Atasi Pandemi Corona, Pemerintah Diharapkan Aktif Libatkan Generasi Muda
Sabtu, 20 Juni 2020 - 13:09 WIB
JAKARTA - Ketua Perkumpulan Kader Bangsa, Dimas Oky Nugroho mengatakan, pemerintah pusat dan daerah seharusnya bisa melibatkan generasi muda untuk percepatan penanganan virus Corona (Covid-19).
Hal ini disebabkan negara ini diberkahi dengan bonus demografi yakni surplus usia remaja. (Baca juga: Gugus Tugas Sebut Covid-19 di Tanah Air Semakin Terkendali)
"Mereka berbasis voluntary, kesukarelaan, kepedulian dan tingkat partisipasi cukup tinggi. Ketika pandemi terjadi, banyak kebingungan dan ketidakpastian di masyarakat, mau tidak mau mereka bergerak sendiri," kata Dimas setelah menjadi pembicara webinar Zom bertema Kelompok Diskusi Surabaya Berani, Sabtu (20/6/2020).
"Logika mereka sederhana, jika bukan mereka yang bergerak untuk melindungi diri mereka dan komunitasnya, maka mereka berpikir siapa lagi yang akan melindungi diri mereka," tambahnya. (Baca juga: Gugus Tugas Imbau Masyarakat Tak Takut Jalani Rapid Test)
Menjadi pertanyaan adalah, bagaimana sebaiknya pemerintah dapat merangkul generasi muda untuk berkontribusi di tengah pandemi Corona. (Baca juga: Angka Kematian Covid-19 Tertinggi di Asia Tenggara Harus Jadi Alarm)
"Anak muda itu aset terpenting, di isu kesehatan saya pikir kesadaran anak-anak muda justru yang menentukan dalam hal menjaga aktivitasnya serta mematuhi protokol kesehatan secara disiplin," ucap pria yang saat ini menjadi salah satu tim pakar di Kemenko Perekonomian.
Kata Dimas, keterlibatan generasi muda bisa memberikan dampak signifikan dalam upaya memutus penyebaran Covid-19. Mereka bisa menjadi penghantar virus jika tidak mematuhi protokol kesehatan. Sebaliknya, jika disiplin menerapkan Physical Distancing dan sebagainya, anak muda juga dapat menjadi faktor pencegah pandemi.
"Jika anak muda bisa diajak disiplin angkanya perkembangan pandemj bisa ditekan secara signifikan," terang Dimas.
Dimas juga mengimbau pemerintah, agar serius melibatkan generasi muda untuk tujuan penanganan sosial ekonomi paska pandemi. Faktor kolaborasi antar komunitas anak muda adalah faktor utama menghadapi krisis dan kebangkitan ekonomi setelah pandemi Corona.
"Kepedulian mereka untuk bergotong royong membantu masyarakat lemah akibat pandemi ini juga cukup konkrit. Lihat saja gerakan mereka di media sosial, partisipasi mereka mengajak komunitas-komunitas di masyarakat untuk membantu dan peduli terhadap warga yang terdampak. Saya kira itu luar biasa" tambah Dimas.
Webinar ini membahas sejumlah isu perkembangan Covid-19. Selain Dimas, hadir pula perwakilan Gerakan Pemuda Ansor Surabaya Dafis Ubaidillah Assiiq, M. Andre Bakhtiar dari Komunitas Pemuda Wani Jogo Suroboyo, Kumara Adji Kusuma selaku Akademisi Universitas Muhammadiyah Sidoarjo sebagai pembicara, dan dimoderatori Andri Arianto, Akademisi UIN Sunan Ampel Surabaya.
Hal ini disebabkan negara ini diberkahi dengan bonus demografi yakni surplus usia remaja. (Baca juga: Gugus Tugas Sebut Covid-19 di Tanah Air Semakin Terkendali)
"Mereka berbasis voluntary, kesukarelaan, kepedulian dan tingkat partisipasi cukup tinggi. Ketika pandemi terjadi, banyak kebingungan dan ketidakpastian di masyarakat, mau tidak mau mereka bergerak sendiri," kata Dimas setelah menjadi pembicara webinar Zom bertema Kelompok Diskusi Surabaya Berani, Sabtu (20/6/2020).
"Logika mereka sederhana, jika bukan mereka yang bergerak untuk melindungi diri mereka dan komunitasnya, maka mereka berpikir siapa lagi yang akan melindungi diri mereka," tambahnya. (Baca juga: Gugus Tugas Imbau Masyarakat Tak Takut Jalani Rapid Test)
Menjadi pertanyaan adalah, bagaimana sebaiknya pemerintah dapat merangkul generasi muda untuk berkontribusi di tengah pandemi Corona. (Baca juga: Angka Kematian Covid-19 Tertinggi di Asia Tenggara Harus Jadi Alarm)
"Anak muda itu aset terpenting, di isu kesehatan saya pikir kesadaran anak-anak muda justru yang menentukan dalam hal menjaga aktivitasnya serta mematuhi protokol kesehatan secara disiplin," ucap pria yang saat ini menjadi salah satu tim pakar di Kemenko Perekonomian.
Kata Dimas, keterlibatan generasi muda bisa memberikan dampak signifikan dalam upaya memutus penyebaran Covid-19. Mereka bisa menjadi penghantar virus jika tidak mematuhi protokol kesehatan. Sebaliknya, jika disiplin menerapkan Physical Distancing dan sebagainya, anak muda juga dapat menjadi faktor pencegah pandemi.
"Jika anak muda bisa diajak disiplin angkanya perkembangan pandemj bisa ditekan secara signifikan," terang Dimas.
Dimas juga mengimbau pemerintah, agar serius melibatkan generasi muda untuk tujuan penanganan sosial ekonomi paska pandemi. Faktor kolaborasi antar komunitas anak muda adalah faktor utama menghadapi krisis dan kebangkitan ekonomi setelah pandemi Corona.
"Kepedulian mereka untuk bergotong royong membantu masyarakat lemah akibat pandemi ini juga cukup konkrit. Lihat saja gerakan mereka di media sosial, partisipasi mereka mengajak komunitas-komunitas di masyarakat untuk membantu dan peduli terhadap warga yang terdampak. Saya kira itu luar biasa" tambah Dimas.
Webinar ini membahas sejumlah isu perkembangan Covid-19. Selain Dimas, hadir pula perwakilan Gerakan Pemuda Ansor Surabaya Dafis Ubaidillah Assiiq, M. Andre Bakhtiar dari Komunitas Pemuda Wani Jogo Suroboyo, Kumara Adji Kusuma selaku Akademisi Universitas Muhammadiyah Sidoarjo sebagai pembicara, dan dimoderatori Andri Arianto, Akademisi UIN Sunan Ampel Surabaya.
(maf)
Lihat Juga :
tulis komentar anda