Gubernur Lemhannas: Transformasi Militer Tak Cukup sampai 2045
Kamis, 19 Mei 2022 - 19:44 WIB
JAKARTA - Gubernur Lemhannas Andi Widjajanto meyakini transformasi militer di Indonesia tidak cukup hanya sampai 2045. Karena itu, peta jalan transformasi perang darat harus dicanangkan sampai 2070.
"Disadari bahwa untuk membangun angkatan bersenjata, untuk melakukan transformasi militer tidak cukup hanya sampai 2045. Sehingga peta jalan transformasi perang darat yang ditawarkan di buku itu sebetulnya tembus sampai tahun 2070,” kata Andi saat di Kantor Lemhannas, Jakarta Pusat, Kamis (19/5/2022).
Dia menuturkan, peta jalan transformasi perang darat menggambarkan kebutuhan angkatan bersenjata untuk melakukan modernisasi. Juga peningkatan kemampuan yang mengadopsi teknologi militer terkini dengan cara membangun kemandirian pada industri pertahanan.
Menurut dia, hal ini sesuai dengan arahan Presiden Joko Widodo pada HUT ke-67 TNI agar melakukan transformasi pertahanan sebagai kelanjutan dari proses reformasi militer untuk membentuk kekuatan pertahanan di Indonesia.
Kendati demikian, lanjut Andi, jika dilihat dari data dan indeks beberapa lembaga kajian kemampuan Indonesia untuk mengadopsi teknologi. Khususnya bidang baru seperti siber, artificial intelligence, nano, dan antariksa, masih berada di angka 2 dengan skala skor 1-5.
"Salah satu masalah dasarnya itu memang alokasi sumber daya kepada bidang riset pengembangan, bukan hanya tentang risetnya tapi juga tentang penyiapan sumber daya manusianya," tuturnya.
Baca juga: Sebut IKN Nusantara Rentan Serangan Udara, Gubernur Lemhannas Beri Saran Ini
"Disadari bahwa untuk membangun angkatan bersenjata, untuk melakukan transformasi militer tidak cukup hanya sampai 2045. Sehingga peta jalan transformasi perang darat yang ditawarkan di buku itu sebetulnya tembus sampai tahun 2070,” kata Andi saat di Kantor Lemhannas, Jakarta Pusat, Kamis (19/5/2022).
Dia menuturkan, peta jalan transformasi perang darat menggambarkan kebutuhan angkatan bersenjata untuk melakukan modernisasi. Juga peningkatan kemampuan yang mengadopsi teknologi militer terkini dengan cara membangun kemandirian pada industri pertahanan.
Menurut dia, hal ini sesuai dengan arahan Presiden Joko Widodo pada HUT ke-67 TNI agar melakukan transformasi pertahanan sebagai kelanjutan dari proses reformasi militer untuk membentuk kekuatan pertahanan di Indonesia.
Kendati demikian, lanjut Andi, jika dilihat dari data dan indeks beberapa lembaga kajian kemampuan Indonesia untuk mengadopsi teknologi. Khususnya bidang baru seperti siber, artificial intelligence, nano, dan antariksa, masih berada di angka 2 dengan skala skor 1-5.
"Salah satu masalah dasarnya itu memang alokasi sumber daya kepada bidang riset pengembangan, bukan hanya tentang risetnya tapi juga tentang penyiapan sumber daya manusianya," tuturnya.
Baca juga: Sebut IKN Nusantara Rentan Serangan Udara, Gubernur Lemhannas Beri Saran Ini
(abd)
tulis komentar anda