Membangun Mobil Listrik, Menatap Langit Biru

Sabtu, 06 November 2021 - 05:37 WIB
Tak hanya AS, Eropa, China dan Jepang, namun pemerintah Indonesia pun kini sedang membangun dan mengembangkan industri mobil listrik dan baterai. Industri itu dari hulu ke hilir. Presiden Joko Widodo telah melakukan peletakan batu pertama pembangunan pabrik baterai mobil listrik di Karawang, Jawa Barat, pada 16 September 2021. Hal itu bertujuan untuk memacu industri mobil listrik yang akan mulai Mei 2022 sekaligus untuk mengundang investor global.

baca juga: Chery QQ Ice Cream Laris Manis, Bayangi Mobil Listrik Termurah China

Misalnya, Hyundai dan LG Energy Solution Ltd keduanya dari Korea Selatan dan Tesla dari AS (KoranKontan, 15 Januari 2021). Sayangnya, Tesla mengundurkan diri dan lebih memilih Jerman, India dan Texas, AS. Program mobil listrik merupakan buah investasi dari Undang-Undang (UU) Nomor 11 Tahun 2020 tentang Cipta Kerja yang bertujuan untuk menarik investasi asing.

Untuk mendorong industri mobil listrik, pemerintah telah menerbitkan UU Nomor 3 Tahun 2020 tentang Perubahan atas UU Nomor 4 Tahun 2009 tentang Pertambangan Mineral dan Batubara. Perubahan itu bertujuan agar usaha pertambangan mineral dan batubara dapat memberikan nilai tambah bagi pertumbuhan ekonomi. Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) pun telah menerbitkan Peraturan Menteri (Permen) ESDM Nomor 11 Tahun 2020 tentang Perubahan Ketiga atas Peraturan Menteri ESDM Nomor 7 Tahun 2017 tentang Tata Cara Penetapan Harga Patokan Penjualan Mineral Logam dan Batubara. Regulasi itu penting sebagai payung hukum bagi industri tersebut.



Pertumbuhan Ekonomi

Ekonomi akan tumbuh seiring dengan pembangunan pabrik mobil listrik dan baterai, pabrik feronikel, baja karbon dan baja antikarat, stasiun pengisian kendaraan listrik umum (SPKLU) dan stasiun penukaran baterai kendaraan listrik umum (SPBKLU). Ekonomi pun akan tumbuh sejalan dengan laju ekspor sektor pertambangan seperti besi dan baja.

baca juga: Perbandingan Harga Mobil Listrik antara Indonesia dan Malaysia, Mana Lebih Murah?

Pusat-pusat pertumbuhan ekonomi akan tumbuh. Sebut saja, Timika atau Tembaga Pura di Papua sebagai pusat tambang emas Freeport, Morowali di Sulawesi Tengah, Kolaka dan Konawe, Sulawesi Tenggara, serta Soroako, Sulawesi Selatan sebagai pusat industri nikel. Untuk itu, investor asing diharapkan untuk berinvestasi dengan mendirikan pabrik mobil listrik dan baterai di dalam negeri.

Demikian pula, bank dapat ikut mengucurkan kredit di sektor pertambangan. Emiten di sektor pertambangan seperti nikel, baja dan batubara pun akan ikut menikmati manisnya industri ini. Sarinya, saham mereka akan terkerek tinggi.

Saran

Mengapa Cyrillus Harinowo (Komisaris BCA dan Pembina Pusat Studi BUMN) dan Ika Maya Sari Khaidir (Kepala Sentra Bisnis Komersial, Kantor Wilayah XII BCA) sebagai penulis buku ini memilih judul buku dalam Bahasa Inggris? Mungkin, mereka menganggap topik mobil listrik itu sudah mengglobal.

baca juga: Tak Sekadar Jualan, Hyundai Punya Ekosistem Mobil Listrik Lengkap buat Indonesia

Namun, judul itu bisa menekan minat orang untuk membacanya lantaran mengira buku itu berbahasa asing yang tak dikuasainya. Padahal buku ini ditulis dalam Bahasa Indonesia bahkan dikuatkan Kata Pengantar oleh Presiden Joko Widodo dan dilengkapi dengan data dan analisis sehingga patut dibaca siapa saja. Hal itu sebagai sumbang saran dalam membangun dan mengembangkan industri mobil listrik.

Judul: Towards the Age of Electric Vehicles

Penulis: Cyrillus Harinowo PhD, dan Ika Maya Sari Khaidir SE MM

Penerbit : PT Gramedia Pustaka Utama (GPU)

Cetakan : pertama, Juni 2021

Ukuran : 330 halaman, 15 x 23 cm

ISBN : 978-602-06-5477-5
Halaman :
tulis komentar anda
Follow
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More