCM sudah terlambat, jadi kita kasih treatment Fomipizol karena obatnya udah ada, sudah terlambat sehingga pada hari yang sama dia wafat," ujar Menkes Budi Gunadi Sadikin di Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta yang dikutip Kamis (9/2/2023).
Budi menjelaskan Kemenkes melalui RSCM sudah mengambil sampel darah anak tersebut untuk kemudian diteliti di Labkesda DKI, hasilnya menunjukkan ada kandungan etilen glikol dan dietilen glikol dalam darah anak tersebut. Baca juga: Apa Penyebab Gagal Ginjal pada Anak? Orang Tua Wajib Tahu
"Hasilnya, baik di si anaknya, darahnya ada etilin glikol dan dietilin glikol dan di sampelnya (obatnya) juga ada dengan kader yang di atas batas," paparnya.
Menanggapi hal itu, Juru Bicara Nasional DPP Partai Persatuan Indonesia (Perindo) Ike Suharjo menilai adanya kasus baru gagal ginjal akut pada anak mengindikasikan investigasi yang dilakukan pemerintah dan Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) belum dilakukan secara menyeluruh.
Sebagai partai politik yang memiliki sensitivitas dalam isu sosial, perempuan dan anak, Ike menyebutkan ada beberapa hal yang menjadi perhatian bagi Partai Perindo. Pertama, pemerintah melalui Kemenkes dan BPOM harus benar-benar melakukan investigasi secara menyeluruh dan mendalam terhadap perusahaan farmasi dan obat yang telah diedarkan.
"Lalu hasil investigasi tersebut harus dipublikasikan secara transparan," ujar Ike saat dihubungi, Kamis (9/2/2023).
Kedua, Ike meminta pemerintah melalui pihak terkait melakukan pengawasan yang ketat terhadap peredaran obat-obatan yang beredar di warung-warung. Kemudian, mengimbau pihak apotek untuk memberlakukan resep dokter jika ada masyarakat yang ingin membeli obat tertentu harus menyertakan resep dari dokter.
Ike melanjutkan meminta DPR dan Polri untuk memanggilnya Kepala BPOM dan Menteri Kesehatan terkait temuan kasus baru ini. Hal itu untuk meminta penjelasan terkait pelaksanaan pengawasan obat sehingga ditemukan kembali kasus gagal ginjal akut pada anak.
"Meminta semua perusahaan farmasi untuk menguji ulang semua obat yang telah diedarkan," tegasnya.
Sebelumnya, Kemenkes mengonfirmasi temuan kasus pada satu orang anak dari dua suspek. Hasilnya ditemukan kandungan etilen glikol dan dietilen glikol di atas ambang batas dalam darah salah satu anak dan juga obat yang dikonsumsinya.
Namun, karena rujukan yang terlambat pada salah seorang anak di Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM), Jakarta Pusat menyebabkan satu orang anak meninggal dunia.
"Memang kita sudah lama enggak lihat ada kasus, bulan ini ada dua anak yang dicurigai gagal ginjal akut. Yang satu sudah di-confirm tidak, yang satu confirm iya dan yang confirm gagal ginjal akut ini yang diterima di RSCM sudah terlambat, jadi kita kasih treatment Fomipizol karena obatnya udah ada, sudah terlambat sehingga pada hari yang sama dia wafat," ujar Menkes Budi Gunadi Sadikin di Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta yang dikutip Kamis (9/2/2023).
Budi menjelaskan Kemenkes melalui RSCM sudah mengambil sampel darah anak tersebut untuk kemudian diteliti di Labkesda DKI, hasilnya menunjukkan ada kandungan etilen glikol dan dietilen glikol dalam darah anak tersebut. Baca juga: Apa Penyebab Gagal Ginjal pada Anak? Orang Tua Wajib Tahu
"Hasilnya, baik di si anaknya, darahnya ada etilin glikol dan dietilin glikol dan di sampelnya (obatnya) juga ada dengan kader yang di atas batas," paparnya.
(kri)