Pakar Gugus Tugas: Dexamethasone dan Hydroxychloroquine Bukan Obat Pencegahan COVID-19
Senin, 29 Juni 2020 - 14:06 WIB
JAKARTA - Pakar Gugus Tugas Nasional Percepatan Penanganan COVID-19, dr Akmal Taher menegaskan bahwa obat Dexamethasone dan Hydroxychloroquine bukan untuk pencegahan virus COVID-19 .
“Kalau untuk pencegahan sudah terlalu jauh ya, tidak pernah ada penelitian yang menceritakan tentang itu,” tegas Akmal dalam diskusi di Media Center Gugus Tugas Nasional Percepatan Penanganan COVID-19-19 Graha BNPB Jakarta, Senin (29/6/2020). (Baca juga: Jokowi ke Menkes Terawan: Anggaran Rp75 Triliun Baru keluar 1,53% Coba)
Akmal pun mengimbau masyarakat untuk tidak membeli secara sembarangan kedua obat ini tanpa resep dari dokter. “Sehingga janganlah sampai masyarakat melakukan tindakan yang sebenarnya bukan cuman dengan berhasiat. Tapi bahayanya karena ada efek sampingnya itu yang kita sangat khawatirkan. Oleh karena itu, jelas tidak direkomendasikan bagi masyarakat,” jelasnya.
Akmal pun meminta masyarakat untuk selalu update informasi yang beredar tentang penggunaan obat untuk COVID-19. “Kedua, juga selalu kita mengharapkan karena banyaknya informasi sekarang ini, kadang ada beberapa yang sebenarnya diumumkan baru trial, tapi masyarakat bisa menangkap ini sudah di pasaran yang dipakai,” kata Akmal.
Dia melanjutkan masyarakat yang ragu penggunaan obat untuk COVID-19 bisa menghubungi website Kementerian Kesehatan ataupun Gugus Tugas COVID-19. “Sekali lagi dalam keadaan ragu seperti itu tolong bisa menghubungi website yang di Kementerian Kesehatan maupun di Gugus Tugas atau menanyakan ke situ, sehingga masyarakat bisa mendapatkan informasi,” terangnya. (Baca juga: Jokowi: Tenaga Medis Pusat Bisa Dikirim ke Daerah Kasus Corona Tinggi)
“Saya sangat mengerti dalam keadaan seperti sekarang, apalagi masyarakat timbul pengetahuan belum ada obatnya katanya, begitu baru mereka berharap itu. Namun, yang kadang-kadang masyarakat lupa adalah setiap obat ada cerita khasiat, ada cerita keamanan, ada efek samping,” tambah Akmal.
“Kalau untuk pencegahan sudah terlalu jauh ya, tidak pernah ada penelitian yang menceritakan tentang itu,” tegas Akmal dalam diskusi di Media Center Gugus Tugas Nasional Percepatan Penanganan COVID-19-19 Graha BNPB Jakarta, Senin (29/6/2020). (Baca juga: Jokowi ke Menkes Terawan: Anggaran Rp75 Triliun Baru keluar 1,53% Coba)
Akmal pun mengimbau masyarakat untuk tidak membeli secara sembarangan kedua obat ini tanpa resep dari dokter. “Sehingga janganlah sampai masyarakat melakukan tindakan yang sebenarnya bukan cuman dengan berhasiat. Tapi bahayanya karena ada efek sampingnya itu yang kita sangat khawatirkan. Oleh karena itu, jelas tidak direkomendasikan bagi masyarakat,” jelasnya.
Akmal pun meminta masyarakat untuk selalu update informasi yang beredar tentang penggunaan obat untuk COVID-19. “Kedua, juga selalu kita mengharapkan karena banyaknya informasi sekarang ini, kadang ada beberapa yang sebenarnya diumumkan baru trial, tapi masyarakat bisa menangkap ini sudah di pasaran yang dipakai,” kata Akmal.
Dia melanjutkan masyarakat yang ragu penggunaan obat untuk COVID-19 bisa menghubungi website Kementerian Kesehatan ataupun Gugus Tugas COVID-19. “Sekali lagi dalam keadaan ragu seperti itu tolong bisa menghubungi website yang di Kementerian Kesehatan maupun di Gugus Tugas atau menanyakan ke situ, sehingga masyarakat bisa mendapatkan informasi,” terangnya. (Baca juga: Jokowi: Tenaga Medis Pusat Bisa Dikirim ke Daerah Kasus Corona Tinggi)
“Saya sangat mengerti dalam keadaan seperti sekarang, apalagi masyarakat timbul pengetahuan belum ada obatnya katanya, begitu baru mereka berharap itu. Namun, yang kadang-kadang masyarakat lupa adalah setiap obat ada cerita khasiat, ada cerita keamanan, ada efek samping,” tambah Akmal.
(kri)
Lihat Juga :
tulis komentar anda