G20, Indonesia Pimpin Pembangunan Kolaborasi Global
Selasa, 25 Oktober 2022 - 22:36 WIB
Indonesia memegang tampuk kepemimpinan atau Presidensi G20 tahun 2022 ini. Pemerintah Indonesia melalui Kementerian Komunikasi dan Informatika memastikan semua agenda dalam rangkaian penyelenggaraan Presidensi G20 akan berjalan lancar, hingga pertemuan puncak (KTT G20) di Bali bulan November ini.
Direktur Jenderal Informasi dan Komunikasi Publik Kemenkominfo, Usman Kansong menegaskan kesiapan penyelenggaraan KTT G20. Keamanan, kesiapan infrastruktur, jaringan telekomunikasi dan transportasi menjadi poin-poin penting kesiapan KTT G20.
“90 persen persiapan sudah kita siapkan. Informasi terakhir dari Menlu, semua kepala negara G20 akan hadir di Bali,” ujar Usman.
KTT G20 di Bali adalah kegiatan puncak presidensi G20 Indonesia. Berbagai kegiatan yang menjadi rangkaian acara G20 telah berlangsung sepanjang tahun 2022 ini. Rentetang kegiatan ini dikatakan Usman tentu memiliki manfaat strategis dari Presidensi G20. Potensi ini dapat diukur dari aspek ekonomi, politik luar negeri, maupun pembangunan sosial.
Pertama, diharapkan Presidensi G20 berdampak langsung bagi perekonomian, melalui peningkatan penerimaan devisa negara. Lebih dari 20 ribu delegasi internasional diperkirakan akan hadir kepada pertemuan yang akan diselenggarakan di berbagai daerah di Indonesia.
Pengalaman sebelumnya pada Presidensi Turki, Argentina, Tiongkok, dan Jepang menunjukkan adanya dampak positif ke dalam negeri. Tercatat jumlah kunjungan delegasi internasional mencapai lebih dari 13 ribu. Diperkirakan juga bahwa setiap KTT G20 menghasilkan pemasukan lebih dari $100 juta atau Rp1,4 Triliun kepada host country.
Kedua, di bidang politik, sebagai Ketua G20, Indonesia dapat mendorong kerja sama dan menginisiasi hasil konkret pada ketiga sektor prioritas, yang strategis bagi pemulihan.
Ini adalah momentum bagi Indonesia untuk memperoleh kredibilitas atau kepercayaan dunia, dalam memimpin pemulihan global. Dalam diplomasi dan politik luar negeri, kredibilitas adalah modal yang sangat berharga.
Ketiga, di bidang pembangunan ekonomi dan sosial berkelanjutan. Presidensi G20 menjadi momentum untuk tunjukkan bahwa 'Indonesia is open for business'. Akan terdapat berbagai showcase atau event yang menampilkan kemajuan pembangunan Indonesia, dan potensi investasi di Indonesia.
Diharapkan hal ini berpeluang menciptakan multiplier effect bagi perekonomian daerah karena berkontribusi bagi sektor pariwisata, akodomasi (perhotelan), transportasi, dan ekonomi kreatif, serta UMKM lokal.
Direktur Jenderal Informasi dan Komunikasi Publik Kemenkominfo, Usman Kansong menegaskan kesiapan penyelenggaraan KTT G20. Keamanan, kesiapan infrastruktur, jaringan telekomunikasi dan transportasi menjadi poin-poin penting kesiapan KTT G20.
“90 persen persiapan sudah kita siapkan. Informasi terakhir dari Menlu, semua kepala negara G20 akan hadir di Bali,” ujar Usman.
KTT G20 di Bali adalah kegiatan puncak presidensi G20 Indonesia. Berbagai kegiatan yang menjadi rangkaian acara G20 telah berlangsung sepanjang tahun 2022 ini. Rentetang kegiatan ini dikatakan Usman tentu memiliki manfaat strategis dari Presidensi G20. Potensi ini dapat diukur dari aspek ekonomi, politik luar negeri, maupun pembangunan sosial.
Pertama, diharapkan Presidensi G20 berdampak langsung bagi perekonomian, melalui peningkatan penerimaan devisa negara. Lebih dari 20 ribu delegasi internasional diperkirakan akan hadir kepada pertemuan yang akan diselenggarakan di berbagai daerah di Indonesia.
Pengalaman sebelumnya pada Presidensi Turki, Argentina, Tiongkok, dan Jepang menunjukkan adanya dampak positif ke dalam negeri. Tercatat jumlah kunjungan delegasi internasional mencapai lebih dari 13 ribu. Diperkirakan juga bahwa setiap KTT G20 menghasilkan pemasukan lebih dari $100 juta atau Rp1,4 Triliun kepada host country.
Kedua, di bidang politik, sebagai Ketua G20, Indonesia dapat mendorong kerja sama dan menginisiasi hasil konkret pada ketiga sektor prioritas, yang strategis bagi pemulihan.
Ini adalah momentum bagi Indonesia untuk memperoleh kredibilitas atau kepercayaan dunia, dalam memimpin pemulihan global. Dalam diplomasi dan politik luar negeri, kredibilitas adalah modal yang sangat berharga.
Ketiga, di bidang pembangunan ekonomi dan sosial berkelanjutan. Presidensi G20 menjadi momentum untuk tunjukkan bahwa 'Indonesia is open for business'. Akan terdapat berbagai showcase atau event yang menampilkan kemajuan pembangunan Indonesia, dan potensi investasi di Indonesia.
Diharapkan hal ini berpeluang menciptakan multiplier effect bagi perekonomian daerah karena berkontribusi bagi sektor pariwisata, akodomasi (perhotelan), transportasi, dan ekonomi kreatif, serta UMKM lokal.
Lihat Juga :
tulis komentar anda