Partai Buruh Gandeng ITUC, Kampanye Global Tolak UU Cipta Kerja
Senin, 27 Juni 2022 - 08:00 WIB
JAKARTA - Presiden Partai Buruh Said Iqbal partainya menggandeng Internasional Trade Union Confederance (ITUC) untuk melakukan kampanye berskala global menolak pembahasan UU Cipta Kerja.
"Selain melakukan judicial review ke Mahkamah Konstitusi, hal lain yang akan dilakukan Partai Buruh bersama elemen serikat buruh adalah melakukan kampanye internasional untuk menolak pembahasan kembali UU Cipta Kerja," ujar Said Iqbal, Minggu (26/6/2022).
Secara bersamaan, Konfederasi Serikat Pekerja Indonesia (KSPI) telah melapor ke Internasional Trade Union Confederance (ITUC). Dalam satu tahun belakangan ini, ITUC telah membentuk satu panel yang akan melakukan kampanye internasional.
Salah satu bentuk perlawanan yang akan dilakukan, serikat buruh di berbagai negara akan mengirimkan surat protes ke kantor-kantor Kedubes Indonesia.
"Misalnya DGB di Jerman, AFL CIO di Amerika, CUT di Brazil, ACTU di Australia, Renggo di Jepang. Bahkan akan ada aksi protes di kantor Duta Besar Indonesia di berbagai negara, yang dimotori oleh ITUC," jelas Said.
Hal lain yang akan dilakukan kata Said Iqbal adalah aksi-aksi unjuk rasa yang berkelanjutan. Buruh sudah melakukannya saat May Day, 14 Mei, dan 15 Juni. Ke depan, aksi besar akan terus dilakukan untuk menolak UU PPP sekaligus omnibus law UU Cipta Kerja.
"Bentuk perlawanan lain adalah kampanye sosial media, untuk menolak UU PPP yang direvisi dan menolak dibahasnya membali omnibus law UU Cipta Kerja," pungkas Said Iqbal.
"Selain melakukan judicial review ke Mahkamah Konstitusi, hal lain yang akan dilakukan Partai Buruh bersama elemen serikat buruh adalah melakukan kampanye internasional untuk menolak pembahasan kembali UU Cipta Kerja," ujar Said Iqbal, Minggu (26/6/2022).
Secara bersamaan, Konfederasi Serikat Pekerja Indonesia (KSPI) telah melapor ke Internasional Trade Union Confederance (ITUC). Dalam satu tahun belakangan ini, ITUC telah membentuk satu panel yang akan melakukan kampanye internasional.
Salah satu bentuk perlawanan yang akan dilakukan, serikat buruh di berbagai negara akan mengirimkan surat protes ke kantor-kantor Kedubes Indonesia.
"Misalnya DGB di Jerman, AFL CIO di Amerika, CUT di Brazil, ACTU di Australia, Renggo di Jepang. Bahkan akan ada aksi protes di kantor Duta Besar Indonesia di berbagai negara, yang dimotori oleh ITUC," jelas Said.
Hal lain yang akan dilakukan kata Said Iqbal adalah aksi-aksi unjuk rasa yang berkelanjutan. Buruh sudah melakukannya saat May Day, 14 Mei, dan 15 Juni. Ke depan, aksi besar akan terus dilakukan untuk menolak UU PPP sekaligus omnibus law UU Cipta Kerja.
"Bentuk perlawanan lain adalah kampanye sosial media, untuk menolak UU PPP yang direvisi dan menolak dibahasnya membali omnibus law UU Cipta Kerja," pungkas Said Iqbal.
(muh)
tulis komentar anda