Kala Mural Bicara Ekspresi yang Privat pun yang Komunal, Rizal Ramli: Kok Kejahatan????
Sabtu, 13 November 2021 - 05:49 WIB
Kurator Bambang Asrini menjelaskan salah satu mural yang dibuat di tembok bangunan.
foto/L Project
Di bawah terik matahari yang menyengat siang itu, Farhan tidak melukis sendiri. Ada sembilan seniman lainnya (street artist) yang berkolaborasi melukis mural bersama dalam kegiatan seni bertajuk “ON & OFF PRESSURE”, di perumahan Alam Raya, Tangerang, Banten, pada 8-10 November 2021. Sembilan seniman tersebut adalah, Anagard, Digie Sigit, The Popo, Arman Jamparing, Bujangan Urban, Media Legal, Edi Bonetski, Hana Madness, dan Bunga Fatia.
baca juga: Kemerdekaan Bermural dalam ON & OFF PRESSURE
Jika Farhan melukis dengan cara menyempotkan cat kaleng yang dilubangi kalengnya, beda halnya dengan teknik melukis Edi Bonetski. Pelukis asal Tangerang, Banten, ini terlihat beberapa kali membolak-balik kanvas lukisnya. “Tekniknya begini aja bang, ga perlu pusing-pusing. Biar orang laen menilai sendiri lukisan kita. Mereka mau bilang jelek, bagus, bahkan bilang gila, gak apa-apa. Bebas…!,” seloroh Edy.
Edy Bonetski, seniman mural otodidak yang dikenal dengan karyanya yang eksentrik dengan banyak memasukkan unsur-unsur absurd di dalam karyanya. Melalui ide-ide eksentriknya, Edy telah banyak mendapatkan berbagai penghargaan di ajang seni bergengsi dengan membawa bermacam isu sosial yang dipantaunya.
Aksi melukis mural seniman Farhan Siki. foto/hendri irawan-koran sindo
tulis komentar anda