Menata Juara, Merintis Masyarakat Bugar 2045
Jum'at, 09 September 2022 - 14:32 WIB
Di sisi lain semakin banyak anak usia dini yang aktif berolahraga, yang bugar, akan semakin memberi keyakinan untuk terwujudnya masyarakat Indonesia bugar pada 2045. Dengan demikian biaya kesehatan dan anggaran kesehatan dapat semakin menurun dan produktivitas meningkat.
Upaya mencapai Visi Indonesia Bugar 2045 menghadapi tantangan yang tidak ringan. Data Sport Development Index (SDI) 2021 menunjukkan bahwa tingkat partisipasi masyarakat berolahraga cukup rendah, di angka 32,83%. Tingkat kebugaran berada lebih rendah lagi sebesar 26%. Angka partisipasi ini jauh di bawah negara-negara maju seperti Australia yang sudah mencapai 87% pada 2019 lalu.
Bahkan sesungguhnya angka partisipasi ini tidak beranjak dari satu dasawarsa yang lalu. Tampaknya perlu cara lain, strategi berbeda barangkali, untuk dapat mendorong partisipasi masyarakat berolahraga.
Analisis SDI tahun 2021 mengindikasikan bahwa terdapat dua faktor penting pendorong masyarakat berolahraga, yaitu (1) keberadaan sumber daya manusia (SDM) olahraga seperti pelatih atau guru, (2) ketersediaan ruang terbuka untuk berolahraga. Sementara itu data SDI tahun 2021 menunjukkan bahwa SDM olahraga merupakan dimensi paling rendah, yaitu 8%.
Sementara dimensi ruang terbuka berada di angka 50%, relatif baik. Ketiadaan atau keterbatasan penggerak, yakni guru atau pelatih olahraga, menjadi krusial untuk diberi perhatian khusus. Merekalah yang dapat mengajak berolahraga, mengajari anak-anak, memberikan bimbingan dan latihan, sehingga minat dan animo berolahraga bisa meningkat.
Perlu strategi dan kebijakan untuk menyediakan guru, penggerak atau pelatih olahraga di setiap desa, minimal satu desa satu SDM olahraga.
Baca Juga: koran-sindo.com
Upaya mencapai Visi Indonesia Bugar 2045 menghadapi tantangan yang tidak ringan. Data Sport Development Index (SDI) 2021 menunjukkan bahwa tingkat partisipasi masyarakat berolahraga cukup rendah, di angka 32,83%. Tingkat kebugaran berada lebih rendah lagi sebesar 26%. Angka partisipasi ini jauh di bawah negara-negara maju seperti Australia yang sudah mencapai 87% pada 2019 lalu.
Bahkan sesungguhnya angka partisipasi ini tidak beranjak dari satu dasawarsa yang lalu. Tampaknya perlu cara lain, strategi berbeda barangkali, untuk dapat mendorong partisipasi masyarakat berolahraga.
Analisis SDI tahun 2021 mengindikasikan bahwa terdapat dua faktor penting pendorong masyarakat berolahraga, yaitu (1) keberadaan sumber daya manusia (SDM) olahraga seperti pelatih atau guru, (2) ketersediaan ruang terbuka untuk berolahraga. Sementara itu data SDI tahun 2021 menunjukkan bahwa SDM olahraga merupakan dimensi paling rendah, yaitu 8%.
Sementara dimensi ruang terbuka berada di angka 50%, relatif baik. Ketiadaan atau keterbatasan penggerak, yakni guru atau pelatih olahraga, menjadi krusial untuk diberi perhatian khusus. Merekalah yang dapat mengajak berolahraga, mengajari anak-anak, memberikan bimbingan dan latihan, sehingga minat dan animo berolahraga bisa meningkat.
Perlu strategi dan kebijakan untuk menyediakan guru, penggerak atau pelatih olahraga di setiap desa, minimal satu desa satu SDM olahraga.
Baca Juga: koran-sindo.com
(bmm)
Lihat Juga :
tulis komentar anda