Kenapa ‘Amplop Kiai’ Menggoyang Suharso Monoarfa? Ini Kata Pengamat
Kamis, 25 Agustus 2022 - 13:32 WIB
"Jika basis legitimasi politiknya di internal partai sudah jatuh, yang bisa menyelamatkan Suharso hanya satu, yakni kekuasaan. Tapi lagi-lagi, hal itu juga mengandung risiko besar berupa rapuhnya mesin politik PPP di akar rumput. PPP harus memilih, mempertahankan ketum dengan harapan bisa mengembalikan kepercayaan publik, atau harus mempertaruhkan nasib dan keselamatan partainya," kata Umam.
Apalagi kata dia dengan pernyataan "amplop kiai" Suharso ini mengandung efek destruktif yang besar. "Di mata para Kiai yang selama ini bernaung dan mendedikasikan perjuangannya untuk PPP, statement amplop kiai memang akan membuat kesan buruk melekat pada individu Suharso, selaku Ketum PPP," ungkap Khoirul Umam.
Jika dampak negatifnya terus bergulir dan sulit dimitigasi, maka hal itu berpotensi menggerus akar politik PPP yang tersebar di banyak jaringan pesantren lokal.
Kondisi ini kata dia menjadi riskan, karena elektabilitas PPP di Pemilu 2019 lalu hanya 4,52% atau 0,52% lebih besar dari parliamentary threshold 4%.
"Artinya, jika PPP terus melakukan blunder, dan kesan buruk yang menempel ke figur Suharso akibat statement yang dinilai merendahkan martabat kiai itu sulit dibendung, maka hal itu berpotensi mendegradasi elektabilitas partainya. Bisa-bisa PPP masuk zona degradasi dan terlempar dari jajaran partai Senayan," terang Umam.
Apalagi kata dia dengan pernyataan "amplop kiai" Suharso ini mengandung efek destruktif yang besar. "Di mata para Kiai yang selama ini bernaung dan mendedikasikan perjuangannya untuk PPP, statement amplop kiai memang akan membuat kesan buruk melekat pada individu Suharso, selaku Ketum PPP," ungkap Khoirul Umam.
Jika dampak negatifnya terus bergulir dan sulit dimitigasi, maka hal itu berpotensi menggerus akar politik PPP yang tersebar di banyak jaringan pesantren lokal.
Kondisi ini kata dia menjadi riskan, karena elektabilitas PPP di Pemilu 2019 lalu hanya 4,52% atau 0,52% lebih besar dari parliamentary threshold 4%.
"Artinya, jika PPP terus melakukan blunder, dan kesan buruk yang menempel ke figur Suharso akibat statement yang dinilai merendahkan martabat kiai itu sulit dibendung, maka hal itu berpotensi mendegradasi elektabilitas partainya. Bisa-bisa PPP masuk zona degradasi dan terlempar dari jajaran partai Senayan," terang Umam.
(muh)
tulis komentar anda