Survei LSJ: Prabowo Capres dengan Sentimen Positif Tertinggi
Minggu, 24 Juli 2022 - 12:13 WIB
JAKARTA - Lembaga Survei Jakarta (LSJ) merilis hasil riset terbaru tentang sentimen publik terhadap para calon presiden 2024. Hasilnya, Prabowo Subianto masih menempati ranking tertinggi di antara sejumlah nama capres yang beredar saat ini.
Direktur Riset LSJ Fetra Ardianto mengatakan, sentimen positif terhadap Menteri Pertahanan itu justru semakin menguat. Hal tersebut seiring dengan adanya ejekan dari tokoh nasional seperti Jusuf Kalla dan komentar politisi Partai Nasdem Zulfan Lindan.
"Bahkan di tengah adanya ejekan dari tokoh nasional sekelas Jusuf Kalla dan komentar dari politisi Partai Nasdem Zulfan Lindan, simpati publik terhadap Prabowo justru terus meningkat. Sentimen positif terhadap Prabowo semakin menguat," katanya saat merilis hasil survei secara daring, Minggu (24/7/2022).
Fetra mengatakan, berdasarkan analisis percakapan warganet sejak 10 Juli hingga 20 Juli 2022, Prabowo merupakan satu-satunya capres yang memiliki sentimen positif di atas 60% dari warganet (netizen).
"LSJ menganalisis percakapan warganet sejak 10 Juli hingga 20 Juli 2022. Hasilnya, dari delapan nama tokoh yang dianalisis, Prabowo memperoleh sentimen positif tertinggi, yakni 62,8%, jauh di atas tokoh-tokoh lain yang sering muncul dalam papan survei. Sebagai contoh, Ridwan Kamil yang berada di posisi kedua hanya memperoleh sentimen positif dari warganet sebesar 32,2%," ucapnya.
Bahkan, kata Fetra, Ganjar Pranowo yang dalam rating survei elektabilitasnya selalu masuk dua besar, ternyata hanya memperoleh sentimen positif dari publik sebesar 25,1%. "Sama dengan sentimen positif yang diperoleh Agus Harimurty Yudhoyono (AHY). Sedangkan Gubernur DKI Anies Baswedan berada di posisi ke-5 dengan sentimen positif sebesar 20,2%, disusul Puan Maharani (17,9%), Airlangga Hartarto (10,8%), dan Sandiaga Uno (8,9%)," katanya.
Baca juga: Kenang Kepemimpinan Cak Noer, Prabowo: Tugas Pemimpin Bikin Wong Cilik Gemuyu
Seperti diketahui, belum lama ini dalam sebuah wawancara yang diunggah kanal youtube salah satu TV swasta, Jusuf Kalla (JK) mengejek Prabowo telah gagal dalam tiga kali Pilpres dan mempertanyakan apakah mau gagal untuk keempat kalinya.
Sementara Zulfan Lindan mempersoalkan usia Prabowo yang sudah tidak muda lagi untuk mencalonkan diri sebagai capres. Konon itu pula yang disampaikan Ketua Umum Nasdem Surya Paloh dalam pertemuannya dengan Prabowo beberapa waktu lalu.
Fetra menjelaskan, komentar negatif JK dan Zulfan Lindan ternyata justru menimbulkan underdog effect terhadap citra Prabowo Subianto di mata publik. Dalam teori politik, seorang sosok yang disepelekan atau didegradasi image-nya boleh jadi malah kebanjiran simpati dari publik luas.
"Setidaknya itu terjadi pada Prabowo belakangan ini. Sentimen positif dari publik justru meningkat signifikan pasca datangnya ejekan dan komentar nyinyir dari segelintir tokoh nasional tersebut," kata Fetra.
Sebagai informasi, Riset LSJ ini menggunakan pendekatan natural language processing (NLP) untuk mengekstraksi opini atau percakapan warganet dalam bentuk teks. Analisis dilakukan dengan menggunakan keyword yang sering dipublikasikan oleh lembaga-lembaga riset mainstream, seperti Prabowo Subianto, Ganjar Pranowo, Anies Baswedan, dan sebagainya. Dataset diperoleh pada periode 10 hingga 20 Juli 2022 dengan teknik ekstraksi knowledge big data.
