Cak Imin dan Visi Kepemimpinan Ekologi
Jum'at, 21 Januari 2022 - 22:31 WIB
Dosen Universitas Airlangga Surabaya, Suparto Wijoyo (2013) menjelaskan bahwa kepemimpinan ekologis merupakan seperangkat daya kepemimpinan yang memiliki ecological intelligence yang memposisikan dirinya pada lingkungan secara ekosistemik dan melakukan upaya pengelolaan lingkungan untuk mengatasi krisis ekologi lingkungan. Selama ini soal kepedulian lingkungan yang dikeluarkan para pejabat publik negeri cenderung hanya non enforcement policy belaka.
Secara esensial kita sesungguhnya membutuhkan bangunan kepemimpinan ekologi. Sebuah kepemimpinan yang sensitif terhadap krisis lingkungan. Kepempinan yang mempromosikan aktivitas akrab dan ramah lingkungan. Kepemimpinan ekologi mempersyaratkan pengetahuan kasuistik maupun universal, penegakan hukum yang efektif dan kultur kelembagaan yang kondusif bagi tatanan "eco-society". Inilah subtansi pembangunan berkelanjutan yang menuntun misi kepemimpinan ekologi.
Dalam hal ini Cak Imin sebagai politisi memiliki kapasitas kecerdasan intelektual paripurna dengan derajat emotional intelligence (kecerdasan emosional) dan spiritual intellegence (kecerdasan religius) yang mapan, untuk bekal mempelopori visi kepemimpinan ekologi. Kita percaya bahwa para politisi sangat kuat untuk mengkonstruksi kecerdasan lingkungan bagi terbangunnya eco-society. Menurut Wijoyo (2013) kecerdasan emosional dan spiritual saja tidak cukup untuk mengubah Indonesia lebih baik.
Masa Depan Energi Baru Terbarukan
Para psikolog (lingkungan) sekelas Daniel Goleman menawarkan ukuran baru perilaku seseorang yang dinamakan ecological intelligence. Lingkungan harus menjadi paramater sekaligus variabel penentu setiap perilaku seseorang. Orientasi ekologis adalah cermin pembulat kecerdasan emosional dan spiritual. Orang yang memiliki ecological intelligence akan memposisikan diri pada lingkungan secara ekosistemik yang terintegrasi dengan sikap hidupnya (ecologist).
Dalam ranah global, isu lingkungan menjadi hal yang banyak menjadi sorotan. Dengan sikap Cak Imin aktif aware terhadap isu lingkungan bisa menjadi modal besar untuk menggalang dukungan publik dunia. Sebagaimana diketahui bahwa isu energi di masa depan terkait erat dengan isu lingkungan. Di mana semua sumber energi masa depan harus berbasis ramah lingkungan. Hal ini dibuktikan dengan mulai berkembanganya sumber energi berbasis renewable energy (energi baru terbarukan). Seperti panel surya, angin laut dan sejumlah sumber energi ramah lingkungan lainnya.
Mengacu soal sumber energi masa depan, Indonesia adalah negara dengan cadangan energi ramah lingkungan yang melimbah. Hal ini bisa digarap Cak Imin dengan misi besar untuk melakukan lompatan dalam mewujudukan Peta Jalan Indonesia Maju. Meski gagasan tentang energi ramah lingkungan bukan hal baru di Indonesia, tetapi dalam konteks wawasan kepartaian, nampaknya Cak Imin menjadi yang pertama yang sadar akan kepeduliannya terhadap isu lingkungan. Menjadikan PKB sebagai green party bersama sejumlah partai-partai dunia yang sama-sama aware terhadap masa depan dunia, PKB menjadi tonggak pelopor dari kesadaran itu.
Secara esensial kita sesungguhnya membutuhkan bangunan kepemimpinan ekologi. Sebuah kepemimpinan yang sensitif terhadap krisis lingkungan. Kepempinan yang mempromosikan aktivitas akrab dan ramah lingkungan. Kepemimpinan ekologi mempersyaratkan pengetahuan kasuistik maupun universal, penegakan hukum yang efektif dan kultur kelembagaan yang kondusif bagi tatanan "eco-society". Inilah subtansi pembangunan berkelanjutan yang menuntun misi kepemimpinan ekologi.
Dalam hal ini Cak Imin sebagai politisi memiliki kapasitas kecerdasan intelektual paripurna dengan derajat emotional intelligence (kecerdasan emosional) dan spiritual intellegence (kecerdasan religius) yang mapan, untuk bekal mempelopori visi kepemimpinan ekologi. Kita percaya bahwa para politisi sangat kuat untuk mengkonstruksi kecerdasan lingkungan bagi terbangunnya eco-society. Menurut Wijoyo (2013) kecerdasan emosional dan spiritual saja tidak cukup untuk mengubah Indonesia lebih baik.
Masa Depan Energi Baru Terbarukan
Para psikolog (lingkungan) sekelas Daniel Goleman menawarkan ukuran baru perilaku seseorang yang dinamakan ecological intelligence. Lingkungan harus menjadi paramater sekaligus variabel penentu setiap perilaku seseorang. Orientasi ekologis adalah cermin pembulat kecerdasan emosional dan spiritual. Orang yang memiliki ecological intelligence akan memposisikan diri pada lingkungan secara ekosistemik yang terintegrasi dengan sikap hidupnya (ecologist).
Dalam ranah global, isu lingkungan menjadi hal yang banyak menjadi sorotan. Dengan sikap Cak Imin aktif aware terhadap isu lingkungan bisa menjadi modal besar untuk menggalang dukungan publik dunia. Sebagaimana diketahui bahwa isu energi di masa depan terkait erat dengan isu lingkungan. Di mana semua sumber energi masa depan harus berbasis ramah lingkungan. Hal ini dibuktikan dengan mulai berkembanganya sumber energi berbasis renewable energy (energi baru terbarukan). Seperti panel surya, angin laut dan sejumlah sumber energi ramah lingkungan lainnya.
Mengacu soal sumber energi masa depan, Indonesia adalah negara dengan cadangan energi ramah lingkungan yang melimbah. Hal ini bisa digarap Cak Imin dengan misi besar untuk melakukan lompatan dalam mewujudukan Peta Jalan Indonesia Maju. Meski gagasan tentang energi ramah lingkungan bukan hal baru di Indonesia, tetapi dalam konteks wawasan kepartaian, nampaknya Cak Imin menjadi yang pertama yang sadar akan kepeduliannya terhadap isu lingkungan. Menjadikan PKB sebagai green party bersama sejumlah partai-partai dunia yang sama-sama aware terhadap masa depan dunia, PKB menjadi tonggak pelopor dari kesadaran itu.
(rca)
tulis komentar anda