Vaksinasi Booster Dinilai Penting untuk Cegah Keparahan akibat Covid-19
Selasa, 19 Juli 2022 - 14:37 WIB
JAKARTA - Vaksinasi booster dinilai penting untuk mencegah keparahan bahkan kematian akibat Covid-19 . Pemerintah didorong untuk terus mengejar target capaian vaksinasi booster .
"Vaksin dosis ketiga itu penting, meskipun kita tahu bahwa BA.5, BA.4, BA.2.75 lebih resisten menurunkan efikasi antibodi. Tapi itu menurun dalam artian kemampuan memproteksi diri terinfeksi. Namun, dalam efektivitas mencegah keparahan dan kematian itu tetap tinggi," ujar Epidemiolog dari Griffith University Australia Dicky Budiman, Selasa (19/7/2022).
Dia melihat banyak masyarakat belum mendapatkan vaksin dosis lengkap. Padahal, efektivitas booster mencegah dampak parah akibat Covid-19 sudah terbukti di berbagai negara.
Data Satgas Covid-19 menyebutkan baru 53.126.957 orang yang sudah divaksin booster dari total target 208.265.720. "Meski capaian dosis satu dan dua cukup besar, tapi itu tidak cukup untuk mencegah BA.5. Untuk itulah vaksin booster ini harus kita capai, setidaknya 50% dari total populasi. Tapi di kelompok rentan seharusnya di atas 70%," tuturnya.
Dia mengatakan, sentra vaksinasi harus lebih banyak di area publik untuk meningkatkan capaian vaksinasi. Selain itu, masyarakat juga harus mendapatkan edukasi mengenai risiko, manfaat, bahkan kontra indikasi dari vaksin.
Menurutnya, selama ini komunikasi pemerintah masih kurang tepat dan efektif. "Komunikasi yang disampaikan lebih sering menebar optimisme, sehingga masyarakat menganggap pandemi sudah selesai. Saya rasa literasi pandemi masih minim. Ini harus kita bangun dengan menyampaikan apa adanya," kata Dicky.
Sementara itu, anggota Komisi IX DPR Darul Siska berharap bahwa meningkatkan kesadaran masyarakat tentang pentingnya menerapkan protokol kesehatan juga harus jadi perhatian semua pihak, selain mengampanyekan pentingnya vaksin Covid-19. "Mengubah pola pikir itu penting bahwa kita masih dalam ancaman Covid-19. Kebersihan harus jadi gaya hidup," ujar Darul.
Lebih lanjut dia mengatakan, semua kalangan dari mulai pemerintah sampai tingkat RT, tokoh masyarakat, tokoh agama, harus terlibat dalam penyampaian pesan yang menekankan pentingnya hidup sehat dan menjaga kebersihan. Hal tersebut dinilai menjadi pekerjaan cukup berat karena sekarang kondisi masyarakat cenderung abai.
"Masyarakat semakin abai, merasa Covid-19 sudah lewat karena sekolah sudah boleh, fasilitas umum sudah dibuka. Masalahnya kalau aktivitas masyarakat tidak dibuka, ekonomi tidak bergerak," pungkas Darul.
Lihat Juga: Bupati Bengkulu Selatan Gusnan Mulyadi Dilaporkan ke KPK Terkait Dugaan Korupsi Dana Covid-19
"Vaksin dosis ketiga itu penting, meskipun kita tahu bahwa BA.5, BA.4, BA.2.75 lebih resisten menurunkan efikasi antibodi. Tapi itu menurun dalam artian kemampuan memproteksi diri terinfeksi. Namun, dalam efektivitas mencegah keparahan dan kematian itu tetap tinggi," ujar Epidemiolog dari Griffith University Australia Dicky Budiman, Selasa (19/7/2022).
Dia melihat banyak masyarakat belum mendapatkan vaksin dosis lengkap. Padahal, efektivitas booster mencegah dampak parah akibat Covid-19 sudah terbukti di berbagai negara.
Baca Juga
Data Satgas Covid-19 menyebutkan baru 53.126.957 orang yang sudah divaksin booster dari total target 208.265.720. "Meski capaian dosis satu dan dua cukup besar, tapi itu tidak cukup untuk mencegah BA.5. Untuk itulah vaksin booster ini harus kita capai, setidaknya 50% dari total populasi. Tapi di kelompok rentan seharusnya di atas 70%," tuturnya.
Dia mengatakan, sentra vaksinasi harus lebih banyak di area publik untuk meningkatkan capaian vaksinasi. Selain itu, masyarakat juga harus mendapatkan edukasi mengenai risiko, manfaat, bahkan kontra indikasi dari vaksin.
Menurutnya, selama ini komunikasi pemerintah masih kurang tepat dan efektif. "Komunikasi yang disampaikan lebih sering menebar optimisme, sehingga masyarakat menganggap pandemi sudah selesai. Saya rasa literasi pandemi masih minim. Ini harus kita bangun dengan menyampaikan apa adanya," kata Dicky.
Sementara itu, anggota Komisi IX DPR Darul Siska berharap bahwa meningkatkan kesadaran masyarakat tentang pentingnya menerapkan protokol kesehatan juga harus jadi perhatian semua pihak, selain mengampanyekan pentingnya vaksin Covid-19. "Mengubah pola pikir itu penting bahwa kita masih dalam ancaman Covid-19. Kebersihan harus jadi gaya hidup," ujar Darul.
Lebih lanjut dia mengatakan, semua kalangan dari mulai pemerintah sampai tingkat RT, tokoh masyarakat, tokoh agama, harus terlibat dalam penyampaian pesan yang menekankan pentingnya hidup sehat dan menjaga kebersihan. Hal tersebut dinilai menjadi pekerjaan cukup berat karena sekarang kondisi masyarakat cenderung abai.
"Masyarakat semakin abai, merasa Covid-19 sudah lewat karena sekolah sudah boleh, fasilitas umum sudah dibuka. Masalahnya kalau aktivitas masyarakat tidak dibuka, ekonomi tidak bergerak," pungkas Darul.
Lihat Juga: Bupati Bengkulu Selatan Gusnan Mulyadi Dilaporkan ke KPK Terkait Dugaan Korupsi Dana Covid-19
(rca)
tulis komentar anda