IDI dan Organisasi Sarang Laba-Laba
Senin, 24 Januari 2022 - 11:58 WIB
Zaenal Abidin
Ketua Umum PB IDI 2012-2015
Anggota Adhoc VI Panrah Muktamar IDI 2022
Sejak rapat persiapan Rakernas Ikatan Dokter Indonesia (IDI) 2020, senior kami Mas Mik (Ario Djatmiko) berulang kali mengusulkan agar IDI menjadi wadah bagi bangsa dan dokter Indonesia untuk mengharap akan masa depannya. IDI harus kuat, independen (tidak terpengaruh oleh kepentingan politik, bisnis, pribadi, dan penguasa) serta fokus pada kepentingan bangsa dan kepentingan dokter Indonesia. Mas Mik juga mengusulkan adanya struktur organisasi yang horizontal dan adaptif. “IDI harus berubah,” kata Mas Mik.
Pada rapat hari-hari menjelang Muktamar IDI (Maret 2022) kembali lagi Mas Mik mengemukakan gagasannya. Karena saya belum dapat membayangkan model strukur organisasi horizontal, maka tadi pagi saya tanyakan ke Mas Mik melalui grup Whatsapp Tim Adhoc VI Panrah Muktamar IDI.
Pertanyaan saya, apakah organisasi horizontal itu sama dengan organisasi sarang laba-laba? Mas Mik menjawab, “Betul, dst.". Karena itu, saya mencoba membayangkan seperti apa sarang laba-laba itu, lalu membuka ponsel dan mencari gambar serta video sarang laba-laba dan laba-labanya. Ini sekadar untuk mengamati tingkah laba-laba dalam membuat sarang dan menangkap mangsanya.
Filosofi Sarang Laba-Laba
Laba-laba adalah makhuk Tuhan yang sangat sabar. Laba-laba sabar dalam membuat sarangnya sekalipun sangat melelahkan sebab harus mengeluarkan banyak protein untuk membuat sutra; sabar dalam memasang jebakan dan menunggu mangsanya; sabar dan lentur bila diterpa angin kencang dan hujan deras. Bila sarangnya rusak maka ia pun sabar dan bangkit kembali untuk memperbaiki sarang, lalu menunggu sampai tujuannya tercapai. Ketika terjatuh ia segera memanjat naik menggunakan helai sutranya. Aktivitas laba-laba berlangsung secara terbuka, transparan. Laba-laba menghadapi segala rintangan dengan sabar.
Di dalam Alquran Tuhan menggambarkan sarang laba-laba sebagai rumah yang lemah dan rapuh. Berbeda dengan sarang lebah yang digambarkan sebagai bangunan efektif, efisien, dan kokoh. Para ulama tafsir menjelaskan bahwa perumpamaan lemahnya sarang laba-laba disebabkan karena ketidakmampuannya melindungi dari cuaca panas, hujan, terpaan angin, dan tak bisa menjadi pelindung dari rasa dingin.
Ketua Umum PB IDI 2012-2015
Anggota Adhoc VI Panrah Muktamar IDI 2022
Sejak rapat persiapan Rakernas Ikatan Dokter Indonesia (IDI) 2020, senior kami Mas Mik (Ario Djatmiko) berulang kali mengusulkan agar IDI menjadi wadah bagi bangsa dan dokter Indonesia untuk mengharap akan masa depannya. IDI harus kuat, independen (tidak terpengaruh oleh kepentingan politik, bisnis, pribadi, dan penguasa) serta fokus pada kepentingan bangsa dan kepentingan dokter Indonesia. Mas Mik juga mengusulkan adanya struktur organisasi yang horizontal dan adaptif. “IDI harus berubah,” kata Mas Mik.
Pada rapat hari-hari menjelang Muktamar IDI (Maret 2022) kembali lagi Mas Mik mengemukakan gagasannya. Karena saya belum dapat membayangkan model strukur organisasi horizontal, maka tadi pagi saya tanyakan ke Mas Mik melalui grup Whatsapp Tim Adhoc VI Panrah Muktamar IDI.
Pertanyaan saya, apakah organisasi horizontal itu sama dengan organisasi sarang laba-laba? Mas Mik menjawab, “Betul, dst.". Karena itu, saya mencoba membayangkan seperti apa sarang laba-laba itu, lalu membuka ponsel dan mencari gambar serta video sarang laba-laba dan laba-labanya. Ini sekadar untuk mengamati tingkah laba-laba dalam membuat sarang dan menangkap mangsanya.
Filosofi Sarang Laba-Laba
Laba-laba adalah makhuk Tuhan yang sangat sabar. Laba-laba sabar dalam membuat sarangnya sekalipun sangat melelahkan sebab harus mengeluarkan banyak protein untuk membuat sutra; sabar dalam memasang jebakan dan menunggu mangsanya; sabar dan lentur bila diterpa angin kencang dan hujan deras. Bila sarangnya rusak maka ia pun sabar dan bangkit kembali untuk memperbaiki sarang, lalu menunggu sampai tujuannya tercapai. Ketika terjatuh ia segera memanjat naik menggunakan helai sutranya. Aktivitas laba-laba berlangsung secara terbuka, transparan. Laba-laba menghadapi segala rintangan dengan sabar.
Di dalam Alquran Tuhan menggambarkan sarang laba-laba sebagai rumah yang lemah dan rapuh. Berbeda dengan sarang lebah yang digambarkan sebagai bangunan efektif, efisien, dan kokoh. Para ulama tafsir menjelaskan bahwa perumpamaan lemahnya sarang laba-laba disebabkan karena ketidakmampuannya melindungi dari cuaca panas, hujan, terpaan angin, dan tak bisa menjadi pelindung dari rasa dingin.
tulis komentar anda