BMKG Beberkan Penyebab Cuaca Panas Menyengat di Sejumlah Negara Asia

Jum'at, 10 Mei 2024 - 21:47 WIB
loading...
BMKG Beberkan Penyebab...
Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) membeberkan dalam sepekan sejumlah wilayah di Asia Tenggara hingga Asia Selatan di antaranya India dan Bangladesh mengalami suhu udara hingga 45 derajat celsius. Foto/Ilustrasi/SINDOnews
A A A
JAKARTA - Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) membeberkan dalam sepekan sejumlah wilayah di Asia Tenggara hingga Asia Selatan di antaranya India dan Bangladesh mengalami suhu udara hingga 45 derajat celsius. Bahkan Kota Manila, Filipina mengalami suhu tertinggi yang pernah tercatat. Lalu, apa penyebabnya?

BMKG juga melaporkan dari informasi Badan Meteorologi setempat bahwa kedua kawasan Asia tersebut memperkirakan suhu sangat panas akan berlangsung hingga akhir April 2024 dan meluruh di Mei 2024.

“Kondisi ini mengakibatkan ribuan sekolah terpaksa meliburkan siswanya, terjadinya gangguan kesehatan, banyak warga yang mengungsi ke taman, resort atau gedung-gedung berpendingin ruangan seperti mall, di Thailand mengakibatkan kematian sekitar 30 orang warganya,” tulis BMKG dari laman resmi media sosialnya, Jumat (10/5/2024).



Sementara itu, Badan Meteorologi Dunia (WMO) mencatat rekor suhu global tertinggi pada tahun lalu dan wilayah Asia menunjukkan peningkatan pemanasan yang sangat tinggi. Penelitian ilmiah menyatakan bahwa perubahan iklim menyebabkan gelombang panas (heatwave) menjadi lebih sering, lebih lama, dan lebih intens.

BMKG pun mengatakan bahwa pada Maret, April, dan Mei biasanya merupakan bulan-bulan terpanas dan terkering sepanjang tahun di Filipina, namun kondisi tahun ini diperburuk karena fenomena El Nino masih berlangsung. Lalu, cuaca panas di sejumlah negara termasuk Asia termasuk gelombang panas (heatwave)?

BMKG menjelaskan gelombang panas adalah fenomena kondisi udara panas yang berkepanjangan dengan kriteria terjadi selama lima hari atau lebih secara berturut-turut dimana suhu maksimum harian di wilayah tersebut lebih tinggi dari 5 derajat celsius atau lebih dari suhu maksimum rata-ratanya.

“Fenomena gelombang panas ini umumnya terjadi di wilayah dengan lintang menengah hingga lintang tinggi seperti di negara-negara Asia bagian utara, Australia, Afrika bagian Selatan, Eropa, dan Amerika,” jelas BMKG.

Gelombang panas, kata BMKG, dapat terjadi karena adanya udara panas yang terperangkap di suatu wilayah yang sangat luas. Anomali dinamika atmosfer ini pada umumnya disebabkan adanya sistem tekanan tinggi dalam skala yang sangat luas dan pada rentang waktu yang cukup lama.

“Kondisi ini menyulitkan aliran udara dari daerah lain mengalir masuk ke area tersebut sehingga semakin lama sistem tekanan tinggi ini bertahan di suatu area, maka semakin meningkat panas dan semakin sulit awan tumbuh di area tersebut,” tuturnya.
Halaman :
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1472 seconds (0.1#10.140)