Refleksi Hari Bakti Dokter Indonesia
Kamis, 19 Mei 2022 - 10:13 WIB
Penuh rasa haru dia menatapku
Penuh rasa haru dia menatapku
Seakan ingin memeluk.. diriku..
Dia lalu bercerita tentang
Anak gadisnya yang t’lah tiada
Karna sakit dan tak terobati…"
Untuk Apa Hari Bakti Dokter Indonesia? Melalui proposal kegiatan maupun penjelasan Ketua Umum PB IDI saat beraudiensi dengan Presiden RI, 20 Juni 2007 di Istana Negara pertanyaan itu telah terjawab. IDI menyatakan rencana memperingati secara khusus Seabad Kebangkitan Nasional, yang sekaligus melekat Seabad Kiprah Dokter Indonesia. IDI ingin memanfaatkan momentum tersebut untuk merevitalisasi peran dokter Indonesia agar tidak hanya sebagai agent of treatment, namun juga sebagai agent of social change dan agent of development.
Pada hakikatnya, Trias Peran ini merupakan warisan luhur para dokter pendahulu sejak era Boedi Oetomo, yang telah menempatkan peran strategis dokter Indonesia dalam konteks kebangsaan. IDI ingin menggalang potensi dokter dan masyarakat untuk berkontribusi dalam proses pembangunan kesehatan bangsanya. Pemikiran dan niat baik IDI disambut baik oleh Presiden RI dan kemudian menginstruksikan PB IDI untuk berkoordinasi dengan Mensesneg, Menseskab, dan Menkes.
Karena itu, pada puncak acara Seabad Kiprah Dokter Indonesia dan Seabad Kebangkitan Nasional, di Istana Negara, 28 Mei 2008, Presiden RI Soesilo Bambang Yoedoyono menyampaikan terima kasih dan penghargaan setinggi-tingginya kepada Ikatan Dokter Indonesia dengan seluruh jajarannya atas prakarsa dan kegiatan-kegiatan Hari Bakti Dokter Indonesia yang bertepatan dengan Satu Abad Kebangkitan Nasional tahun ini.
Presiden juga menyampaikan tiga harapan dan ajakan, khususnya Ikatan Dokter Indonesia dan umumnya keluarga besar jajaran kesehatan. Pertama, teruslah menjalankan Trias Peran dokter. Kedua, terus tingkatkan kepedulian, empati, dan kesetiakawanan sosial terutama ketika negara kita mengalami dampak kritis. Ketiga, terus tingkatkan profesionalitas dan kapabilitas dokter dan tenaga kesehatan negeri ini. Kita harus setara dengan dokter dan tenaga kesehatan negara mana pun.
Penuh rasa haru dia menatapku
Seakan ingin memeluk.. diriku..
Dia lalu bercerita tentang
Anak gadisnya yang t’lah tiada
Karna sakit dan tak terobati…"
Untuk Apa Hari Bakti Dokter Indonesia? Melalui proposal kegiatan maupun penjelasan Ketua Umum PB IDI saat beraudiensi dengan Presiden RI, 20 Juni 2007 di Istana Negara pertanyaan itu telah terjawab. IDI menyatakan rencana memperingati secara khusus Seabad Kebangkitan Nasional, yang sekaligus melekat Seabad Kiprah Dokter Indonesia. IDI ingin memanfaatkan momentum tersebut untuk merevitalisasi peran dokter Indonesia agar tidak hanya sebagai agent of treatment, namun juga sebagai agent of social change dan agent of development.
Pada hakikatnya, Trias Peran ini merupakan warisan luhur para dokter pendahulu sejak era Boedi Oetomo, yang telah menempatkan peran strategis dokter Indonesia dalam konteks kebangsaan. IDI ingin menggalang potensi dokter dan masyarakat untuk berkontribusi dalam proses pembangunan kesehatan bangsanya. Pemikiran dan niat baik IDI disambut baik oleh Presiden RI dan kemudian menginstruksikan PB IDI untuk berkoordinasi dengan Mensesneg, Menseskab, dan Menkes.
Karena itu, pada puncak acara Seabad Kiprah Dokter Indonesia dan Seabad Kebangkitan Nasional, di Istana Negara, 28 Mei 2008, Presiden RI Soesilo Bambang Yoedoyono menyampaikan terima kasih dan penghargaan setinggi-tingginya kepada Ikatan Dokter Indonesia dengan seluruh jajarannya atas prakarsa dan kegiatan-kegiatan Hari Bakti Dokter Indonesia yang bertepatan dengan Satu Abad Kebangkitan Nasional tahun ini.
Presiden juga menyampaikan tiga harapan dan ajakan, khususnya Ikatan Dokter Indonesia dan umumnya keluarga besar jajaran kesehatan. Pertama, teruslah menjalankan Trias Peran dokter. Kedua, terus tingkatkan kepedulian, empati, dan kesetiakawanan sosial terutama ketika negara kita mengalami dampak kritis. Ketiga, terus tingkatkan profesionalitas dan kapabilitas dokter dan tenaga kesehatan negeri ini. Kita harus setara dengan dokter dan tenaga kesehatan negara mana pun.
tulis komentar anda