Koalisi Masyarakat Sipil Ingatkan Masih Ada Warga Belum Tersentuh Vaksin
Selasa, 28 Desember 2021 - 16:59 WIB
Tantangan Vaksinasi Kelompok Rentan
Memang, memberikan vaksin pada masyarakat adat dan kelompok rentan tidak mudah. Mereka jelas menghadapi beragam kendala. Mulai dari hoaks, sosialisasi, data, penyelenggaraan, hingga akses ke lokasi vaksinasi.
Annas Radin Syarif sanggup bersaksi ihwal kendala lokasi dan kondisi geografis yang membatasi kalangan masyarakat adat. Menurut ketua Tanggap Darurat Aliansi Masyarakat Adat Nasional (AMAN) itu, lokasi akhirnya juga menyulitkan upaya sosialisasi untuk kalangan tersebut. "Kadang minat mereka untuk divaksin turun, karena lokasi vaksinasi jauh di kota," kata Annas.
Akan hal kalangan disabilitas, problem utamanya pun khas, yakni data. Menurut Ketua Umum Himpunan Wanita Disabilitas Indonesia (HWDI), Maulani Rotinsulu, data penyandang disabilitas pada dinas-dinas terkait begitu minim. Bukan HWDI saja yang bersua dengan data tersebut. Organisasi Harapan Nusantara (OHANA) demikian pula. Ini membuat OHANA harus mengumpulkan informasi sendiri dari komunitas penyandang disabilitas, sebagaimana diakui salah satu pendirinya, Buyung Ridwan Tanjung.
"Di sisi lain, sentra-sentra vaksin terbatas karena tak dilengkapi dengan fasilitas pendukung bagi disabilitas," ujar Maulani.
Petani dan nelayan sebagai bagian dari kelompok rentan bukan tanpa masalah. Mereka didera konflik terkait sumber daya alam. Menurut Edo Rakhman, Deputi Eksternal Wahana Lingkungan Hidup Indonesia (WALHI), beban para petani, masyarakat adat, dan warga pesisir semakin berat karena mereka juga mesti menanggung akibat dari krisis iklim. "Untuk itu, mereka harus menjadi prioritas sasaran vaksinasi," katanya.
Satu tantangan yang banyak ditemui pada kelompok rentan, bukan saja masyarakat adat, adalah berseraknya hoaks. Dampak ikutannya parah. Sebab, peredaran informasi palsu menurunkan minat kelompok rentan untuk menerima vaksin menyusul lemahnya akses mereka terhadap informasi.
Berdasarkan data Kementerian Kesehatan per 27 Desember 2021, dosis I vaksin COVID-19 telah disuntikkan kepada 157,24 juta orang dari target vaksinasi 208,26 juta orang. Angka tersebut setara 75,5%. Artinya, masih ada 51 juta orang bahkan belum mendapatkan vaksin dosis I.
Di sisi lain, terdapat warga yang malah telah menerima booster dengan melakukan akal-akalan. Menurut laporan per Jumat (24/12/2021), beberapa dari penerima mengubah data pekerjaan menjadi tenaga kesehatan. Bahkan ada pula di antara mereka yang ditawari oleh kepala daerah atau makelar. Namun, booster dimaksud tak tercatat dalam aplikasi PeduliLindungi.
Lihat Juga :
tulis komentar anda