Imlek di Tahun Toleransi
Senin, 31 Januari 2022 - 10:00 WIB
Contohnya, suatu ketika nabi sedang berkumpul bersama para sahabatnya. Kemudian ada sekelompok orang lewat sambil memanggul jenazah yang beragama Yahudi. Lalu Nabi secara spontan berdiri sebagai bentuk hormat. Tapi tindakan Nabi itu justru mendapat "protes" dari sahabatnya.
"Wahai Nabi, kenapa engkau berdiri, bukankah jenazah itu seorang Yahudi?" tanya para sahabat. Tapi apa jawab Nabi? "Betul, meski dia Yahudi, setidaknya ia adalah seorang manusia yang perlu kita muliakan," jawab Nabi.
Sungguh sikap humanis Rasulullah tersebut tentu didasarkan dari rasa empati Rasulullah yang begitu dalam kepada sesama.
Sikap itu pun ditiru dan diteladani oleh seorang sahabat yakni Sayidina Ali bin Abi Thalib Radhiyallahu'anhu melalui pernyataan bahwa "Mereka yang tidak seiman adalah saudara dalam kemanusiaan".
Maknanya jelas sekali didasarkan pada perlunya orang beragama tetap mengoptimalkan fungsi hati untuk berempati kepada sesama.
Kembali ke soal Imlek, Hubungannya dengan pencanangan Tahun Toleransi 2022 tentu sangat erat. Setidaknya untuk tetap menjaga gaya hidup saling menghormati di tengah keberadaan bangsa kita yang dihuni oleh masyarakat beragam, baik agama, keyakinan, budaya, adat istiadat, suku, bahasa, warna kulit, dan sebagainya. Meski faktanya hingga saat ini secara umum Indonesia tetap rukun, damai, dan toleran.
Karena itulah, momentum Tahun Toleransi dan semangat Imlek harus menjadi dasar untuk penguatan pondasi kebersamaan antar anak bangsa.
Di sini saya teringat akan petuah tokoh ulama dari Jawa Timur yang juga mantan Rais Aam PB Nahdlatul Ulama, KH Ahmad Shiddiq, yang pernah mengulas mengenai konsep ukhuwah (persaudaraan). Di mana menurut beliau, ada tiga macam ukhuwah, yaitu ukhuwah Islamiyah yakni persaudaraan umat Islam, lalu ukhuwah wathaniyah yaitu persaudaraan bangsa, dan ukhuwah basyariyah yang dikenal sebagai persaudaraan umat manusia. Ukhuwah basyariyah ini bisa juga disebut ukhuwah insaniyah.
Bagi kami sasama Muslim, wajib hukumnya melakukan ukhuwah islamiyah, tapi sebagai anak bangsa kita jangan melupakan ukhuwah wathaniyah dan ukhuwah basyariyah sebagai persaudaraan sesama umat manusia.
Inilah pesan penting kami kepada saudara-saudaraku yang merayakan Imlek. Semoga semangat kebersamaan dan toleransi tetap menjiwai setiap langkah kita demi Negara Kesatuan Repubik Indonesia (NKRI) yang kita cintai bersama.
"Wahai Nabi, kenapa engkau berdiri, bukankah jenazah itu seorang Yahudi?" tanya para sahabat. Tapi apa jawab Nabi? "Betul, meski dia Yahudi, setidaknya ia adalah seorang manusia yang perlu kita muliakan," jawab Nabi.
Sungguh sikap humanis Rasulullah tersebut tentu didasarkan dari rasa empati Rasulullah yang begitu dalam kepada sesama.
Sikap itu pun ditiru dan diteladani oleh seorang sahabat yakni Sayidina Ali bin Abi Thalib Radhiyallahu'anhu melalui pernyataan bahwa "Mereka yang tidak seiman adalah saudara dalam kemanusiaan".
Maknanya jelas sekali didasarkan pada perlunya orang beragama tetap mengoptimalkan fungsi hati untuk berempati kepada sesama.
Kembali ke soal Imlek, Hubungannya dengan pencanangan Tahun Toleransi 2022 tentu sangat erat. Setidaknya untuk tetap menjaga gaya hidup saling menghormati di tengah keberadaan bangsa kita yang dihuni oleh masyarakat beragam, baik agama, keyakinan, budaya, adat istiadat, suku, bahasa, warna kulit, dan sebagainya. Meski faktanya hingga saat ini secara umum Indonesia tetap rukun, damai, dan toleran.
Karena itulah, momentum Tahun Toleransi dan semangat Imlek harus menjadi dasar untuk penguatan pondasi kebersamaan antar anak bangsa.
Di sini saya teringat akan petuah tokoh ulama dari Jawa Timur yang juga mantan Rais Aam PB Nahdlatul Ulama, KH Ahmad Shiddiq, yang pernah mengulas mengenai konsep ukhuwah (persaudaraan). Di mana menurut beliau, ada tiga macam ukhuwah, yaitu ukhuwah Islamiyah yakni persaudaraan umat Islam, lalu ukhuwah wathaniyah yaitu persaudaraan bangsa, dan ukhuwah basyariyah yang dikenal sebagai persaudaraan umat manusia. Ukhuwah basyariyah ini bisa juga disebut ukhuwah insaniyah.
Bagi kami sasama Muslim, wajib hukumnya melakukan ukhuwah islamiyah, tapi sebagai anak bangsa kita jangan melupakan ukhuwah wathaniyah dan ukhuwah basyariyah sebagai persaudaraan sesama umat manusia.
Inilah pesan penting kami kepada saudara-saudaraku yang merayakan Imlek. Semoga semangat kebersamaan dan toleransi tetap menjiwai setiap langkah kita demi Negara Kesatuan Repubik Indonesia (NKRI) yang kita cintai bersama.
tulis komentar anda