Hari Tani Nasional, GMNI Soroti Krisis Regenerasi Petani
Sabtu, 25 September 2021 - 17:52 WIB
Untuk itu, GMNI memberikan rekomendasi kepada pemerintah untuk memperketat alih fungsi lahan pertanian produktif dan memberikan perlindungan harga di tingkat usaha tani.
Menurut Arjuna, di daerah sentra produksi pertanian masih banyak Pemerintah Daerah yang tidak mengintegrasikan lahan sawah produktif ke dalam Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW). Sehingga lahan produktif dibangun dengan serampangan oleh Pemerintah daerah.
"Pemerintah pusat harus menertibkan daerah yang tidak mengintegrasikan lahan pertanian produktif ke dalam RTRW mereka. Bahkan seringkali banyak manipulasi data. Pemerintah daerah enggan mempertahankan lahan sawah produktif, karena dianggap lebih menguntungkan jika dibangun menjadi pabrik, mall dan real estate," ungkap Arjuna
Selain itu, GMNI meminta pemerintah dan semua elemen pemuda untuk mempercepat transformasi teknologi dan digital di sektor pertanian guna meningkatkan kesejahteraan serta mewujudkan ketahanan pangan nasional secara jangka panjang.
Menurut Arjuna, Pemuda bisa berperan melalui digitalisasi untuk mencapai praktik agribisnis yang baik dan presisi. Dengan teknologi digital diharapkan terjadi peningkatan pendapatan petani sedikitnya 50 persen, serta perbaikan produktivitas.
"Pemuda bisa berperan melalui percepatan transformasi teknologi digital. Ini penting untuk mencapai praktik agribisnis yang lebih presisi dari hulu sampai ke hilir, bukan cuma soal marketing. Pemuda harus mendorong konsep pertanian berbasis teknologi yang bertumpu kepada observasi dan pengukuran yang menghasilkan data. Data ini menjadi penentu kegiatan kerja bercocok tanam yang efektif dan efisien," tutupnya.
Menurut Arjuna, di daerah sentra produksi pertanian masih banyak Pemerintah Daerah yang tidak mengintegrasikan lahan sawah produktif ke dalam Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW). Sehingga lahan produktif dibangun dengan serampangan oleh Pemerintah daerah.
"Pemerintah pusat harus menertibkan daerah yang tidak mengintegrasikan lahan pertanian produktif ke dalam RTRW mereka. Bahkan seringkali banyak manipulasi data. Pemerintah daerah enggan mempertahankan lahan sawah produktif, karena dianggap lebih menguntungkan jika dibangun menjadi pabrik, mall dan real estate," ungkap Arjuna
Selain itu, GMNI meminta pemerintah dan semua elemen pemuda untuk mempercepat transformasi teknologi dan digital di sektor pertanian guna meningkatkan kesejahteraan serta mewujudkan ketahanan pangan nasional secara jangka panjang.
Menurut Arjuna, Pemuda bisa berperan melalui digitalisasi untuk mencapai praktik agribisnis yang baik dan presisi. Dengan teknologi digital diharapkan terjadi peningkatan pendapatan petani sedikitnya 50 persen, serta perbaikan produktivitas.
"Pemuda bisa berperan melalui percepatan transformasi teknologi digital. Ini penting untuk mencapai praktik agribisnis yang lebih presisi dari hulu sampai ke hilir, bukan cuma soal marketing. Pemuda harus mendorong konsep pertanian berbasis teknologi yang bertumpu kepada observasi dan pengukuran yang menghasilkan data. Data ini menjadi penentu kegiatan kerja bercocok tanam yang efektif dan efisien," tutupnya.
(maf)
Lihat Juga :
tulis komentar anda