LBM Eijkman Beri Kabar Gembira soal Perkembangan Vaksin COVID-19

Jum'at, 26 Juni 2020 - 13:48 WIB
Lembaga Biologi Molekuler (LBM) Eijkman Institute memberikan kabar gembira terkait perkembangan penelitian vaksin COVID-19 yang mereka lakukan. Foto/SINDOnews
JAKARTA - Lembaga Biologi Molekuler (LBM) Eijkman Institute memberikan kabar gembira terkait perkembangan penelitian vaksin COVID-19 yang mereka lakukan. Mereka telah melewati bagian tersulit yakni melakukan amplifikasi gen dari virus Corona tersebut sehingga penelitiannya tinggal melewati beberapa tahapan lagi.

“Pengembangan vaksin saat ini sudah ada kemajuan menggenbirakan di mana, fondasi dari vaksin itu adalah bagian tersulitnya itu melakukan amplifikasi dari gen. Peneliti muda kami sudah bisa lakukan amplifikasi selanjutnya akan dulakukan sedikit kloning dan ekspresi protein dan kemudian diuji pada hewan,” ujar Kepala LBM Eijkman Institute Amin Soebandrio dalam rapat dengan Komisi VII DPR di Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, Jumat (26/6/2020). (Baca juga: Selain Wapres, Jokowi Disarankan Aktifkan Ma'ruf Amin Jadi Penasihat)





Amin menjelaskan pihaknya hanya diberi waktu hingga Maret 2021 untuk kemudian hasilnya bisa diberikan kepada Biofarma untuk bisa dilanjutkan ke proses uji klinis. Karena itu, LBM Eijkman Institute memohon doa dan restu dari Komisi VII DPR agar apa yang dikerjakan bisa selesai sebelum tenggat waktu yang diberikan.

“Jadi mohon doa restu agar kami bisa menyelesaikan itu sebelum bulan Maret tahun depan sehingga Biofarma punya waktu cukup untuk lakukan uji klinis,” ucap Amin.

Amin pun memaparkan hambatan yang dialami LBM Eijkman Institute yang salah satunya terkait anggaran. Pihaknya mendapatkan alokasi dana Rp5 miliar untuk menyelesaikan lab scale dan juga kerja sama dengan peneliti Indonesia di luar negeri.

Tentu nantinya uji klinik itu akan membutuhkan biaya yang lebih besar yang mana itu akan ditanggung oleh Biofarma. Hambatan lainnya yakni terkait pengadaan sejumlah peralatan. (Baca juga: Pakar WHO: Covid-19 Belum Mencapai Puncak Infeksi di Amerika)

“Hambatan paling serius adalah pengadaan beberapa reagen yang harus impor saat ini transportasi terhambat terlebih negara lain juga membutuhkan reagen yang sama sehingga kita harus berkompetisi,” paparnya.

Menurut Amin, vaksin yang dikembangkan LBM Eijkman adalah vaksin merah putih yang dikembangkan oleh Indonesia sendiri, untuk Indonesia sendiri dan juga berasal dari virus yang ada di Indonesia. Sehingga, pihaknya melakukan sequencing virus-virus (pengurutan DNA virus) yang ada di Indonesia dan saat ini baru terkumpul 10 dan akan terus dikumpulkan sampai 100.

“Karena dengan itu kita benar-benar akan bisa mengetahui persis virus yang ada di Indonesia seperti apa sehingga vaksin yang dihasilkan oleh kita betul-betul bisa mengatasi virus yang ada di sini,” terang Amin.

Selain itu, dia menambahkan, tantangan lainnya yakni fakta bahwa banyak sekali vaksin dari luar negeri yang ingin diuji coba atau clinical trial di Indonesia. Karena memang Indonesia ini sangat seksi untuk dijadikan lahan untuk clinical trial. (Baca juga: Pengesahan Inkonstitusional, Munarman FPI Minta UU 2/2020 Dibatalkan)

“Kami sudah ingatkan teman-teman, padahal belum tentu vaksin yang dikembangkan di negara lain itu bisa dikembangkan di Indonesia karena ada perbedaan karakteristik virus dan sebagainya,” tandasnya.
(kri)
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More