Kominfo: Perlu Sistem Monitoring Isu Publik yang Terintegrasi
Minggu, 24 Oktober 2021 - 18:42 WIB
Baca juga: Pulihkan Pariwisata, Kemkominfo Latih Ribuan UMKM Sektor Pengolahan di 10 Destinasi Prioritas
Najamuddin Amy juga menjelaskan bahwa tujuan monitoring isu ini adalah sebagai fungsi komando dan olah data, yakni untuk mendeteksi dan mengantisipasi secara dini isu yang bergulir di tengah masyarakat. Juga sebagai analisis informasi publik serta kebijakan dan publikasi, di mana memanfaatkan hasil dari trending topik dan analisis sentimen untuk membaca aspirasi atau isu yang sedang berkembang di masyarakat, kemudian menjadikannya sebagai salah satu sumber pijakan dalam penentuan kebijakan.
"Bentuk monitoring isu pemerintah Provinsi NTB ialah dengan memiliki Sistem Komando Terpusat yang secara terus menerus memonitor isu publik sebagai wujud Management Trust," kata Najamuddin.
Sementara itu, Emilia Bassar pada paparannya menambahkan, monitoring isu penting untuk dilakukan karena bisa membantu organisasi menangkap isu lebih awal, membantu organisasi belajar dari kesalahannya, mendorong keragaman pemikiran dan pendapat serta menemukan hubungan sebab akibat.
"Tahap riset yang bisa kita lakukan saat monitoring isu adalah dengan memulai persiapan merumuskan masalah, merancang metodologi lalu dalam pelaksanaannya melaksanakan survei atau polling kuantitatif serta kualitatif dan yang terakhir adalah memberikan kesimpulan akan laporan riset dan rekomendasi," kata Emilia.
Di hari kedua acara dilanjutkan dengan pemaparan yang diberikan oleh Ahmed Kurnia yang mengatakan bahwa monitoring isu dalam media merupakan kegiatan pemantauan atas sebuah isu tertentu. Pengukurannya dilakukan sebagaimana kecenderungan, pola, sentimen dan tren suatu isu tertentu dalam sebuah lembaga atau institusi.
"Isu bisa muncul apabila ada kesenjangan antara harapan dan kenyataan terhadap implementasi kebijakan yang diinginkan publik dan jika kesenjangan itu terus membesar maka akan memicu konflik atau krisis," kata Ahmed.
Sesi terakhir pada Bimtek ditutup oleh pemaparan mengenai analisis isu publik di media sosial yang diisi oleh Ismail Fahmi. Ia mengatakan, ketika membaca sebuah berita kita harus melihat rekomendasi dan analisis terlebih dahulu. Hal ini sangat penting dilakukan sebagai sebuah riset dan analisis data.
"Publik sekarang ini menyampaikan berita secara real time, tanpa diminta pasti langsung share khususnya di media sosial. Kelebihannya untuk kita adalah tanpa perlu survei dan tanya terlebih dahulu, kita bisa menangkap langsung apa yang disampaikan. Sementara kekurangannya adalah ketika itu sesuatu yang negatif, maka akan cepat viral. Untuk itu dibutuhkannya rekomendasi dan survei media terpercaya agar kita bisa mendapatkan sebuah berita yang valid," kata Ismail.
Najamuddin Amy juga menjelaskan bahwa tujuan monitoring isu ini adalah sebagai fungsi komando dan olah data, yakni untuk mendeteksi dan mengantisipasi secara dini isu yang bergulir di tengah masyarakat. Juga sebagai analisis informasi publik serta kebijakan dan publikasi, di mana memanfaatkan hasil dari trending topik dan analisis sentimen untuk membaca aspirasi atau isu yang sedang berkembang di masyarakat, kemudian menjadikannya sebagai salah satu sumber pijakan dalam penentuan kebijakan.
"Bentuk monitoring isu pemerintah Provinsi NTB ialah dengan memiliki Sistem Komando Terpusat yang secara terus menerus memonitor isu publik sebagai wujud Management Trust," kata Najamuddin.
Sementara itu, Emilia Bassar pada paparannya menambahkan, monitoring isu penting untuk dilakukan karena bisa membantu organisasi menangkap isu lebih awal, membantu organisasi belajar dari kesalahannya, mendorong keragaman pemikiran dan pendapat serta menemukan hubungan sebab akibat.
"Tahap riset yang bisa kita lakukan saat monitoring isu adalah dengan memulai persiapan merumuskan masalah, merancang metodologi lalu dalam pelaksanaannya melaksanakan survei atau polling kuantitatif serta kualitatif dan yang terakhir adalah memberikan kesimpulan akan laporan riset dan rekomendasi," kata Emilia.
Di hari kedua acara dilanjutkan dengan pemaparan yang diberikan oleh Ahmed Kurnia yang mengatakan bahwa monitoring isu dalam media merupakan kegiatan pemantauan atas sebuah isu tertentu. Pengukurannya dilakukan sebagaimana kecenderungan, pola, sentimen dan tren suatu isu tertentu dalam sebuah lembaga atau institusi.
"Isu bisa muncul apabila ada kesenjangan antara harapan dan kenyataan terhadap implementasi kebijakan yang diinginkan publik dan jika kesenjangan itu terus membesar maka akan memicu konflik atau krisis," kata Ahmed.
Sesi terakhir pada Bimtek ditutup oleh pemaparan mengenai analisis isu publik di media sosial yang diisi oleh Ismail Fahmi. Ia mengatakan, ketika membaca sebuah berita kita harus melihat rekomendasi dan analisis terlebih dahulu. Hal ini sangat penting dilakukan sebagai sebuah riset dan analisis data.
"Publik sekarang ini menyampaikan berita secara real time, tanpa diminta pasti langsung share khususnya di media sosial. Kelebihannya untuk kita adalah tanpa perlu survei dan tanya terlebih dahulu, kita bisa menangkap langsung apa yang disampaikan. Sementara kekurangannya adalah ketika itu sesuatu yang negatif, maka akan cepat viral. Untuk itu dibutuhkannya rekomendasi dan survei media terpercaya agar kita bisa mendapatkan sebuah berita yang valid," kata Ismail.
Lihat Juga :
tulis komentar anda