Pancasila adalah Mempersatukan Berbagai Perbedaan

Sabtu, 13 Juni 2020 - 10:04 WIB
Mantan Ketua Mahkamah Konstitusi (MK) Hamdan Zoelva. Foto/Istimewa
JAKARTA - Indonesia sejatinya adalah negara plural berdasarkan ideologi Pancasila . Namun, dalam sejarahnya kerap ada ideologi impor dan transnasional diinfiltrasi untuk menggoyahkan pilar bernegara.

Tidak ada satu pun yang bisa ditoleransi karena komitmen kebangsaan adalah menjaga Pancasila dari ancaman ideologi apapun.

Menurut Ketua Mahkamah Konstitusi keempat periode 2013-2015 Hamdan Zoelva, Indonesia adalah negara plural yang di dalamnya memiliki berbagai agama, suku bangsa dan etnik yang berbeda-beda.

Karena perbedaan-perbedaan itu, para fouding fathers mempersatukannya dengan menyepakati Pancasila sebagai dasar negara yang diterima oleh semua pihak, semua etnik, semua suku.

“Prinsip penting dalam meningkatkan segala perbedaan-perbedaan paham itu, kita keluarga besar bangsa Indonesia harus duduk bersama, membicarakan masalah bersama seperti sebuah keluarga dalam satu rumah. Jadi itlah hakekat Pancasila sebenarnya. Kita berada dalam satu rumah dengan nilai-nilai dasar yang sama, ada perbedaan, tapi kita menyepakati hal-hal yang umum. Ini sebagai muara untuk menyelesaikan segala perbedaan itu,” tutur Hamdan Zoelva di Jakarta, Jumat 12 Juni 2020.



Hamdan menilai setiap penyimpangan dari falsafah bangsa ini pasti akan ditolak. Sejarah sudah membuktikan Pancasila akan selalu balik ke tengah lagi, baik jika ada yang terlalu ke "kanan" maupun ke "kiri" akan selalu ditarik kembali ke tengah lagi.

“Pancasila itu mengambil jalan tengah dari semuanya itu. Ide-ide sosialisme ada dalam Pancasila, ide-ide kemanusian yang hak asasi yang liberal ada dalam Pancasila. Tapi ide sosialisme yang materialism anti Tuhan, itu tidak boleh. Karena dia dibatasi oleh sila pertama, Ketuhanan Yang Maha Esa,” tutur Ketua Umum Laznah Tanfidziyah Sarekat Islam itu.

( )

Mantan Wakil Ketua Komisi II DPR ini menilai inti dari Pancasila adalah pengakuan terhadap pluralisme, perbedaan bangsa yang majemuk yang terjadi di berbagai keyakinan agama, etnik, suku.
Dapatkan berita terbaru, follow WhatsApp Channel SINDOnews sekarang juga!
Halaman :
tulis komentar anda
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More