IDI dan Organisasi Sarang Laba-Laba 

Senin, 24 Januari 2022 - 11:58 WIB
Umumnya yang membuat sarang adalah laba-laba betina. Laba-laba betina bertingkah di depan sarangnya agar sang jantan terpincut dan mendekatinya. Setelah laba-laba jantan berada di sarang dan mengawini laba-laba betina, laba-laba betina akan menangkap dan memangsanya. Bahkan ia akan memangsa anak-anaknya jika mereka tidak sempat kabur. Begitulah kehidupan laba-laba.

Sekalipun dikatakan lemah dan keluarganya tidak harmonis, tetap saja laba-laba unik dan memilki kelebihan. Laba-laba menarik minat banyak peneliti dan pembelajar untuk mengamati dan mempelajarinya. Pintalan jaring sutera yang membentuk struktur sarang laba-laba didesain saling tekoneksi satu dengan yang lain.

Koneksi jaring yang sempurna merupakan saluran informasi yang baik, menjadikan setiap masalah di bagian mana pun terjadi selalu tersampaikan kepada induknya (laba-laba betina). Koneksi jaring juga menjadi jalan (lalu lintas) tanpa hambatan bagi laba-laba untuk mengunjungi simpul-simpul yang ia dikehendaki. Tidak mengherankan bila orang menggunakan pola sarang laba-laba untuk membuat sosiometri.

Sebagian ilmuan mengatakan bahwa kekuatan tarik dari jaring sutra laba-laba lebih besar daripada baja dan memiliki elastisitas dan tingkat penyesuaiaan yang jauh lebih besar. Pada jaring laba-laba terdapat bagian yang memiliki perekat atau lengket dan bagian yang tidak lengket. Induk laba-laba mengetahui dan mampu membedakan bagian-bagian tersebut. Karena itu, laba-laba dapat dengan sigap bergerak menyergap mangsanya tanpa harus takut terperangkap oleh jaringnya sendiri.

Setiap simpul dari jaring laba-laba terdapat bagian lengket, yang mampu menangkap mangsa dan menyelesaikan sesuai kemampuannya. Sekalipun berada di bagian pinggir. Bila mangsa besar atau terlalu kuat maka dengan segera induk laba-laba datang menyergap. Keunikan lain dari laba-laba adalah ia tidak rakus atau serakah, tidak seperti lalat, semut, apalagi tikus.

Organisasi Sarang Laba-Laba

Organisasi sarang laba-laba tidak jauh beda dengan sifat laba-laba dan sarang laba-laba itu sendiri. Organisasi model sarang laba-laba memerlukan kesabaran untuk mendesain, membangun, dan mencapai tujuannya. Model ini merupakan organisasi pembelajar yang menghagai proses. Jaringnya saling terkoneksi antara jaring satu dengan yang lain. Kondisi ini menyebabkan berlangsungnya lalu lintas informasi yang sangat cepat, terbuka, dan transparan.

Organisasi sarang laba-laba memberi kesempatan serta kepercayaan kepada setiap simpul organisasi untuk mengatur diri sendiri, memaksimalkan potensinya, serta membuat program kerja sesuai kondisi riil yang dihadapinya. Ia juga memberi kepercayaan setiap simpul untuk memutuskan dan menyelesaikan masalah sesuai kapabilitasnya. Apabila beban masalahnya terlalu besar atau berat, barulah induk organisasi datang memberi bantuan.

Organisasi sarang laba-laba memerlukan adanya perubahan budaya. Perubahan budaya ini berlaku bagi anggota maupun bagi organisasinya sendiri. Perubahan budaya organisasi sarang laba-laba sertidaknya meliputi beberapa hal berikut. Pertama, visi, misi, nilai dan stategi. Perubahan visi, misi, nilai dan stategi ini merupakan hal yang sangat mendasar (pondasi organisasi).

Kedua Kepemimpinan dan manajemen. Ketiga, pola komunikasi dan pengambilan keputusan. Keempat, desain dan struktur organisasi yang adaptif, integratif, terdesentraliasi. Kelima, perilaku organisasi. Keenam, pengetahuan dan komptensi pengurus. Ketujuh, pemecahan masalah. Kedelapan, kinerja organisasi.
Halaman :
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More