LSI Denny JA Rilis Enam Pedoman Strategi New Normal

Jum'at, 05 Juni 2020 - 17:02 WIB
"Para ulama/pedeta di tempat ibadah, pengusaha di mal, restoran, pabrik, kepala sekolah atau rektor di lembaga pendidikan dan lainnya, semuanya bahu-membahu menjamin bahwa protokol kesehatan diterapkan dengan baik," Ikrama.

Strategi keempat, mereka yang rentan lebih dilindungi. Data dari Gugus Tugas Nasional Covid-19 menunjukkan bahwa di atas 80% mereka yang meninggal karena Covid-19 berada pada usia 45 tahun ke atas.

Data dari sumber yang sama juga menunjukan ada lima penyakit penyerta yang berkontribusi terhadap angka kematian penderita Covid-19. Kelima penyakit tersebut adalah hipertensi, diabetes melitus, penyakit jantung, penyakit ginjal, dan penyakit paru kronis.

"Artinya dari data-data tersebut, mereka yang berusia di atas 45 tahun dan/atau memiliki kelima penyakit penyerta diatas harus lebih dilindungi," katanya.

Salah satunya adalah di berbagai sektor usaha, tempat kerja maupun di rumah, mereka dibolehkan untuk bekerja dari rumah (WFH).

Strategi kelima, memperkuat imunitas. Para ahli menjelaskan bahwa salah upaya menahan lajunya penyebaran virus corona adalah dengan memperkuat imunitas tubuh. Dengan imun tubuh yang kuat, dampak virus bisa diminimalkan.

Cara meningkatkan imun tubuh tentunya dengan makan bergizi, mengkonsumsi suplemen tubuh, vitamin, istrahat cukup dan olahraga teratur. Selama vaksin belum ditemukan, meningkatkan imunitas adalah adalah salah satu strategi penting.

Strategi keenam, memperkuat fasilitas kesehatan dan peralatan medis di daerah. Dengan dibuka kembali aktivitas warga dan aktivitas ekonomi, secara bersamaan pemerintah pusat dan daerah harus terus memperkuat fasilitas kesehatan dan peralatan medis.

Di antaranya adalah fasilitas rumah sakit, ruangan ICU, ventilator, alat perlindungan diri (APD) untuk tenaga medis, laboratorium tes, dan ketersediaan tenaga medis.

"Hal ini untuk menjamin agar jika terjadi tambahan kasus di daerah, fasilitas kesehatan tetap mampu melakukan penanganan dan perawatan," paparnya.
Dapatkan berita terbaru, follow WhatsApp Channel SINDOnews sekarang juga!
Halaman :
tulis komentar anda
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More