Ketika Soeharto Ingin Berhaji sebagai Warga Biasa Bukan Presiden

Sabtu, 09 Juli 2022 - 08:44 WIB
Biro perjalanan haji PT Tiga Utama yang mengurusi keperluan haji Presiden Soeharto dan keluarga menyediakan tenda transit, letaknya tak jauh dari tenda utama khotbah wukuf. Sebuah kebetulan, wukuf bertepatan dengan hari Jumat. Haji tahun itu pun disebut sebagai Haji Akbar.

Pak Harto dan rombongan tiba di tenda transit sekitar pukul 11.00 waktu Arab Saudi. Semua mengenakan pakaian ihram. Setelah transit setengah jam, rombongan Kepala Negara pindah ke tenda utama. Seraya mengucapkan salam, Pak Harto masuk ke tenda. Semua jamaah haji pun tertegun melihat Pak Harto yang hadir di tengah-tengah mereka.

"Pak Harto mengucapkan salam dan langsung masuk ke tenda utama. Sedangkan Ibu Tien Suharto berada di bagian belakang yang dikhususkan untuk jamaah wanita," kata Emron.

Menurutnya, khotbah wukuf disampaikan oleh KH Qosim Nurseha dan salat Jumat dipimpin KH Hikmatullah. Banyak yang menangis ketika KH Qosim Nurseha menyampaikan khotbah. Di mana mana terdengar isyak tangis.

"Sekitar jam 14.00 Pak Harto dan rombongan inti pindah ke Tenda Raja Saudi di atas Bukit Arafah. Mereka melanjutkan wukuf di tempat yang disediakan Pemerintah Saudi. Sejumlah tentara baret merah Saudi Arabia, dengan senjata terhunus siaga mengawal Pak Harto," katanya.

Kesuksesan penyelenggaraan haji Pak Harto dan keluarga membawa Maftuh Basuni ke Istana. Usai perhelatan haji, pria kelahiran Rembang, 4 November 1939 itu dipanggil pulang ke Jakarta dan bertugas sebagai Kepala Protokol Kepresidenan.
(abd)
Halaman :
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More