Creative Destruction
Selasa, 21 April 2020 - 16:01 WIB
Berdasarkan kajian yang sudah dilakuan, pandemi ini tidak hanya menghambat persediaan barang, namun juga melemahkan permintaan masyarakat. Covid-19 membuat pergerakan konsumen semakin jarang untuk keluar rumah, sehingga frekuensi transaksi akan relatif lebih rendah, akhirnya mendorong tingkat konsumsi menurun drastis.
Secara psikologis, Covid-19 membuat para pelaku ekonomi menghadapi ketidakpastian, sehingga konsumen dan perusahaan akan cenderung melakukan “wait and see” dalam keputusan ekonominya, atau dengan kata lain menahan kegiatan konsumsi, produksi dan bahkan investasinya.
Sebelum banyak perusahaan tutup atau merugi akibat perubahan pola dan saluran konsumsi masyarakat yang terjadi saat ini, ternyata jauh di awal abad 20 hal ini telah sejak lama diramalkan oleh seorang ekonom kebangsaan Austria yang kemudian menjadi guru besar di Harvard, Joseph Alois Schumpeter.
Menurut Schumpeter, terdapat dua hal yang akan memantik revolusi ekonomi yakni kreativitas dan inovasi, di mana Schumpeter menyebutnya sebagai “Creative Destruction”. Hanya kreativitas dan inovasilah yang akan merubah struktur ekonomi dari dalam, menghancurkan model lama secara instan, dan secara instan pula menciptakan model ekonomi baru (Schumpeter, 1950).
Saat ini yang diperlukan Indonesia adalah kreativitas dan inovasi, baik dalam produksi maupun perdagangan dan distribusi. Produk baru, metode produksi baru, sumber bahan baku baru, eksploitasi pasar baru, cara bisnis baru merupakan tipe inovasi yang dapat dilakukan oleh pemilik bisnis untuk melakukan transformasi pada bisnisnya. Bila kelima cara ini terus dilakukan, maka bisnis akan menjadi lebih dinamis dan lebih mungkin untuk sustain.
Pada beberapa tahun terakhir, inovasi dan kreativitas dalam dunia usaha ditunjukkan secara nyata oleh Gojek dan Grab. Inovasi tersebut berpotensi mendisrupsi bisnis transportasi konvensional. Tak hanya itu, berbagai media online berbasis internet telah menggerus bisnis media cetak (surat kabar dan majalah) bahkan mengancam bisnis televisi, bahkan kini juga toko online telah berhasil mengubah cara orang berbelanja.
Meski inovasi dan kreativitas tersebut mendisrupsi bisnis konvensional yang telah ada, namun tak dapat dipungkiri bahwa kehadiran teknologi bersamaan dengan inovasi dan kreativitas mampu menghasilkan lapangan kerja baru dan memberikan nilai tambah bagi perekonomian.
Kretifitas yang diperlukan saat ini tentu mereformulasi cara bisnis menjadi lebih efisien dan terbuka dalam menerima nilai-nilai baru. Inovasi dan kreativitas adalah komponen penting dalam menciptakan sebuah peluang usaha mencapai efisiensi. Semua bisnis atau usaha yang maju dan berkembang menerapkan upaya kreatif dan inovatif. Tanpa itu, Indonesia akan menjalani kehidupan yang sama seperti periode sebelumnya
New Normal?
Teknologi informasi telah mengubah manusia dari peradaban time series menjadi real time. Wabah Covid-19 memaksa masyarakat dari berbagai usia dan golongan untuk mulai “melek” dan beradaptasi dengan teknologi. Pembatasan sosial memaksa kegiatan pendidikan dari mulai jenjang Sekolah Dasar (SD) hingga perguruan tinggi melaksakan kegiatan belajar mengajar dari rumah masing-masing secara daring.
Secara psikologis, Covid-19 membuat para pelaku ekonomi menghadapi ketidakpastian, sehingga konsumen dan perusahaan akan cenderung melakukan “wait and see” dalam keputusan ekonominya, atau dengan kata lain menahan kegiatan konsumsi, produksi dan bahkan investasinya.
Sebelum banyak perusahaan tutup atau merugi akibat perubahan pola dan saluran konsumsi masyarakat yang terjadi saat ini, ternyata jauh di awal abad 20 hal ini telah sejak lama diramalkan oleh seorang ekonom kebangsaan Austria yang kemudian menjadi guru besar di Harvard, Joseph Alois Schumpeter.
Menurut Schumpeter, terdapat dua hal yang akan memantik revolusi ekonomi yakni kreativitas dan inovasi, di mana Schumpeter menyebutnya sebagai “Creative Destruction”. Hanya kreativitas dan inovasilah yang akan merubah struktur ekonomi dari dalam, menghancurkan model lama secara instan, dan secara instan pula menciptakan model ekonomi baru (Schumpeter, 1950).
Saat ini yang diperlukan Indonesia adalah kreativitas dan inovasi, baik dalam produksi maupun perdagangan dan distribusi. Produk baru, metode produksi baru, sumber bahan baku baru, eksploitasi pasar baru, cara bisnis baru merupakan tipe inovasi yang dapat dilakukan oleh pemilik bisnis untuk melakukan transformasi pada bisnisnya. Bila kelima cara ini terus dilakukan, maka bisnis akan menjadi lebih dinamis dan lebih mungkin untuk sustain.
Pada beberapa tahun terakhir, inovasi dan kreativitas dalam dunia usaha ditunjukkan secara nyata oleh Gojek dan Grab. Inovasi tersebut berpotensi mendisrupsi bisnis transportasi konvensional. Tak hanya itu, berbagai media online berbasis internet telah menggerus bisnis media cetak (surat kabar dan majalah) bahkan mengancam bisnis televisi, bahkan kini juga toko online telah berhasil mengubah cara orang berbelanja.
Meski inovasi dan kreativitas tersebut mendisrupsi bisnis konvensional yang telah ada, namun tak dapat dipungkiri bahwa kehadiran teknologi bersamaan dengan inovasi dan kreativitas mampu menghasilkan lapangan kerja baru dan memberikan nilai tambah bagi perekonomian.
Kretifitas yang diperlukan saat ini tentu mereformulasi cara bisnis menjadi lebih efisien dan terbuka dalam menerima nilai-nilai baru. Inovasi dan kreativitas adalah komponen penting dalam menciptakan sebuah peluang usaha mencapai efisiensi. Semua bisnis atau usaha yang maju dan berkembang menerapkan upaya kreatif dan inovatif. Tanpa itu, Indonesia akan menjalani kehidupan yang sama seperti periode sebelumnya
New Normal?
Teknologi informasi telah mengubah manusia dari peradaban time series menjadi real time. Wabah Covid-19 memaksa masyarakat dari berbagai usia dan golongan untuk mulai “melek” dan beradaptasi dengan teknologi. Pembatasan sosial memaksa kegiatan pendidikan dari mulai jenjang Sekolah Dasar (SD) hingga perguruan tinggi melaksakan kegiatan belajar mengajar dari rumah masing-masing secara daring.
Lihat Juga :
tulis komentar anda