G-13: Pemulihan Ekonomi?
Senin, 04 Juli 2022 - 19:50 WIB
Kebijakan tersebut juga disinergikan dengan langkah penyehatan APBN sejalan dengan meningkatnya penerimaan negara sebagai dampak kenaikan harga komoditas. Saat ini, APBN Indonesia dalam posisi yang sangat baik untuk memainkan strategi tersebut.
Pada kuartal I/2022, kondisi APBN sangat sehat di mana realisasi pendapatan negara semester I mencapai sebesar Rp1.317,2 triliun atau tumbuh 48,5% (yoy) (mencapai 58,1% dari target Pagu Perpres Nomor 98 Tahun 2022). Di sisi lain, realisasi belanja negara mencapai Rp1.243,6 triliun atau lebih tinggi 6,3% dibandingkan periode yang sama tahun lalu, dengan persentase penyerapannya mencapai 40,0% terhadap pagu Perpres Nomor 98 Tahun 2022. Berdasarkan perkembangan pendapatan dan belanja negara tersebut, APBN semester I/2022 mencatatkan surplus Rp73,6 triliun atau sekitar 0,39% terhadap PDB.
Demi menjaga daya beli masyarakat, belanja negara pada semester I sudah mencapai 46,7% tumbuh 5,8% (yoy). Pemerintah memberikan tambahan Gaji ke-13 (G-13) sebagai penghargaan bagi para aparatur negara, para pensiunan yang tetap memberikan layanan kepada masyarakat dalam suasana pandemi apapun risikonya. Total penerima G-13 ini sebanyak 8,76 juta orang, yang diharapkan mampu mendorong konsumsi rumah tangga dan pemerintah untuk mendukung capaian target pertumbuhan ekonomi 2022. Mereka ini adalah 1,79 juta pegawai termasuk TNI, POLRI, aparatur daerah 3,65 juta dan pensiunan sebesar 3,32 juta.
Sejatinya, struktur perekonomian Indonesia masih belum berubah, tetap bertumpu pada konsumsi dan sedikit sektor jasa, terutama pariwisata. Upaya pemerintah mempertahankan konsumsi melalui gaji ke-13, BLT, kredit bersubsidi, subsidi listrik, BBM adalah untuk tetap mempertahankan tingkat konsumsi dan mempertahankan momentum proses pemulihan ekonomi.
Berdasarkan sudut pandang investor, kondisi makro ekonomi Indonesia saat ini secara konsisten cukup stabil untuk berinvestasi di tengah volatilitas global yang terjadi. Hal ini cukup memacu optimisme Indonesia terhadap potensi ekonomi ke depan melalui peningkatan sisi konsumsi dan investasi, di mana faktor tersebut merupakan komponen terbesar pendorong roda perekonomian nasional. Semoga.
Pada kuartal I/2022, kondisi APBN sangat sehat di mana realisasi pendapatan negara semester I mencapai sebesar Rp1.317,2 triliun atau tumbuh 48,5% (yoy) (mencapai 58,1% dari target Pagu Perpres Nomor 98 Tahun 2022). Di sisi lain, realisasi belanja negara mencapai Rp1.243,6 triliun atau lebih tinggi 6,3% dibandingkan periode yang sama tahun lalu, dengan persentase penyerapannya mencapai 40,0% terhadap pagu Perpres Nomor 98 Tahun 2022. Berdasarkan perkembangan pendapatan dan belanja negara tersebut, APBN semester I/2022 mencatatkan surplus Rp73,6 triliun atau sekitar 0,39% terhadap PDB.
Demi menjaga daya beli masyarakat, belanja negara pada semester I sudah mencapai 46,7% tumbuh 5,8% (yoy). Pemerintah memberikan tambahan Gaji ke-13 (G-13) sebagai penghargaan bagi para aparatur negara, para pensiunan yang tetap memberikan layanan kepada masyarakat dalam suasana pandemi apapun risikonya. Total penerima G-13 ini sebanyak 8,76 juta orang, yang diharapkan mampu mendorong konsumsi rumah tangga dan pemerintah untuk mendukung capaian target pertumbuhan ekonomi 2022. Mereka ini adalah 1,79 juta pegawai termasuk TNI, POLRI, aparatur daerah 3,65 juta dan pensiunan sebesar 3,32 juta.
Sejatinya, struktur perekonomian Indonesia masih belum berubah, tetap bertumpu pada konsumsi dan sedikit sektor jasa, terutama pariwisata. Upaya pemerintah mempertahankan konsumsi melalui gaji ke-13, BLT, kredit bersubsidi, subsidi listrik, BBM adalah untuk tetap mempertahankan tingkat konsumsi dan mempertahankan momentum proses pemulihan ekonomi.
Berdasarkan sudut pandang investor, kondisi makro ekonomi Indonesia saat ini secara konsisten cukup stabil untuk berinvestasi di tengah volatilitas global yang terjadi. Hal ini cukup memacu optimisme Indonesia terhadap potensi ekonomi ke depan melalui peningkatan sisi konsumsi dan investasi, di mana faktor tersebut merupakan komponen terbesar pendorong roda perekonomian nasional. Semoga.
(ynt)
Lihat Juga :
tulis komentar anda