Buka Muktamar V IAEI, Wapres Harapkan Sumbangan Pemikiran Ekonomi Islam
Jum'at, 10 Juni 2022 - 22:25 WIB
JAKARTA - Pemulihan ekonomi global akibat pandemi saat ini terus diupayakan oleh semua negara, termasuk Indonesia. Karena itu, dibutuhkan peran serta seluruh masyarakat Indonesia dari semua kalangan agar ekonomi Indonesia bisa segera terus tumbuh secara positif.
"Ikatan Ahli Ekonomi Islam Indonesia (IAEI) yang terdiri dari para ahli ekonomi Islam diharapkan sumbangan pemikiran dan partisipasinya untuk dapat menyelesaikan persoalan bangsa khususnya di bidang ekonomi dan pembangunan," ungkap Wapres KH Ma’ruf Amin saat menghadiri acara Halalbihalal dan Silaturahmi Kerja IAEI, di Gedung Dhanapala Kementerian Keuangan, Jalan. Senen Raya No. 1, Jakarta Pusat, Jumat (10/6/2022).
Bukan tanpa alasan, permintaan Wapres tersebut juga dilatarbelakangi fakta bahwa sejauh ini sektor ekonomi dan keuangan syariah global terus mengalami pertumbuhan positif. "Pada 2021 umat muslim mengeluarkan USD2 triliun untuk sektor makanan, farmasi, dan gaya hidup lain berprinsip syariah," ungkapnya.
Adapun nilai tersebut, sambung Wapres, mencerminkan 8,9% pertumbuhan dari tahun sebelumnya. Bahkan menurutnya pada 2022 pengeluaran muslim global diperkirakan tumbuh sebesar 9,1%.
"Potensi pengembangan ekonomi dan keuangan syariah Indonesia juga sangat baik. Per Desember 2021 total aset keuangan syariah Indonesia (tidak termasuk saham syariah) mencapai Rp2.050 triliun. Hal ini tentunya menjadi modal yang sangat baik dalam hal penguatan maupun ketahanan ekonomi dan keuangan Indonesia," paparnya.
Selain itu, di 2020-2021, program IAEI berfokus pada pembahasan isu-isu penting yang membuat IAEI semakin relevan di dalam pembangunan ekonomi syariah yang lebih inklusif di Indonesia. “Saya gembira atas berbagai capaian dan perkembangan Ekonomi Syariah yang sudah dilaporkan oleh Ketua Umum IAEI dan ingin terus mendorong berbagai inisiatif untuk terus disempurnakan. Oleh karena itu, saya kembali menekankan bahwa tugas pengembangan Ekonomi Syariah menjadi tugas kita semua,” lanjut Wapres.
Ketua Umum IAEI yang juga Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani menuturkan IAEI berkontribusi mengarusutamakan ekonomi syariah dalam membahas dan memberi solusi terhadap isu-isu strategis global dan nasional, seperti COP 26 yang membahas perubahan iklim, presidensi G20 Indonesia, RUU Ekonomi Syariah, RUU Harmonisasi Peraturan Perpajakan, RUU Hubungan antara Pemerintah Pusat dan Daerah, serta pencapaian Sustainable Development Goals (SDGs).
"IAEI di dalam melakukan kegiatan juga terus mendorong peningkatan kapasitas sumber daya manusia dan penelitian-penelitian ekonomi syariah dan memberikan solusi mismatch antara industri dan ekonomi syariah serta perguruan tinggi," ungkapnya.
Selain Sri Mulyani, tampak hadir dalam acara ini, Wakil Ketua Umum I IAEI Munifah Syanwani, Imam Besar Masjid Istiqlal Nasarudin Umar, Sekretaris Jenderal Kementerian Keuangan Heru Pambudi, Direktur Jenderal Perimbangan Keuangan Kemenkeu Astera Primanto Bhakti, Direktur Jenderal Perbendaharaan Kemenkeu Hadiyanto, Direktur Jenderal Anggaran Kemenkeu Isa Rachmatarwata, serta segenap anggota IAEI yang bergabung baik secara luring maupun daring.
