Dukung UMKM Go Digital Dampak Pandemi, BSSN Dorong CSIRT Bekerja Maksimal
Jum'at, 08 Oktober 2021 - 10:21 WIB
BANYUWANGI - Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN) terus mendukung percepatan pemulihan ekonomi karena dampak pandemi Covid-19. Salah satunya melakukan sinergisitas dengan Pemerintah Banyuwangi untuk mendorong para pelaku UMKM Go digital.
BSSN dan Pemerintah Kabupaten Banyuwangi menggelar Talkshow daring Bersama #siberminBaPer bertajuk “Kita dan UMKM Go Digital” menghadirkan Kepala BSSN, Letjen TNI (Purn) Hinsa Siburian sebagai keynote speaker, Bupati Banyuwangi Ipuk Fiestiandani Azwar, Pelaku usaha Go Digital Annisa Febby, serta Direktur Keamanan Siber dan Sandi Keuangan, Perdagangan dan Pariwisata BSSN, Edit Prima.
Dalam paparannya, Hinsa mengatakan dalam aktivitas siber terdapat aspek kesejahteraan masyarakat. Pada 2020 transaksi ekonomi digital di Indonesia mencapai USSD 44 miliar. Angka yang sangat besar dan sangat berpengaruh terhadap pertumbuhan ekonomi masyarakat di Indonesia. Maka, pemerintah melihat peluang yang sangat besar pada transaksi ekonomi digital. Namun, seiring dengan besarnya potensi ekonomi digital yang ada, ancaman kejahatan siber juga akan meningkat.
Maksimalkan CSIRT
Hinsa mengungkapkan Revolusi Industri 4.0 menuntut pelaku Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) untuk memahami dan menguasai digitalisasi demi menunjang bisnis UMKM. “Namun sebaliknya, di ruang siber juga terdapat ancaman dan serangan yang dapat merugikan dan membahayakan hidup dan kehidupan manusia. Faktor penyebab ancaman siber antara lain tindak kejahatan dan human error,” kata Hinsa, Kamis (7/10)
Ancaman siber dapat bersifat teknis dan bersifat sosial. Ia menegaskan perlu disadari bahwa semakin tinggi tingkat pemanfaatan Teknologi Informasi Komunikasi akan berbanding lurus dengan risiko dan ancaman keamanannya. Risiko dan ancaman keamanan ini juga tak luput bagi UMKM yang telah memanfaatkan media siber seperti media sosial, website, dan platform marketplace dalam menjalankan usahanya.
Hinsa menambahkan, menghadapi serangan di ruang siber, tentu negara harus hadir. Bapak Presiden Joko Widodo, ungkap Hinsa telah mengamanatkan BSSN bertanggung jawab untuk melaksanakan tugas pemerintahan di bidang keamanan siber dan sandi, maka BSSN terus berbenah dalam berbagai bidang, antara lain di bidang peningkatan Sumber Daya Manusia, Tata kelola, dan Teknologi Keamanan Siber.
Untuk meminimalisasi serangan siber tersebut, BSSN akan memaksimalkan Tim Computer Security Incident Response Team (CSIRT) atau Tim Tanggap Insiden Keamanan Siber.
CSIRT merupakan salah satu program prioritas nasional (major project) yang dituangkan dalam Perpres No. 18 Tahun 2020 tentang RPJMN 2020-2024.
BSSN dan Pemerintah Kabupaten Banyuwangi menggelar Talkshow daring Bersama #siberminBaPer bertajuk “Kita dan UMKM Go Digital” menghadirkan Kepala BSSN, Letjen TNI (Purn) Hinsa Siburian sebagai keynote speaker, Bupati Banyuwangi Ipuk Fiestiandani Azwar, Pelaku usaha Go Digital Annisa Febby, serta Direktur Keamanan Siber dan Sandi Keuangan, Perdagangan dan Pariwisata BSSN, Edit Prima.
Dalam paparannya, Hinsa mengatakan dalam aktivitas siber terdapat aspek kesejahteraan masyarakat. Pada 2020 transaksi ekonomi digital di Indonesia mencapai USSD 44 miliar. Angka yang sangat besar dan sangat berpengaruh terhadap pertumbuhan ekonomi masyarakat di Indonesia. Maka, pemerintah melihat peluang yang sangat besar pada transaksi ekonomi digital. Namun, seiring dengan besarnya potensi ekonomi digital yang ada, ancaman kejahatan siber juga akan meningkat.
Maksimalkan CSIRT
Hinsa mengungkapkan Revolusi Industri 4.0 menuntut pelaku Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) untuk memahami dan menguasai digitalisasi demi menunjang bisnis UMKM. “Namun sebaliknya, di ruang siber juga terdapat ancaman dan serangan yang dapat merugikan dan membahayakan hidup dan kehidupan manusia. Faktor penyebab ancaman siber antara lain tindak kejahatan dan human error,” kata Hinsa, Kamis (7/10)
Ancaman siber dapat bersifat teknis dan bersifat sosial. Ia menegaskan perlu disadari bahwa semakin tinggi tingkat pemanfaatan Teknologi Informasi Komunikasi akan berbanding lurus dengan risiko dan ancaman keamanannya. Risiko dan ancaman keamanan ini juga tak luput bagi UMKM yang telah memanfaatkan media siber seperti media sosial, website, dan platform marketplace dalam menjalankan usahanya.
Hinsa menambahkan, menghadapi serangan di ruang siber, tentu negara harus hadir. Bapak Presiden Joko Widodo, ungkap Hinsa telah mengamanatkan BSSN bertanggung jawab untuk melaksanakan tugas pemerintahan di bidang keamanan siber dan sandi, maka BSSN terus berbenah dalam berbagai bidang, antara lain di bidang peningkatan Sumber Daya Manusia, Tata kelola, dan Teknologi Keamanan Siber.
Untuk meminimalisasi serangan siber tersebut, BSSN akan memaksimalkan Tim Computer Security Incident Response Team (CSIRT) atau Tim Tanggap Insiden Keamanan Siber.
CSIRT merupakan salah satu program prioritas nasional (major project) yang dituangkan dalam Perpres No. 18 Tahun 2020 tentang RPJMN 2020-2024.
tulis komentar anda