Wakil Ketua MPR Ingatkan Pemerintah untuk Beradaptasi dengan Dinamika Ekonomi Global
Rabu, 21 September 2022 - 23:45 WIB
Perkembangan ekonomi digital, kata Dedy, tidak terlepas dari dorongan penetrasi internet di Tanah Air yang saat ini tercatat 77,02%. Dedy menilai peran ekonomi digital dalam pertumbuhan ekonomi nasional akan semakin besar. Apalagi ekonomi digital sudah terbukti sebagai salah satu sektor yang cepat pulih dari dampak pandemi.
Berbagai upaya untuk penguatan sektor digital terus dilakukan pemerintah lewat penguatan literasi masyarakat hingga perluasan infrastruktur internet di Tanah Air, untuk mendukung pertumbuhan ekonomi digital yang lebih baik.
Direktur Keamanan Siber dan Sandi Keuangan, Perdagangan, dan Pariwisata pada Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN) Edit Prima mengungkapkan, seiring dengan pesatnya pertumbuhan ekonomi digital, serangan terhadap traffic internet yang digunakan pun semakin meningkat. Pada 2021, tercatat 1,6 miliar anomali traffic internet yang menyasar sejumlah akun masyarakat.
Berdasarkan kondisi itu, kata Edit, upaya penguatan sistem keamanan siber terhadap para pelaku ekonomi digital dan masyarakat harus dikedepankan lewat berbagai upaya, agar potensi ekonomi dan sosial dari sektor digital yang ada bisa terus dikembangkan. "BSSN terus berupaya memberikan pelatihan dan modul sistem keamanan siber yang bisa dimanfaatkan oleh para pelaku ekonomi digital dan masyarakat," katanya.
Ketua Umum Asosiasi Pempimpin Digital Indonesia, Ignasius DA Sutapa mengungkapkan, kondisi saat ini seperti dua sisi mata uang. Ada peluang ekonomi dari kemajuan teknologi, tapi di sisi lain serangan siber juga tinggi.
Potensi besar dalam pemanfaatan teknologi di sektor ekonomi tidak diiringi kesiapan pelaku usaha dalam memanfaatkan ekonomi digital untuk menangkap peluang tersebut. Menurut Ignasius, baru 30% masyarakat Indonesia memiliki literasi digital, sementara inklusi keuangannya sudah mencapai 76%. Kondisi tersebut menghadirkan potensi risiko yang besar.
Karena itu, perlu peningkatan literasi digital masyarakat agar inklusi keuangannya bisa bertumbuh dengan baik. Selain itu, ujar Ignasius, dibutuhkan modernisasi regulasi untuk mendukung pertumbuhan ekonomi digital secara nasional.
Peneliti Collaboration with Research Cluster of Digital Business and Economics Universitas Indonesia, Christy D Mariana sependapat bahwa ekonomi digital mampu berpengaruh positif terhadap pertumbuhan ekonomi nasional. Tantangannya adalah bagaimana transformasi digital di masyarakat dapat dilakukan secara menyeluruh, sehingga mampu menciptakan berbagai peluang di emerging market. "Masyarakat perlu dipersiapkan untuk menghadapi berbagai tantangan yang muncul, lewat penguatan pengetahuan tentang cyber security dan ekonomi digital," katanya.
Menurut Christy, agar ekonomi digital mampu mendorong kebangkitan ekonomi nasional dari krisis diperlukan pengembangan infrastruktur, peningkatan kecakapan digital masyarakat dan sejumlah kebijakan yang mendukung ekosistem digital.
Berbagai upaya untuk penguatan sektor digital terus dilakukan pemerintah lewat penguatan literasi masyarakat hingga perluasan infrastruktur internet di Tanah Air, untuk mendukung pertumbuhan ekonomi digital yang lebih baik.
Direktur Keamanan Siber dan Sandi Keuangan, Perdagangan, dan Pariwisata pada Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN) Edit Prima mengungkapkan, seiring dengan pesatnya pertumbuhan ekonomi digital, serangan terhadap traffic internet yang digunakan pun semakin meningkat. Pada 2021, tercatat 1,6 miliar anomali traffic internet yang menyasar sejumlah akun masyarakat.
Berdasarkan kondisi itu, kata Edit, upaya penguatan sistem keamanan siber terhadap para pelaku ekonomi digital dan masyarakat harus dikedepankan lewat berbagai upaya, agar potensi ekonomi dan sosial dari sektor digital yang ada bisa terus dikembangkan. "BSSN terus berupaya memberikan pelatihan dan modul sistem keamanan siber yang bisa dimanfaatkan oleh para pelaku ekonomi digital dan masyarakat," katanya.
Ketua Umum Asosiasi Pempimpin Digital Indonesia, Ignasius DA Sutapa mengungkapkan, kondisi saat ini seperti dua sisi mata uang. Ada peluang ekonomi dari kemajuan teknologi, tapi di sisi lain serangan siber juga tinggi.
Potensi besar dalam pemanfaatan teknologi di sektor ekonomi tidak diiringi kesiapan pelaku usaha dalam memanfaatkan ekonomi digital untuk menangkap peluang tersebut. Menurut Ignasius, baru 30% masyarakat Indonesia memiliki literasi digital, sementara inklusi keuangannya sudah mencapai 76%. Kondisi tersebut menghadirkan potensi risiko yang besar.
Karena itu, perlu peningkatan literasi digital masyarakat agar inklusi keuangannya bisa bertumbuh dengan baik. Selain itu, ujar Ignasius, dibutuhkan modernisasi regulasi untuk mendukung pertumbuhan ekonomi digital secara nasional.
Peneliti Collaboration with Research Cluster of Digital Business and Economics Universitas Indonesia, Christy D Mariana sependapat bahwa ekonomi digital mampu berpengaruh positif terhadap pertumbuhan ekonomi nasional. Tantangannya adalah bagaimana transformasi digital di masyarakat dapat dilakukan secara menyeluruh, sehingga mampu menciptakan berbagai peluang di emerging market. "Masyarakat perlu dipersiapkan untuk menghadapi berbagai tantangan yang muncul, lewat penguatan pengetahuan tentang cyber security dan ekonomi digital," katanya.
Menurut Christy, agar ekonomi digital mampu mendorong kebangkitan ekonomi nasional dari krisis diperlukan pengembangan infrastruktur, peningkatan kecakapan digital masyarakat dan sejumlah kebijakan yang mendukung ekosistem digital.
(cip)
Lihat Juga :
tulis komentar anda