Hari Meteorologi Dunia, BMKG Tekankan Pentingnya Peringatan Dini

Rabu, 23 Maret 2022 - 18:54 WIB
"Jika situasi ini terus berlanjut, maka kasihan anak cucu kita, generasi penerus bangsa ini. Indonesia akan jauh lebih sering dilanda cuaca ekstrem dan bencana yang tidak hanya menimbulkan kerugian materil namun juga korban jiwa," katanya.

Dwikorita mengatakan, pemerintah bersama semua elemen masyarakat harus bekerja sama dan gotong royong dalam melakukan aksi mitigasi. Mulai dari pengurangan energi fosil dan menggantinya dengan energi terbarukan seperti tenaga surya, angin, gelombang, listrik. Juga penghematan listrik, air, pengelolaan sampah, mengurangi penggunaan plastik sekali pakai, menanam pohon atau reboisasi secara lebih masif, restorasi mangrove, dan lain sebagainya.

"Mungkin cara-cara tersebut dianggap sebagai sesuatu yang sepele, namun dampaknya sangat luar biasa terhadap keberlangsungan bumi dan umat manusia. Pemerintah tidak bisa kerja sendiri. Situasi ini butuh kesepamahan bersama tentang dampak serius perubahan iklim. Percuma pemerintah melakukan aksi di hulu, tapi di hilir masyarakat tetap melakukan aksi perusakan lingkungan, atau sebaliknya," katanya.

Dwikorita menuturkan, sistem peringatan dini yang dibangun tidak cukup hanya berhenti sebagai sebuah informasi. Lebih dari itu, butuh aksi mitigasi yang komprehensif dari hulu hingga hilir dengan pelibatan aktif masyarakat dan berbagai pihak termasuk pihak swasta, para akademisi/ilmuwan, filantropi, media. Sebab, tidak sedikit masyarakat yang masih acuh dengan dampak perubahan iklim akibat minimnya literasi mengenai perubahan iklim itu sendiri.

Sejarah Hari Meteorologi Dunia

Sementara itu, Ketua Panitia Hari Meteorologi Dunia 2022, Supriyanto Rohadi mengatakan, tanggal peringatan HMD mengacu pada konvensi meterologi 23 Maret 1950. Konvensi tersebut merupakan rangkaian panjang dari berdirinya badan Perserikatan Bangsa-bangsa, yaitu Organisasi Meteorologi Dunia (WMO).

"WMO merupakan badan khusus PBB yang menangani kerja sama antarbangsa terkait isu meteorologi, hidrologi dan geofisika atau ilmu kebumian. BMKG dalam kegiatan HMD memfokuskan kontribusi yang diberikan terhadap keselamatan dan kesejahteraan masyarakat," kata Supri.

Menurutnya, BMKG terus menggelar berbagai kegiatan untuk literasi masyarakat terkait pemanfaatan data meteorologi, klimatologi dan geofisika untuk kegiatan ekonomi dan kegiatan peringatan dini serta aksi dini. Di antarannya Sekolah Lapang Iklim (SLI), Sekolah Lapang Gempa Bumi dan Tsunami (SLG), dan Sekolah Lapang Cuaca bagi Nelayan (SLCN).

Melalui berbagai kegiatan yang sesuai dengan tema HMD 2022, diterjemahkan sebagai tema nasional terkait peringatan dini dan aksi dini untuk pengurangan risiko bencana hidrometeorologi.

"Hal ini untuk menekankan penguatan pengelolaan kegiatan peringatan dini dan aksi dini dengan cara yang lebih terkoordinasi dan berkelanjutan. Banyak keterkaitan erat peringatan dini, aksi dini dan usaha meminimalkan dampak akibat bencana hidrometeorologi," katanya.
Dapatkan berita terbaru, follow WhatsApp Channel SINDOnews sekarang juga!
Halaman :
tulis komentar anda
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More