"Ikatan Ahli Ekonomi Islam Indonesia (IAEI) yang terdiri dari para ahli ekonomi Islam diharapkan sumbangan pemikiran dan partisipasinya untuk dapat menyelesaikan persoalan bangsa khususnya di bidang ekonomi dan pembangunan," ungkap Wapres KH Ma’ruf Amin saat menghadiri acara Halalbihalal dan Silaturahmi Kerja IAEI, di Gedung Dhanapala Kementerian Keuangan, Jalan. Senen Raya No. 1, Jakarta Pusat, Jumat (10/6/2022).
Bukan tanpa alasan, permintaan Wapres tersebut juga dilatarbelakangi fakta bahwa sejauh ini sektor ekonomi dan keuangan syariah global terus mengalami pertumbuhan positif. "Pada 2021 umat muslim mengeluarkan USD2 triliun untuk sektor makanan, farmasi, dan gaya hidup lain berprinsip syariah," ungkapnya.
Baca Juga
Adapun nilai tersebut, sambung Wapres, mencerminkan 8,9% pertumbuhan dari tahun sebelumnya. Bahkan menurutnya pada 2022 pengeluaran muslim global diperkirakan tumbuh sebesar 9,1%.
"Potensi pengembangan ekonomi dan keuangan syariah Indonesia juga sangat baik. Per Desember 2021 total aset keuangan syariah Indonesia (tidak termasuk saham syariah) mencapai Rp2.050 triliun. Hal ini tentunya menjadi modal yang sangat baik dalam hal penguatan maupun ketahanan ekonomi dan keuangan Indonesia," paparnya.
Baca Juga
Selain itu, di 2020-2021, program IAEI berfokus pada pembahasan isu-isu penting yang membuat IAEI semakin relevan di dalam pembangunan ekonomi syariah yang lebih inklusif di Indonesia. “Saya gembira atas berbagai capaian dan perkembangan Ekonomi Syariah yang sudah dilaporkan oleh Ketua Umum IAEI dan ingin terus mendorong berbagai inisiatif untuk terus disempurnakan. Oleh karena itu, saya kembali menekankan bahwa tugas pengembangan Ekonomi Syariah menjadi tugas kita semua,” lanjut Wapres.
Ketua Umum IAEI yang juga Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani menuturkan IAEI berkontribusi mengarusutamakan ekonomi syariah dalam membahas dan memberi solusi terhadap isu-isu strategis global dan nasional, seperti COP 26 yang membahas perubahan iklim, presidensi G20 Indonesia, RUU Ekonomi Syariah, RUU Harmonisasi Peraturan Perpajakan, RUU Hubungan antara Pemerintah Pusat dan Daerah, serta pencapaian Sustainable Development Goals (SDGs).
"IAEI di dalam melakukan kegiatan juga terus mendorong peningkatan kapasitas sumber daya manusia dan penelitian-penelitian ekonomi syariah dan memberikan solusi mismatch antara industri dan ekonomi syariah serta perguruan tinggi," ungkapnya.
Selain Sri Mulyani, tampak hadir dalam acara ini, Wakil Ketua Umum I IAEI Munifah Syanwani, Imam Besar Masjid Istiqlal Nasarudin Umar, Sekretaris Jenderal Kementerian Keuangan Heru Pambudi, Direktur Jenderal Perimbangan Keuangan Kemenkeu Astera Primanto Bhakti, Direktur Jenderal Perbendaharaan Kemenkeu Hadiyanto, Direktur Jenderal Anggaran Kemenkeu Isa Rachmatarwata, serta segenap anggota IAEI yang bergabung baik secara luring maupun daring.
(cip)
Lihat Juga :
tulis komentar anda