Direktur Riset LSJ Fetra Ardianto mengatakan, sentimen positif terhadap Menteri Pertahanan itu justru semakin menguat. Hal tersebut seiring dengan adanya ejekan dari tokoh nasional seperti Jusuf Kalla dan komentar politisi Partai Nasdem Zulfan Lindan.
"Bahkan di tengah adanya ejekan dari tokoh nasional sekelas Jusuf Kalla dan komentar dari politisi Partai Nasdem Zulfan Lindan, simpati publik terhadap Prabowo justru terus meningkat. Sentimen positif terhadap Prabowo semakin menguat," katanya saat merilis hasil survei secara daring, Minggu (24/7/2022).
Fetra mengatakan, berdasarkan analisis percakapan warganet sejak 10 Juli hingga 20 Juli 2022, Prabowo merupakan satu-satunya capres yang memiliki sentimen positif di atas 60% dari warganet (netizen).
"LSJ menganalisis percakapan warganet sejak 10 Juli hingga 20 Juli 2022. Hasilnya, dari delapan nama tokoh yang dianalisis, Prabowo memperoleh sentimen positif tertinggi, yakni 62,8%, jauh di atas tokoh-tokoh lain yang sering muncul dalam papan survei. Sebagai contoh, Ridwan Kamil yang berada di posisi kedua hanya memperoleh sentimen positif dari warganet sebesar 32,2%," ucapnya.
Bahkan, kata Fetra, Ganjar Pranowo yang dalam rating survei elektabilitasnya selalu masuk dua besar, ternyata hanya memperoleh sentimen positif dari publik sebesar 25,1%. "Sama dengan sentimen positif yang diperoleh Agus Harimurty Yudhoyono (AHY). Sedangkan Gubernur DKI Anies Baswedan berada di posisi ke-5 dengan sentimen positif sebesar 20,2%, disusul Puan Maharani (17,9%), Airlangga Hartarto (10,8%), dan Sandiaga Uno (8,9%)," katanya.
Baca juga: Kenang Kepemimpinan Cak Noer, Prabowo: Tugas Pemimpin Bikin Wong Cilik Gemuyu
Seperti diketahui, belum lama ini dalam sebuah wawancara yang diunggah kanal youtube salah satu TV swasta, Jusuf Kalla (JK) mengejek Prabowo telah gagal dalam tiga kali Pilpres dan mempertanyakan apakah mau gagal untuk keempat kalinya.
Sementara Zulfan Lindan mempersoalkan usia Prabowo yang sudah tidak muda lagi untuk mencalonkan diri sebagai capres. Konon itu pula yang disampaikan Ketua Umum Nasdem Surya Paloh dalam pertemuannya dengan Prabowo beberapa waktu lalu.
Fetra menjelaskan, komentar negatif JK dan Zulfan Lindan ternyata justru menimbulkan underdog effect terhadap citra Prabowo Subianto di mata publik. Dalam teori politik, seorang sosok yang disepelekan atau didegradasi image-nya boleh jadi malah kebanjiran simpati dari publik luas.
"Setidaknya itu terjadi pada Prabowo belakangan ini. Sentimen positif dari publik justru meningkat signifikan pasca datangnya ejekan dan komentar nyinyir dari segelintir tokoh nasional tersebut," kata Fetra.
Sebagai informasi, Riset LSJ ini menggunakan pendekatan natural language processing (NLP) untuk mengekstraksi opini atau percakapan warganet dalam bentuk teks. Analisis dilakukan dengan menggunakan keyword yang sering dipublikasikan oleh lembaga-lembaga riset mainstream, seperti Prabowo Subianto, Ganjar Pranowo, Anies Baswedan, dan sebagainya. Dataset diperoleh pada periode 10 hingga 20 Juli 2022 dengan teknik ekstraksi knowledge big data.
(abd)
tulis komentar anda