Tragedi Kanjuruhan, Mahfud MD: Tembakan Gas Air Mata Bikin Panik hingga Banyak Korban Tewas
Jum'at, 21 Oktober 2022 - 08:09 WIB
JAKARTA - Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan (Menko Polhukam) Mahfud MD menilai seberapa banyak kandungan zat kimia pada gas air mata tidaklah penting. Yang jelas, tembakan gas air mata saat kerusuhan di Kanjuruhan membuat massa panik. Mereka dan berdesakan mencari jalan keluar hingga akhirnya banyak yang tewas.
"Saya nggak peduli sekarang seberapa besar kandungan kimia yang mematikan (dalam gas air mata), itu tidak penting," kata Mahfud saat menjawab pertanyaan dalam survei LSI secara daring, dikutip Jumat (21/10/2022).
"Karena bukan kimianya yang menyebabkan, tetapi penembakannya yang menyebabkan orang panik kemudian berdesak-desakan dan mati," sambungnya.
Mahfud menegaskan, mungkin memang gas air mata tidak menyebabkan kematian. Namun penembakan gas itulah yang menimbulkan kepanikan dan sesak napas, sehingga korban jiwa berjatuhan.
"Mungkin gas air matanya sendiri tidak menyebabkan kematian langsung, tetapi penyemprotan ke tempat-tempat tertentu menyebabkan orang panik, nafasnya sesak, lalu lari ke tempat yang sama, desak-desakan, mati. Jadi, penyebabnya ya gas air mata," katanya.
Mahfud yang juga ketua Tim Gabungan Independen Pencari Fakta (TGIPF) mengaku sudah berbicara dengan presiden FIFA untuk melakukan transformasi bersama-sama.
"Karena begini, menyangkut dunia sepak bola, pengaturan, pengorganisasian dan lainnya itu sudah diatur oleh FIFA dan PSSI. Kita tidak boleh ikut campur ke situ, tetapi pemerintah sudah bicara dengan presiden FIFA akan bersama-sama melakukan transformasi," tuturnya.
"Saya nggak peduli sekarang seberapa besar kandungan kimia yang mematikan (dalam gas air mata), itu tidak penting," kata Mahfud saat menjawab pertanyaan dalam survei LSI secara daring, dikutip Jumat (21/10/2022).
"Karena bukan kimianya yang menyebabkan, tetapi penembakannya yang menyebabkan orang panik kemudian berdesak-desakan dan mati," sambungnya.
Baca Juga
Mahfud menegaskan, mungkin memang gas air mata tidak menyebabkan kematian. Namun penembakan gas itulah yang menimbulkan kepanikan dan sesak napas, sehingga korban jiwa berjatuhan.
"Mungkin gas air matanya sendiri tidak menyebabkan kematian langsung, tetapi penyemprotan ke tempat-tempat tertentu menyebabkan orang panik, nafasnya sesak, lalu lari ke tempat yang sama, desak-desakan, mati. Jadi, penyebabnya ya gas air mata," katanya.
Mahfud yang juga ketua Tim Gabungan Independen Pencari Fakta (TGIPF) mengaku sudah berbicara dengan presiden FIFA untuk melakukan transformasi bersama-sama.
"Karena begini, menyangkut dunia sepak bola, pengaturan, pengorganisasian dan lainnya itu sudah diatur oleh FIFA dan PSSI. Kita tidak boleh ikut campur ke situ, tetapi pemerintah sudah bicara dengan presiden FIFA akan bersama-sama melakukan transformasi," tuturnya.
(muh)
tulis komentar anda