Pandu Tani Masifkan Pendirian Kampung Patani hingga Pelosok Negeri
Minggu, 02 Januari 2022 - 18:44 WIB
baca juga: Incar Pasar Global, Pandu Tani Buka 3 Kantor Perwakilan Luar Negeri
Adapun model atau bentuk Kampung Patani, nantinya disesuaikan dengan kondisi agroekosistem dan kearifan lokal kawasan setempat serta memerhatikan karakteristik, kondisi sosial budaya, dan ekonomi, antara lain: Kampung Patani berbasis Kehutanan Sosial, Kampung Patani berbasis Perkebunan, Kampung Patani berbasis Tanaman Pangan, Kampung Patani berbasis Tanaman Hortikultura, Kampung Patani berbasis Peternakan, Kampung Patani berbasis Perikanan/Kelautan, dan Kampung Patani berbasis Koperasi dan UMKM.
“Banyak manfaat yang diperoleh pelaku usaha dalam kawasan Kampung Patani, di antaranya bisa meningkatkan produktivitas, dan tersedianya saprodi, pemasaran serta pembiayaan usaha yang difasilitasi oleh Patani melalui Koperasi Indokopat,” kata Sarjan.
Petani, nelayan, koperasi dan UMKM dalam kawasan Kampung Patani juga diberi pelatihan sesuai kebutuhan serta terciptanya kawasan usaha agribisnis yang berkelanjutan (ramah lingkungan). Pada aspek ekonomi, Kampung Patani ini nantinya menjadi sumber kesejahteraan dan mampu mengatasi kesenjangan ekonomi. Juga sebagai sumber pangan masyarakat sekaligus sumber pendapatan negara.
baca juga: Pandu Tani Ikut Dampingi 1.250 UMKM yang Berharap Banpres Rp2,4 Juta
Adapun aspek sosialnya, tumbuhnya masyarakat yang mandiri dan berkarakter, berkembangnya budaya hidup yang peduli lingkungan (green economy). Sementara di aspek politik, penggalangan komunitas petani, nelayan, UMKM lebih mudah terjangkau oleh giat Kampung Patani.
“Suatu kawasan pedesaan, pesisir, bahkan perkotaan dapat diusulkan menjadi Kampung Patani, dan tentunya ada sejumlah kriteria, salah satunya jika suatu kawasan itu memiliki kelompok petani/peternak/nelayan dan/atau koperasi, dan UMKM yang melakukan usaha budidaya/usaha tani tanaman pangan, perkebunan, hortikultura, peternakan, perikanan dan kelautan, perhutanan sosial serta usaha pengolahan dan pemasarannya,” tukas Sarjan.
Selain program Kampung Patani, sepanjang 2021, Pandu Tani juga banyak melakukan program pendampingan terhadap masyarakat, termasuk menghadirkan aplikasi belanja produk pertanian bernama Sibejajo, pendirian food estate komoditas jagung di Sumatera Selatan dan Lampung, aplikasi donasi pohon, hingga pendirian kantor cabang Pandu Tani di luar negeri, salah satunya di Jepang.
baca juga: 5 Bahan Pangan yang Harganya Naik di 2021, Cabai Rawit Paling Melejit
Sementara itu, Dewan Pakar Patani, Jafar Hafsah sangat mengapresiasi terobosan-terobosan luar biasa yang dilakukan Patani. Dia pun berharap, pada 2022 Patani terus menggulirkan program-program populer lainnya, yang bertujuan untuk menyejahterakaan anggotanya dan masyarakat secara umum.
Adapun model atau bentuk Kampung Patani, nantinya disesuaikan dengan kondisi agroekosistem dan kearifan lokal kawasan setempat serta memerhatikan karakteristik, kondisi sosial budaya, dan ekonomi, antara lain: Kampung Patani berbasis Kehutanan Sosial, Kampung Patani berbasis Perkebunan, Kampung Patani berbasis Tanaman Pangan, Kampung Patani berbasis Tanaman Hortikultura, Kampung Patani berbasis Peternakan, Kampung Patani berbasis Perikanan/Kelautan, dan Kampung Patani berbasis Koperasi dan UMKM.
“Banyak manfaat yang diperoleh pelaku usaha dalam kawasan Kampung Patani, di antaranya bisa meningkatkan produktivitas, dan tersedianya saprodi, pemasaran serta pembiayaan usaha yang difasilitasi oleh Patani melalui Koperasi Indokopat,” kata Sarjan.
Petani, nelayan, koperasi dan UMKM dalam kawasan Kampung Patani juga diberi pelatihan sesuai kebutuhan serta terciptanya kawasan usaha agribisnis yang berkelanjutan (ramah lingkungan). Pada aspek ekonomi, Kampung Patani ini nantinya menjadi sumber kesejahteraan dan mampu mengatasi kesenjangan ekonomi. Juga sebagai sumber pangan masyarakat sekaligus sumber pendapatan negara.
baca juga: Pandu Tani Ikut Dampingi 1.250 UMKM yang Berharap Banpres Rp2,4 Juta
Adapun aspek sosialnya, tumbuhnya masyarakat yang mandiri dan berkarakter, berkembangnya budaya hidup yang peduli lingkungan (green economy). Sementara di aspek politik, penggalangan komunitas petani, nelayan, UMKM lebih mudah terjangkau oleh giat Kampung Patani.
“Suatu kawasan pedesaan, pesisir, bahkan perkotaan dapat diusulkan menjadi Kampung Patani, dan tentunya ada sejumlah kriteria, salah satunya jika suatu kawasan itu memiliki kelompok petani/peternak/nelayan dan/atau koperasi, dan UMKM yang melakukan usaha budidaya/usaha tani tanaman pangan, perkebunan, hortikultura, peternakan, perikanan dan kelautan, perhutanan sosial serta usaha pengolahan dan pemasarannya,” tukas Sarjan.
Selain program Kampung Patani, sepanjang 2021, Pandu Tani juga banyak melakukan program pendampingan terhadap masyarakat, termasuk menghadirkan aplikasi belanja produk pertanian bernama Sibejajo, pendirian food estate komoditas jagung di Sumatera Selatan dan Lampung, aplikasi donasi pohon, hingga pendirian kantor cabang Pandu Tani di luar negeri, salah satunya di Jepang.
baca juga: 5 Bahan Pangan yang Harganya Naik di 2021, Cabai Rawit Paling Melejit
Sementara itu, Dewan Pakar Patani, Jafar Hafsah sangat mengapresiasi terobosan-terobosan luar biasa yang dilakukan Patani. Dia pun berharap, pada 2022 Patani terus menggulirkan program-program populer lainnya, yang bertujuan untuk menyejahterakaan anggotanya dan masyarakat secara umum.
Lihat Juga :
tulis komentar anda