Ketidakpastian Ekonomi dan Bauran Kebijakan

Senin, 10 Oktober 2022 - 08:03 WIB
Konsumsi sangat penting bagi perekonomian Indonesia karena 58% Produk Domestik Bruto (PDB) berasal dari sektor ini. Oleh sebab itu, melalui struktur ekonomi Tanah Air yang ditopang konsumsi domestik membuat peluang Indonesia untuk terseret arus resesi global mengecil.

Berdasarkan survei Bloomberg, tingkat risiko resesi Indonesia hanya 3%, jauh lebih rendah dibandingkan dengan mayoritas negara di dunia. Sebuah negara dikategorikan rentan menghadapi resesi jika angka risiko mencapai 70%. Merujuk hal tersebut maka ancaman resesi ekonomi dunia seyogyanya dapat diantisipasi oleh Indonesia dengan menjaga daya beli masyarakat dan memperbaiki kinerja industri manufaktur.

Ancaman resesi ekonomi adalah gejolak eksternal yang tak cukup apabila dihalau hanya sebatas melalui bauran kebijakan fiskal dan moneter. Gejolak ekonomi global ini sewaktu-waktu bisa menguji soliditas serta stabilitas ekonomi Indonesia.

Oleh sebab itu, produktivitas dan kinerja sektor riil sebagai penggerak aktivitas ekonomi perlu distimulus, terutama pada Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM). Sangat penting bagi pemerintah untuk memperkuat ekonomi domestik, penguatan UMKM dan sektor ekonomi yang berbasis domestik resources demi menuju kemandirian ekonomi Indonesia.

Selain itu, investasi yang juga menjadi sumber pertumbuhan ekonomi nasional nomor dua setelah konsumsi pun perlu didorong oleh pemerintah, terutama investasi skala kecil dan menengah. Hal ini merupakan bentuk upaya pengembangan UMKM agar tetap produktif sekaligus menciptakan lapangan pekerjaan. Hal itu karena mendorong investasi skala kecil dan menengah adalah bentuk strategi keluar (exit strategy) dari tekanan resesi yang inklusif dan berkelanjutan.

Investasi skala ini sering terlupakan padahal efektif dalam penciptaan pasar dan lapangan pekerjaan. Pertumbuhan investasi skala kecil dan menengah di banyak daerah dapat memicu industrialisasi skala menengah yang selanjutnya akan mendorong konsumsi masyarakat.

Sebuah catatan yang perlu menjadi perhatian bahwa di Indonesia, jumlah wirausaha masih di bawah 4% dari jumlah penduduk, jauh di bawah negara-negara dengan jumlah penduduk besar, seperti China dan India, yang rasio jumlah wirausaha terhadap jumlah penduduk mencapai 11-12%.

Upaya penguatan ekonomi domestik adalah kunci bertahan di tengah gejolak ekonomi eksternal. Oleh sebab itu, pemerintah perlu terus berupaya mendorong sektor riil mengingat peluang Indonesia sangat besar karena ditopang bonus demografi.

Selain itu, untuk menghasilkan dampak yang lebih masif, pemerintah juga perlu mendorong adanya sinergitas kebijakan antara pusat dan daerah yang bertujuan menjaga daya beli dan pertumbuhan konsumsi masyarakat melalui berbagai kebijakan yang mendorong geliat pertumbuhan UMKM. Semoga.
Dapatkan berita terbaru, follow WhatsApp Channel SINDOnews sekarang juga!
(ynt)
Halaman :
tulis komentar anda
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More