PKS Tolak Sekolah Dibuka saat Corona: Itu Sama Saja Pertaruhkan Nyawa
Minggu, 31 Mei 2020 - 07:51 WIB
Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak juga menyampaikan bahwa hingga 28 Mei 2020, total anak-anak yang terpapar Covid-19 mencapai 5 persen dari total kasus yang dilaporkan ke pemerintah.
"Kasus kematian anak Indonesia karena Covid-19 paling tinggi se-Asia. Jika tidak menyiapkan seluruh faktor pendukungnya, maka sekolah dapat menjadi mata rantai baru penularan Covid-19," ujar anggota Komisi IX DPR ini.
Menurut dia, perlu pikirkan bagaimana cara anak berangkat ke sekolah, bagaimana anak berinteraksi dengan sesamanya dan para guru. "Bagaimana faktor kebersihan sarana dan prasarana sekolah, bagaimana mengatur rasio jumlah siswa per kelas?" tanya Netty.
Maka itu, dirinya meminta pemerintah belajar dari negara lain seperti Perancis dan Korea Selatan. "Ketika Perancis mulai membuka sekolah, ditemukan ada 70 kasus baru. Sementara di Korea Selatan ada 79 kasus baru. Apa kita ingin seperti itu juga? Jangan lah coba-coba kebijakan yang pertaruhannya adalah nyawa," tuturnya.
Selain itu, lanjut Netty, berdasarkan laporan KPAI baru ada 18 persen sekolah yang siap dengan protokol kesehatan pencegahan Covid-19, sementara 80 persen lebih lainnya tidak siap.
"Ini membuktikan pembukaan sekolah saat ini berbahaya dan penuh pertaruhan, bahkan banyak orangtua yang khawatir jika pembukaan sekolah tetap dipaksakan," kata Netty.
Sekadar informasi, saat ini beredar petisi online yang sudah ditandatangani lebih dari 60 ribuan orang, meminta agar pembukaan sekolah di tengah pandemi Covid-19 ditunda.
"Kasus kematian anak Indonesia karena Covid-19 paling tinggi se-Asia. Jika tidak menyiapkan seluruh faktor pendukungnya, maka sekolah dapat menjadi mata rantai baru penularan Covid-19," ujar anggota Komisi IX DPR ini.
Menurut dia, perlu pikirkan bagaimana cara anak berangkat ke sekolah, bagaimana anak berinteraksi dengan sesamanya dan para guru. "Bagaimana faktor kebersihan sarana dan prasarana sekolah, bagaimana mengatur rasio jumlah siswa per kelas?" tanya Netty.
Maka itu, dirinya meminta pemerintah belajar dari negara lain seperti Perancis dan Korea Selatan. "Ketika Perancis mulai membuka sekolah, ditemukan ada 70 kasus baru. Sementara di Korea Selatan ada 79 kasus baru. Apa kita ingin seperti itu juga? Jangan lah coba-coba kebijakan yang pertaruhannya adalah nyawa," tuturnya.
Selain itu, lanjut Netty, berdasarkan laporan KPAI baru ada 18 persen sekolah yang siap dengan protokol kesehatan pencegahan Covid-19, sementara 80 persen lebih lainnya tidak siap.
"Ini membuktikan pembukaan sekolah saat ini berbahaya dan penuh pertaruhan, bahkan banyak orangtua yang khawatir jika pembukaan sekolah tetap dipaksakan," kata Netty.
Sekadar informasi, saat ini beredar petisi online yang sudah ditandatangani lebih dari 60 ribuan orang, meminta agar pembukaan sekolah di tengah pandemi Covid-19 ditunda.
(dam)
Lihat Juga :
tulis komentar anda