Kenang Kepemimpinan Cak Noer, Prabowo: Tugas Pemimpin Bikin Wong Cilik Gemuyu

Kamis, 21 Juli 2022 - 17:43 WIB
loading...
Kenang Kepemimpinan Cak Noer, Prabowo: Tugas Pemimpin Bikin Wong Cilik Gemuyu
Menteri Pertahanan (Menhan) RI Prabowo Subianto mengenang pelajaran dari Raden Panji Muhammad Nur atau Cak Noer yang sempat disampaikan kepadanya. Foto/MPI
A A A
JAKARTA - Menteri Pertahanan (Menhan) Prabowo Subianto mengenang pelajaran dari Raden Panji Muhammad Nur atau Cak Noer yang sempat disampaikan kepadanya. Cak Noer adalah Gubernur Jawa Timur masa bakti 1967-1976.

Cak Noer meniti karier dari bawah sebagai pegawai magang di Kantor Kabupaten Sumenep, Asisten Wedana, Patih (Wakil Bupati), Bupati Kabupaten Bangkalan, Residen (Pembantu Gubernur), Pejabat Sementara Gubernur Jawa Timur, hingga menjadi seorang Gubernur Jawa Timur.



Prabowo menceritakan, ia mengenal dekat Cak Noer setelah Cak Noer pensiun dan kembali ke Surabaya.

"Sebagai tokoh Jawa Timur yang sangat dikenal dekat dengan rakyat, saya merasa perlu untuk diskusi bersama beliau," kisah Prabowo.



Saat itu, Prabowo masih menjabat sebagai Ketua Umum Himpunan Kerukunan Tani Indonesia (HKTI). "Mungkin, karena beliau tahu bahwa saya juga sangat memperhatikan nasib pertanian dan petani Indonesia," kenang Prabowo.

"Beliau berkenan memenuhi undangan saya untuk memberi pengarahan dalam sebuah seminar yang diselenggarakan oleh HKTI di Surabaya," sambungnya.

Prabowo mengatakan, banyak pandangan Cak Noer tentang pembangunan perekonomian di pedesaan dan juga ekonomi kerakyatan yang cocok dengan pendapatnya.

"Kami yakin bahwa Indonesia bisa berdiri di atas kaki sendiri, harus bisa swasembada pangan, dan kita harus memberi penghasilan yang lebih adil kepada para petani yang merupakan kelompok produsen yang vital bagi kemerdekaan suatu bangsa," ujar Prabowo.

Adapun, dari banyak cerita-cerita Cak Noer, Prabowo mengatakan, ada beberapa yang menarik. Cak Noer cerita bahwa sering mengajak seluruh staf utama melakukan perjalanan dari desa ke desa. Sering rapat gubernur di pendopo desa, kecamatan, dan kabupaten.

"Beliau katakan dalam sebulan, bisa dua hingga tiga minggu berada di luar ibu kota provinsi. Lebih sering berada di desa maupun kecamatan. Dari situ beliau bisa melihat dan menangkap kesulitan-kesulitan yang dialami di pedesaan," tutupnya.
(maf)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.2788 seconds (0.1#10.140)