Pemerintah Siapkan Strategi Antisipasi Gelombang Ketiga Omicron
Jum'at, 28 Januari 2022 - 10:26 WIB
JAKARTA - Indonesia saat ini bersiap menghadapi lonjakan kasus Covid-19 atau gelombang ketiga akibat varian Omicron. Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin menegaskan, strategi pemerintah dalam menghadapi gelombang Omicron ini sedikit berbeda dengan menghadapi gelombang Delta.
Baca juga: Pelaku Perjalanan Udara Dominasi Kasus Probable Omicron di Sulut
Gelombang Delta memiliki tingkat keparahan tinggi sehingga pemerintah harus mempersiapkan rumah sakit dengan banyak tempat tidur. Sedangkan Omicron ini yang tinggi adalah penularannya tapi keparahannya rendah.
"Sebagian besar kasus Omicron adalah OTG atau asimtomatik atau gejala sakitnya ringan. Jadi hanya gejala pilek, batuk, atau demam yang sebenarnya bisa sembuh tanpa perlu dibawa ke rumah sakit," kata Menkes dikutip dari laman resmi Kemenkes, Jumat (28/1/2022).
Menkes pun meminta masyarakat mengetahui ciri-ciri dan langkah untuk mencegah varian Omicron tidak semakin menular. Dia mengatakan bahwa Omicron memicu gejala ringan seperti flu biasa, batuk, dan demam dengan tingkat penularan yang cepat.
"Nanti kita akan melihat dalam waktu yang singkat kenaikan jumlah kasus yang cukup tinggi," ucapnya.
Ciri-ciri selanjutnya dari varian Omicron, kata Menkes, adalah tingkat perawatan di rumah sakit lebih rendah, begitupun tingkat keparahannya juga lebih rendah. Sehingga pasien yang masuk ke rumah sakit lebih sedikit daripada pasien yang melaksanakan isolasi mandiri (Isoman).
Pemerintah, kata Menkes juga telah menyiapkan tempat tidur perawatan di rumah sakit sebanyak 70.641. Kapasitas tempat tidur secara nasional berjumlah 120 ribu hingga 130 ribu.
Sementara itu, total pasien yang sudah terkonfirmasi Omicron sampai tanggal 26 Januari 2022 berjumlah 1.988. Dari jumlah itu yang sudah sembuh atau selesai dirawat berjumlah 765 orang.
Baca juga: Pelaku Perjalanan Udara Dominasi Kasus Probable Omicron di Sulut
Gelombang Delta memiliki tingkat keparahan tinggi sehingga pemerintah harus mempersiapkan rumah sakit dengan banyak tempat tidur. Sedangkan Omicron ini yang tinggi adalah penularannya tapi keparahannya rendah.
"Sebagian besar kasus Omicron adalah OTG atau asimtomatik atau gejala sakitnya ringan. Jadi hanya gejala pilek, batuk, atau demam yang sebenarnya bisa sembuh tanpa perlu dibawa ke rumah sakit," kata Menkes dikutip dari laman resmi Kemenkes, Jumat (28/1/2022).
Menkes pun meminta masyarakat mengetahui ciri-ciri dan langkah untuk mencegah varian Omicron tidak semakin menular. Dia mengatakan bahwa Omicron memicu gejala ringan seperti flu biasa, batuk, dan demam dengan tingkat penularan yang cepat.
"Nanti kita akan melihat dalam waktu yang singkat kenaikan jumlah kasus yang cukup tinggi," ucapnya.
Ciri-ciri selanjutnya dari varian Omicron, kata Menkes, adalah tingkat perawatan di rumah sakit lebih rendah, begitupun tingkat keparahannya juga lebih rendah. Sehingga pasien yang masuk ke rumah sakit lebih sedikit daripada pasien yang melaksanakan isolasi mandiri (Isoman).
Pemerintah, kata Menkes juga telah menyiapkan tempat tidur perawatan di rumah sakit sebanyak 70.641. Kapasitas tempat tidur secara nasional berjumlah 120 ribu hingga 130 ribu.
Sementara itu, total pasien yang sudah terkonfirmasi Omicron sampai tanggal 26 Januari 2022 berjumlah 1.988. Dari jumlah itu yang sudah sembuh atau selesai dirawat berjumlah 765 orang.
Lihat Juga :
tulis komentar anda